Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) berniat menjadikan Belanda
sebagai kiblat sepak bola Indonesia. Setelah merekrut Wim Rijsbergen
sebagai pelatih timnas, PSSI kembali mendatangkan instruktur pelatih
asal Belanda, Albert Pentury.
"Dia
instruktur pelatih di KNVB (Asosiasi Sepak Bola Belanda). Albert akan
melakukan pembinaan usia muda dan mensertifikasi para pelatih," kata
koordinator timnas, Bob Hippy, di kantornya di kawasan Gelora Bung
Karno, Senin, 3 Oktober 2011.
Bob
mengatakan Albert akan memberi arahan kepada para pelatih sehingga
sistem kepelatihan di Indonesia nantinya akan seragam. Selama ini, kata
Bob, masing-masing pelatih memiliki metode berbeda. Kualitas mereka juga
masih dipertanyakan. "Di sini ada sekitar 2 ribu pelatih yang saya
tidak tahu kualitasnya," katanya.
Albert,
kata Bob, juga akan menertibkan sistem pemberian lisensi kepada para
pelatih. Selama ini ada sejumlah pelatih yang mendapatkan lisensi dengan
cara membayar. "Banyak pelatih lulus karena diloloskan atau membayar.
Nanti tidak akan ada lagi yang seperti ini," katanya.
Selain
itu, Bob melanjutkan, Albert juga akan menerapkan disiplin ketat kepada
para pemain usia muda. Dengan pengetatan disiplin kepada para pemain
muda ini, kata Bob, "Nantinya tidak akan ada lagi pemain di timnas
senior yang tak datang ketika dipanggil."
Bob
membantah jika kehadiran Albert ini akan membuat sepak bola Indonesia
akan menerapkan sistem dan gaya permainan Belanda secara bulat. Tugas
Albert, kata Bob, hanya menurunkan ilmu pembinaan usia muda kepada para
pelatih. "Mungkin memang akan ke sana (kiblatnya)," kata Bob.
Albert
Pentury sendiri sebenarnya bukan sosok asing bagi sepak bola Indonesia.
Meski melatih di Belanda, Pentury sebenarnya masih berdarah Maluku.
Pentury juga terlibat dalam pembangunan sekolah sepak bola di Maluku
yang dirintis sejak 2005 lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar