Pages

Solo Siap Jadi Tuan Rumah Kongres PSSI

Kota Solo pernah menorehkan sejarah bagi sepakbola Indonesia. Pada 1930 kali pertama Kongres PSSI digelar dan Ir Seoratin adalah orang pertama yang dipercaya memimpin PSSI waktu itu.

Keinginan mengulang kembali sejarah manis waktu itu, pihak pemerintah kota ingin menjadikan Kota Solo sebagai tuan rumah Kongres PSSI 30 Juni mendatang.

"Bila KN masih mempercayakan saya masuk dalam jajaran keanggotaan, saya akan usulkan Solo menjadi tempat penyelenggaraan Kongres," kata Wakil Walikota Solo, FX Rudi Rudyatmo saat bincang-bincang dengan VIVAnews.com, 1 Juni 2011.

Meski sudah tidak punya kepentingan sebagai anggota Komite Normalisasi lantaran sudah menyatakan mundur, namun ia berharap Agum Gumelar memilih kota Solo menjadi salah satu tempat untuk dipertimbangkan, mengingat sejarah Solo pernah sukses menggelar kongres PSSI untuk kali pertama.

Dia berharap dengan dipertimbangkannya Solo,s semangat kelahiran PSSI yang bermula di kota ini bisa membakar semangat para peserta kongres dan melalui Solo, roh PSSI akan lahir kembali.
"Saya berharap, semua pelaksanaan kongres itu berjalan lancar dan bisa menghasilkan ketua umum PSSI baru. Sepaya kisruh kongres kemarin 20 Mei tidak terulang lagi," ujarnya.

Bahkan, bila KN memberikan kepercayaan Solo sebagai tuan rumah, ia akan memberlakukan pelaksanaan kongres berjalan tertib dan lancar. Salah satunya pengamanan, bagi peserta yang tidak kompeten tidak bisa masuk ruang sidang.

Hal lain yang juga jadi perhatian adalah penggunaan tanda pengenal bagi peserta. "Bila pada kongres kemarin ID Card tanpa foto, kini kita akan berlakukan penggunaan foto bagi peserta,"

Dengan demikian, dengan menggunakan tanda pengenal yang dilengkapi foto akan mudah dikenali siapa-siapa orang yang diundang dan tidak diundang. Jelasnya akan lebih selektif.

sumber : vivanews

Viking Desak K78 Patuhi Keputusan FIFA

Kelompok suporter Persib Bandung, Viking, berharap semua pihak bisa memanfaatkan kesempatan yang diberikan FIFA untuk kembali menggelar Kongres, termasuk Kelompok 78.

FIFA melalui rapat Komite Eksekutif (Exco) Senin kemarin, 30 Mei 2011, akhirnya kembali memberi kesempatan kepada PSSI untuk menggelar Kongres sebelum tanggal 30 Juni 2011 mendatang.

Namun, ini adalah kesempatan terakhir yang dimiliki PSSI setelah dua kali gagal menggelar kongres. FIFA memutuskan jika hingga 30 Juni belum ada keputusan yang diketuk palu, maka otomatis Indonesia akan dijatuhi sanksi.

Keputusan Exco FIFA lainnya adalah tetap melarang empat orang--Arifin Panigoro, George Toisutta, Nurdin Halid, dan Nirwan Dermawan Bakrie--untuk dicalonkan dalam kongres mendatang.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Viking, Heru Joko, meminta semua pihak, khususnya Kelompok 78, untuk menghormati keputusan FIFA tersebut. "FIFA kembali tidak menghukum dan memberi kita kesempatan. Situasi ini harus dimanfaatkan dengan bagus. FIFA sudah memberikan keputusannya, dan harus kita ikuti," ujar Heru kepada VIVAnews.

Heru mendesak Kelompok 78 untuk tidak memaksakan kehendak dengan ngotot mencalonkan Arifin dan George dalam kongres mendatang. "Sudah jelas kan aturannya, keempat orang itu tidak bisa dicalonkan. Kelompok 78 harus mematuhi peraturan tersebut demi kemajuan sepakbola Bangsa. Jangan paksakan kehendak," Heru menegaskan.

Surat Permohonan

Kepada Yth.

Bapak Jendral George Toisuta.

Kepala Staff TNI-AD.

Dengan Hormat.

Bersama ini kami mohon dengan hormat agar dengan segala kebesaran hati Bapak sebagai satria dan prajurit sejati untuk mengundurkan diri dari pencalonan sebagai Ketua Umum PSSI demi masa depan sepakbola Indonesia.

Perlu kami mengingatkan bahwa Bapak adalah jendral aktif berjabatan sebagai Kepala Staff TNI-AD yang mempunyai arti bagian dari kekuasaan sebagai alat kekuatan negara dan berkedudukan di bawah Presiden sebagai Panglima Tertinggi, yang mana tidak diijinkan oleh lembaga tertinggi sepakbola dunia yang diakui yakni FIFA.

Demikian permohonan kami, besar harapan kami untuk diterimanya harapan kami ini.

Hormat kami,

Pecinta Sepakbola Indonesia

Sekelompok Remaja Merusak Bus Deltamania di Pasuruan

Sidoarjo -
Sekelompok remaja melempari bus yang disangka mengangkut Deltamania, suporter Deltras Sidoarjo, di Jalan Raya Pasuruan-Surabaya, Desa Tanjung, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Senin, 30 Mei 2011.



Batu-batu mereka lemparkan ke badan bus. "Jumlah pelaku sekitar sepuluh orang," kata pengemudi bus, Untung Slamet. Pelakunya, kata dia, langsung melarikan diri.



Sedangkan dua penumpang bus Akas N-7454-UR mengalami luka robek di bagian kepala. Polisi telah mengejar pelaku perusakan dan menahan empat orang yang diduga sebagai pelaku.



Mereka ditetapkan sebagai tersangka dan tengah menjalani pemeriksaan di Kepolisian Resor Sidoarjo. Pelaku adalah Toufiqurahman, 19 tahun, Herman Valentino, 19, dan Zainal Abidin, 19.



Ketiganya warga Kejapanan, Gempol. Adapun Adi Satrio, 19, warga Carat, Gempol. "Tersangka kemungkinan bertambah," kata Kepala Kepolisian Sektor Gempol, Komisaris Slamet Riyadi.

Penyidikan polisi menyebutkan, pelaku mengaku sebagai Bonekmania, suporter klub Persebaya. Aksi pelemparan ini merupakan aksi balas dendam antarkedua suporter klub bertetangga ini.



Kedua suporter bermusuhan, meski keduanya tak bermain dalam satu kompetisi yang sama. Deltras Sidoarjo bertanding dalam kompetisi Liga Super Indonesia sedangkan Persebaya berlaga di Liga Primer Indonesia.

"Kami sangka bus mengangkut Deltamania yang pulang dari Malang," kata tersangka Taufiqurahman. Ia mengaku sebelumnya telah dilempari suporter Deltamania saat menumpang kereta untuk mendukung Persebaya.



Apalagi Deltras Sidoarjo, Ahad malam, 29 Mei 2011, berlaga melawan Arema Indonesia di stadion Kanjuruhan Malang.

sumber tempointeraktif

Singo Cabik Lobster

MALANG – Janji tampil habis-habisan, tak sekadar di mulut. Pemain Arema sudah membuktikan semalam. Meski belum mendapat gaji, namun Zulkifli dkk tampil total. Nyaris seperti tidak ada masalah dalam skuad Singo Edan.

Hasilnya, Deltras Sidoarjo dibantai habis. Tiga gol bersarang ke gawang The Lobster. Meski sebenarnya, bisa selusin gol yang tercipta. Namun karena keputusan hakim garis yang sering salah, plus kekurangtenangan pemain, membuat laga berakhir dengan skor 3-0 (2-0). Gol kemenangan Arema, dicetak Chmelo Roman menit ke 37 dan Yongki Ariwibowo menit ke 38 dan 69.
Dengan kemenangan 3-0 ini posisi Arema di klasemen sementara naik satu tingkat menempati posisi ke empat. Sementara Persija menempati posisi ke tiga setelah sore kemarin mampu menahan imbang Sriwijaya FC 3-3.

Gol pertama Arema dipertandingan kemarin tercipta melalui umpan Esteban Guillen dari sektor kiri gawang lawan. Bola diumpan ke depan gawang lawan dan disambut heading tipis Yongki Ariwibowo. Sementara penjaga gawang Yanuar Firmanda yang masuk menggantikan Usman Pribadi, terlanjur keluar sarang. Bola jatuh tepat di kaki Roman Chmelo tanpa pengawalan pemain belakang lawan. Dengan sekali tendangan keras, bola merobek gawang Deltras. Kedudukan menjadi 1-0 untuk tuan rumah.
Keunggulan ini menjadi pelecut pemain-pemain Singo Edan lainnya. Terbukti, satu menit kemudian, Yongki Ariwibowo mampu menyogak gawang lawan. Gol kedua Arema ini bermula umpang dari Ahmad Bustomi dari sektor tengah langsung ke depan gawang.

Zulkifly dan Yongki langsung menyambutnya dan sempat duel dengan Yanuar Firmanda. Namun bola justru jatuh tepat di depan Yongki dan gawang sudah dalam keadaan kosong. Dengan mudanya, Yongki menendang bola dan membuat skor menjadi 2-0 untuk Arema.
Sementara satu gol lagi dicetak di babak ke dua melalui kaki Yongki Ariwibowo. Gol ketiga ini melalui kerja sama yang cantik antara Ahmad Bustomi, Sunarto dan Yongki.
Ahmad Bustomi memberikan umpan ke sayap yang ditempati Sunarto. Pemain asal Kecamatan Pakis ini lalu memberikan umpan ke Yongki Ariwibowo di depan gawang lawan. Dengan cerdiknya, striker asal Tulungagung ini menjebol gawang Deltras.

Dipertandingan kemarin, Arema tanpa diperkuat duo pemain Singapura. Arema membuka peluang ketika pertandingan baru berjalan di menit pertama. Melalui umpan lambungg Esteban Guillen ke depan gawang Deltras yang dijaga Usman Pribadi, Sunarto menyambutnya dengan heading. Hanya saja, bola terlalu tinggi padahal posisi Sunarto dalam keadaan bebas.
Tiga menit kemudian giliran Deltras mengancam melalui solo run yang dilakukan Danilo Fernando dari sektor sayap kanan. Mantan pemain Persik Kediri itu melakukan tendangan keras namun berhasil dihalau Roman Gollian.

Memasuki menit ke 12 Musafri membawa bola cepat di sektor kanan dan mampu melewati Zainuri. Musafri menempatkan bola ke tiang jauh namun mampu ditepis Usman Pribadi.
Peluang terbesar Arema melalui Zulkifly di menit ke 28. Dari sector kanan, Zulkifly melakukan tendangan keras langsung ke gawang. Namun bola keras mampu kembali dihalau Usman Pribadi.
Karena harus jatuh bangun mengamankan gawangnya, Usman Pribadi tidak bisa melanjutkan pertandingan karena cedera. Usman ditarik keluar dan digantikan Yanuar Firmanda.
Keluarnya Usman Pribadi inilah menjadi petaka bagi timnya. Terbukti, pemain-pemain Arema langsung memberondong dua gol langsung di babak pertama.

Jelang babak pertama usai, Macio Sauza memiliki kesempatan cetak gol melalui tendangan bebas dari luar kotak pinalti. Wasit Suharto memberikan hadiah tendangan bebas setelah Leonard Tumpamahu melakukan pelanggaran terhadap Wahyu.

Macio yang diberi tugas, melakukan tendangan keras tepat mengarah ke gawang Arema. Beruntung Kurnia Meiga mampu menepisnya. Hingga babak pertama usai, kedudukan tetap 2-0 untuk Arema.
Memasuki babak kedua, permainan semakin dikuasai pemain-pemain Singo Edan. Hampir sepanjang pertandingan, Arema terus mengurung pertahanan lawan. Hanya saja di babak kedua ini, Arema hanya mampu mencetak satu gol melalui Yongki Ariwibowo di menit ke 69.

Sebenarnya ada dua gol lagi yang disarangkan Yongki Ariwibowo di menit ke 53 dan TA Musafri di menit ke 61. Namun wasit menganggapnya kedua pemain ini dalam posisi off side.

Diawali Doa Bersama

MALANG –
Gelaran laga kandang Arema Indonesia menjamu Deltras Sidoarjo di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Minggu (29/5) malam, akan berlangsung spesial. Selain dua tim asal Jatim saling bentrok pada laga bertajuk ‘Derby Jatim’ itu, panpel Arema juga menggelar acara simpatik atas terjadinya kekisruhan di tubuh pesepakbolaan Indonesia.

Ya, mereka berniat melengkapi laga home itu dengan geberan doa bersama yang dipimpin tokoh forum lintas agama Kabupaten Malang dengan Aremania se Malang Raya. Sampai kemarin, panpel masih terus merapatkan barisan untuk menyusun agenda acara yang tepat. Tak terkecuali, panpel juga bersiap mengajukan permohonan izin kepada pengawas pertandingan (PP) di laga nanti.

Menurut keterangan Sudarmaji, Media Officer PT Arema Indonesia, usai doa bersama tersebut, diharapkan akan ada perubahan positif dari kekisruhan di pesepakbolaan tanah air. Termasuk, jangan sampai ada sanksi dari FIFA untuk PSSI yang bisa berdampak matinya persepakbolaan tanah air.

‘’Terkait hal ini, kami akan komunikasi dengan PP (pengawas pertandingan, Red) untuk acara doa bersama yang rencananya dipimpin oleh lima tokoh gama forum lintas agama Kabupaten Malang. Semoga nantinya, pesepakbolaan Indonesia yang berhubungan dengan hajat orang banyak, bisa lebih baik. Sedangkan tokoh-tokoh yang menaungi sepakbola Indonesia bisa dikuatkan hati, dan diberi solusi sepakbola Indonesia,” terangnya kepada Malang Post, petang kemarin.

Dalam kesempatan itu, Arema dan Aremania juga akan mendoakan kelangsungan skuad Arema bisa lancar. Setidaknya, problem finansial yang kini masih melanda tubuh Singo Edan mampu teratasi dan tidak sampai kembali terjadi kedepannya. Sehingga, tim juara bertahan Indonesia Super Liga (ISL) ini juga mampu meraih prestasi terbaik di setiap even yang dijalaninya kelak.

‘’Semoga, kondisi tim Arema kedepannya juga lancar. Karena itu, kami juga meminta dukungan supporter, dalam hal ini Aremania dengan hadir langsung ke stadion,” pungkas Darmaji.

Aremania Tuntut Pembubaran Kelompok 78

Setelah beberapan pekan lalu Aremania turun jalan, menyampaikan aspirasinya terkait kisruh di tubuh PSSI usai Kongres, kali ini suporter fanatik Arema itu kembali unjukrasa.

Ratusan Aremania dari seluruh korwil se Malang Raya tersebut, melakukan aksinya mulai dari depan Stasiun Kota Baru Malang hingga di depan Gedung DPRD Kota Malang, Jumat (27/05/2011).

Puluhan spanduk bertuliskan berbagai tuntutan dibentangkan di sepanjang jalan Tugu, depan gedung wakil rakyat setempat. Salah satu spanduk yang menonjol bertuliskan, "Bubarkan Kelompok 78".

Selain ada yang jalan kaki, ada juga yang naik sepada motor dan naik mobil yang membawa pengeras suara digunakan untuk orasi. Aremania yang ikut aksi bukan hanya dari kalangan Aremania muda, anak-anak. Tapi juga terlihat Aremania dan Aremanita usai lanjut.

Di depan gedung DPRD Kota Malang, sebelum menemui anggota DPRD Kota Malang, menyampaikan aspirasinya, terlebih dahulu melakukan orasi secara bergantian di atas mobil pick up.

"Kita tak ingin sepakbola Indonesia mendapat sanksi dari FIFA. Kalau FIFA memberikan sanksi kepada sepakbola kita, bagaimana nasib rakyat Papua yang tim jagonya sudah masuk laga level Asia," kata Tembel dengan teriakan lantang.

Tak lama setelah melakukan orasi, beberapa anggota dewan mendatangi peserta aksi. Terdiri dari Wakil Ketua DPRD KOta Malang, Priatmoko Witomo, Sri Untari, Arif Wahyudi, dan Abdul Hakim.

Para wakil rakyat yang menemui demo Aremania tersebut pada intinya, menyampaikan siap menyampaikan aspirasi yang disampaikan Aremani. "Kami akan mengirimkan langsung surat dari Aremania ke PSSI melalui fax nanti," kata Priatmoko Witomo.

Menurut Moko, begitu dia akrab disapa, pihaknya juga merasa prihatin dengan kisruh yang ada ditubuh PSSI yang tak kunjung usai itu. "Seharusnya, semua pihak tak saling mementingkan kepentingan kelompok dan sendirinya," katanya.

Aremania Menentang K78

Inilah Kerugian Timnas Bila PSSI Dihukum FIFA

Nasib persepakbolaan Indonesia di kancah internasional akan segera diputuskan di sidang Komite Eksekutif (Exco) FIFA pada 30 Mei 2011. Hasil dari sidang Exco ini akan berpengaruh pada nasib tim nasional Indonesia dan klub-klub yang bertanding di pentas Asia.

Agum Gumelar, sebagai Ketua Komite Normalisasi akan mendatangi markas FIFA di Zurich Swiss, Sabtu 28 Mei 2011. Agum akan melobi FIFA agar sepakbola Indonesia lolos dari ancaman sanksi menyusul kacaunya Kongres Nasional PSSI 20 Mei lalu. Perwakilan FIFA yang hadir merasa kecewa atas kekisruhan itu.

Rakyat Indonesia penggila sepakbola menaruh harapan besar kepada Agum. Sebab, jika sampai mendapat sanksi berat dari FIFA, seluruh komponen yang ada dalam lingkungan sepakbola Indonesia akan rugi.

Kerugiannya adalah sejumlah agenda internasional bagi tim Merah Putih dan klub sepakbola Indonesia bisa dibatalkan. Padahal, yang sudah di depan mata adalah pesta olahraga SEA Games di Tanah Air pada November nanti. Ditambah lagi, Persipura Jayapura baru saja lolos delapan besar Piala AFC.

Berikut adalah agenda Timnas-Klub 2011 di event Internasional yang akan hilang bila FIFA menjatuhkan sanksi ke PSSI.

1. 7-20 Juli, Piala AFF U-17 di Laos.
2. 16-23 Juli, Piala AFF U-23 di Indonesia
3. 23-27 Juli, Kualifikasi Piala Dunia
4. September, Persipura (babak 8 Besar Piala AFC)
5. 10-20 September, Piala AFF U-20 di Malaysia
6. 12-22 September, Kualifikasi Piala Asia U-19
7. 11-25 November, SEA Games di Indonesia, Palembang
8. 10-16 Desember, Piala AFF Futsal Indonesia

Sebagai informasi, sejauh ini sudah ada 17 negara anggota FIFA yang pernah menerima sanksi. Rata-rata kasusnya adalah intervensi dari pihak ketiga. Intervensi seperti itu biasanya campur tangan pemerintah.

Lagi, Aremania Turun Jalan

MALANG – Siang ini, usai salat Jumat, Aremania se Malang Raya bakal membirukan jalanan di Malang Raya. Mereka akan menggelar aksi simpatik di depan Gedung DPRD Kota Malang, untuk menyikapi pasca kekisruhan yang terjadi di kongres PSSI di Hotel Sultan Jakarta, 20 Mei lalu.

Komunitas suporter fanatik Arema Indonesia ini tidak ingin konflik itu menghasilkan sanksi dari FIFA. Apalagi rumornya FIFA bakal memberikan banned satu tahun untuk PSSI.
Kepastian turun jalan itu adalah hasil kesimpulan pertemuan Aremania yang dihadiri para perwakilan alias utusan 60 korwil dari total 222 korwil se Malang Raya di Aula Kantor Kelurahan Jodipan, Rabu (25/5) malam.

Pada pertemuan itu, mereka sepakat harus turun ke jalan untuk menyampaikan aspirasinya untuk menyelamatkan persepakbolaan Indonesia agar tidak kena sanksi. Pasalnya, jika PSSI sampai kena sanksi FIFA, Aremania yakin efek menyeluruh akan dirasakan seluruh masyarakat Indonesia.
‘’Jadi, kesimpulan pertemuan malam hari ini (Rabu, Red), teman-teman Aremania sepakat, setelah salat Jumat, kami menyampaikan aspirasi di depan Gedung DPRD Kota Malang, dimana aspirasi aksi ini dimaksudkan supaya Indonesia tidak terkena sanksi dari FIFA, karena efek dari sanksi itu akan dirasakan seluruh rakyat Indonesia,’’ ujar Antok Senyum, Aremania Jodipan sekaligus Kuasa Hukum Aremania.

Dia menjelaskan, saat menggelar aksinya, Aremania tidak menghujat dan memihak yang berseteru di kongres PSSI kemarin. Suporter militan Arema ini mengusung harapan Agum Gumelar, Ketua Komite Normalisasi saat bertemu FIFA di Swiss, bisa menjelaskan, apa yang terjadi di kongres bukan mencerminkan seluruh masyarakat sepakbola Indonesia.

Karena itulah, Antok meminta, semua unsur yang ada hubungannya dengan sepak bola, mulai dari SSB, pelatih dan tukang asongan bisa ikut bersama-sama hadir di aksi nanti.
‘’Sebab, ancaman sanksi FIFA ini dapat berimbas ke seluruh pihak. Mulai dari tukang parkir, penjual makan, penjual merchandise, sampai aktifitas tim, akan terpengaruh. Termasuk juga yang paling penting adalah mental adik-adik yang sekarang sudah berlatih main bola, lambat laun akan ikut rusak,’’ tambahnya.

Namun dalam aksi tersebut, tidak ada longmarch. Aremania hanya berkumpul di depan Gedung DPRD untuk mengeluarkan aspirasi. Aksi damai ini akan dikoordinatori Kaconk, Korwil Palem dan Tembel, Korwil Stasiun Kotabaru.

‘’Nantinya kami akan membawa spanduk panjang, dan akan ada tanda tangan Aremania dan masyarakat sepakbola Indonesia. Hal ini sebagai bentuk ungkapan kita. Harapannya supaya FIFA tidak sampai memberikan sanksi, agar semuanya tidak sampai terkena imbas dari kekisruhan yang terjadi di tubuh PSSI saat ini,’’ ujar Kaconk.

Aksi demo siang ini merupakan aksi kedua Aremania turun jalan menyikapi kekisruhan yang terjadi di PSSI. Sebelumnya, puluhan Aremania menggelarnya pada 14 Mei lalu, lantaran prihatin dengan kondisi PSSI yang terus berkecimuk seiring berencana menggelar pemilihan ketua umum (ketum).
Kala itu, mereka memandang, tubuh PSSI sudah syarat campur tangan politik. Aremania ingin tubuh PSSI segera damai dan menyusun langkah menuju lebih baik demi kemajuan pesepakbolaan tanah

Deltamania Datang Besar-Besaran

MALANG–Deltamania bertekad akan mendampingi tim kesayangannya, Deltras Sidoarjo saat bertandang ke Malang. Tepatnya, saat tim berjuluk The Lobster ini sedianya dijamu tuan rumah Arema Indonesia dalam lanjutan kompetisi Indonesia Super Liga (ISL), Minggu (29/5) nanti. Komunitas supporter asal Sidoarjo ini terus saling merapatkan barisan untuk memaksimalkan aksinya tret tet tet ke kandang singa.


Syaiful Bakirok, Ketua Deltamania mengatakan, Deltamania yang terbagi dari seluruh korwil Deltamania se Sidoarjo siap datang ke Malang untuk memberikan dukungan penuh tim Deltras. Kesepakatan itu dipastikan dari hasil pertemuan alias rapat bersama yang dilakukan perwakilan Deltamania di Sidoarjo, Selasa (24/5) malam, lalu. Deltamania menegaskan akan datang seluruhnya ke Malang.


‘’Kemarin (Selasa, Red), kami adakan rapat membahas tur ke Malang. Hasilnya, semua Deltamania berangkat ke Malang,” terang Bakirok saat dihubungi Malang Post, petang kemarin.

Dengan tekad itu, Deltamania bisa jadi bakal mengerahkan amunisi melebihi dari kuota yang sebelum dimintanya ke pihak Panpel Arema, yakni 1500 kuota. Permintaan yang disampaikan perwakilan Detamania, Bakirok dan Prambudi (Humas Deltamania) dengan datang ke Malang, Minggu (22/5) lalu itu sudah diamini panpel Singo Edan meski sejatinya Deltamania juga harus menyertakan surat tertulis ke Arema.


Deltamania sangat bersemangat hadir ke Malang untuk mendukung penuh tim kesayangannya berlaga. Meski sejatinya, mereka juga belum bisa memastikan dan menjamin para penggawa Deltras jadi ngluruk ke Malang. Pasalnya, pemain sempat mengancam mogok tanding hingga gelaran ISL berakhir buah sembilan bulan gajinya masih tertunggak oleh manajemen Deltras. Pemain tidak peduli meski Deltras harus terdegradasi ke Divisi Utama, musim depan.


‘’Mudah-mudahan saja jumlahnya lebih dari itu (1500 kuota, Red). Untuk masalah pemain, saya belum menjamin 100 persen berangkat ke Malang. Tapi, kami tetap optimis Deltras datang ke Malang dan bermain lawan Arema, apapun yang terjadi di kondisi tim saat ini,” pungkas Bakirok.


sumber | malang post

Pemain Mulai Emosi

MALANG
 Krisis financial yang menimpa AREMA terasa mulai melahirkan nuansa panas di tubuh tim. Beberapa pemain tampak memiliki ‘semangat’ yang berlebihan ketika menyelesaikan kewajibannya menjalani latihan rutinnya. Jika emosi tidak terkontrol, gesekan antar awak tim berpeluang terjadi disaat mereka bersiap menyelesaikan lima laga terakhir tim di Indonesia Super Liga (ISL).

Paling tidak, pemandangan itu sempat mewarnai sesi latihan tim yang digeber di Stadion Gajayana, pagi kemarin. Tiga pemain terlihat emosi dengan saling serang rekannya. Diawali ketegangan yang dilakukan Johan Ahmad Al Farizi dengan Chmelo ‘CR-9’ Roman usai saling berebut bola dalam small game. Selang beberapa menit, giliran Zulkifli Sukur dengan Chmelo Roman. Entah apa yang menjadi pemicu ketiganya yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Beruntung, mereka bisa saling mengontrol emosinya, meski beberapa pemain lainnya juga tampak coba menenangkan ketiganya. Tak ketinggalan, pelatih Arema Indonesia, Miroslav ‘Miro’ Janu juga tidak tinggal diam dan memanggil ketiganya sembari mengintruksikan agar ketiganya bisa lebih mengontrol emosinya saat berlatih. Tidak berselang lama, secara bergantian, mereka juga sudah berbaikan dengan saling bersalaman dan kemudian melanjutkan latihan hingga akhirnya geberan latihan berakhir.

Tidak ada yang bersuara soal hal ini. Mereka lebih memilih untuk kembali konsentrasi mempersiapkan diri membela Singo Edan menghadapi tamunya Deltras Sidoarjo, Minggu (29/5) nanti. Selain itu, seluruh awak Singo Edan berharap, manajemen Singo Edan bisa segera menyelesaikan krisis financial yang belum juga terselesaikan.

‘’Arema tetap latihan, normal latihan terus,” singkat Miroslav ‘Miro’ Janu, pelatih Arema Indonesia.
Terpisah, manajemen Arema juga menanti kebijakan positif dari Yayasan Arema terkait penyelesaian problem krisis financial yang melanda tubuh Singo Edan. Meski hingga kemarin, belum ada solusi tepat yang diambil manajemen Arema Indonesia untuk mengatasi krisis financial tim. Mereka pun belum juga mampu melunasi tunggakan pembayaran gaji tiga bulan pemain dan pelatih. Setidaknya, hal itu tidak sampai mempengaruhi konsentrasi awak pemain saat akan menyelesaikan lima laga pamungkas Arema di ISL.

‘’Soal pembayaran gaji tetap bergantung itikad bapak-bapak di yayasan. Karena itu kami sangat butuh agar bapak-bapak di yayasan segera memberikan kebijkan positif, agar tidak menganggu konsentrasi pemain. sebab secara psikis, juga khawatir dengan masa depan Arema. Jadi kami memohon untuk dipahami pengurus yayasan,” terang Sudarmaji, Media Officer PT Arema Indonesia, petang kemarin.

Inilah 10 Pentolan Kelompok 78

 Kelompok 78 disebut-sebut sebagai penyebab kegagalan Kongres PSSI pada 20 Mei 2011 di Hotel Sultan, Jakarta. Mereka melakukan
'hujan interupsi' sehingga Ketuan Komite Normalisasi, Agum Gumelar yang memimpin jalannya Kongres terpaksa menghentikannya.

Asal nama Kelompok 78 ini dari klaim telah mengantongi 78 pemilik hak suara di Kongres PSSI. Meski beberapa pihak menyebut jumlah itu telah berkurang.

Kelompok 78 tak lain penjelmaan kelompok yang menamakan diri Komite Penyelamat Persepakbolaan Nasional (KPPN) yang mengklaim didukung pemilik 84 suara di Kongres PSSI. Langkah KPPN/K78 ini sempat mengundang simpati ketika ingin melengserkan Nurdin Halid.

Tapi, simpati itu mulai menghilang seusai kegagalan Kongres PSSI 20 Mei. Apalagi, mereka ngotot mencalonkan George Toisutta dan Arifin Panigoro sebagai Ketua dan Wakil Ketua Umum PSSI meski FIFA sudah melarangnya bersama dua nama lainnya.

1. Wisnu Wardhana Wisnu merupakan Ketua DPRD Kota Surabaya dan Ketua PSSI cabang Surabaya. Ia juga menjadi anggota Partai Demokrat. Dalam berbagai kesempatan, Wisnu terlihat paling ngotot memperjuangkan kelompoknya.

2. Usman Fakaubun

Pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris Pengprov PSSI Papua ini belakangan mendapatkan hujatan dari warga Papua. Karena langkah Usman dan kelompoknya mengancam perjuangan klub Papua, Persipura Jayapura di pentas Asia, Piala AFC

3. Umuh Muchtar
Umuh masih menjabat sebagai manajer Persib Bandung. Pria yang akrab disapa Pak Haji ini disebut-sebut ingin membawa Persib ke pentas Liga Primer Indonesia (LPI) sehingga masuk Kelompok 78. Umuh menjadi figur di belakang layar Kelompok 78.

4. Hardiyandra
Pria ini masih menjabat sebagai Sekretaris Umum PSSI Jambi. Hardiyandra menjadi salah satu vokalis Kelompok 78 yang sempat menuntut mundur Ketua Normalisasi, Agum Gumelar.
5. Ahmad Riyadh Ahmad merupakan anggota Kelompok 78 yang dijadikan sebagai Ketua Komisi Banding Pemilihan, baik seusai Kongres PSSI Pekanbaru dan setelah terbentuknya Komite Normalisasi.
  
6. Harbiansyah Hanafiah Pria yang masih menjabat sebagai GM Persisam Putra Samarinda ini menjadi Ketua Komite Pemilihan versi Kelompok 78.
7. Yunus Nusi Eks Ketua DPD KNPI Kaltim ini mewakili Persisam Samarinda di Kongres PSSI. Yunus yang juga Direktur Bisnis Persisam ini sangat vokal di Kongres dan memicu 'hujan interupsi.'

8. Syahrial Damapolii 
Ketua Pengprov PSSI Sulut ini sempat menjadi Ketua KPPN. Syahrial juga menjadi figur di belakang layar Kelompok 78.

9. Syahril Tahir

Ketua Persiba Balikpapan ini sempat disebut-sebut telah melecehkan wartawan di Kongres. Tapi, Syahril membantahnya.

10. Tuty Dau
Ketua Tim Divisi I, Persepar Palangkaraya ini menjadi salah satu anggota Kelompok 78 wanita yang sangat vokal.


'Jangan Tergesa-gesa Gelar Kongres Lanjutan


Pemerhati sepakbola Indonesia yang tergabung dalam Badan Sepakbola Rakyat Indonesia (BASRI) berharap Komite Normalisasi mampu melobi dan bernegosiasi dengan FIFA agar Indonesia tidak dijatuhi sanksi.

Dan seandainya Indonesia diberi kesempatan kembali oleh FIFA untuk menggelar Kongres lanjutan, Komite Normalisasi diharapkan tidak melakukan
tindakan tergesa-gesa untuk menggelar Kongres PSSI.

"Sebaiknya diselesaikan terlebih dulu permasalahan di internal PSSI. Khususnya mengenai pemilik hak suara atau kelompok 78," ujar juru bicara Basri, Johanis Auri di Senayan, Rabu 25 Mei 2011.

Karena dibutuhkan waktu untuk proses penyelesaian permasalahan di tubuh PSSI ini, Johanis pun menilai waktu yang tepat untuk pelaksanaan Kongres PSSI lanjutan adalah setelah selesainya pelaksanaan SEA Games mendatang.

Sebelumnya, hal yang sama juga disampaikan anggota Komisi X DPR, Dedi Gumelar usai Rapat Dengar Pendapat bersama Menpora, KONI dan Komite Normalisasi, semalam.

Dedi menyatakan jika Lobi KN berhasil dan Indonesia diberi kesempatan menggelar Kongres kembali, maka lebih baik meminta waktu selama 6 bulan untuk persiapan.

"Waktu yang panjang itu juga sekaligus digunakan untuk mengevaluasi seluruh Pengurus PSSI Provinsi di Indonesia. Sehingga mereka tidak hanya gembar-gembor mempunyai hak suara saja (dalam Kongres), tapi kewajiban apa saja yang telah mereka tunaikan selama ini," ujar Dedi.

"Jadi, reformasi PSSI yang saat ini sedang berjalan, tidak hanya difokuskan di pusat saja. Melainkan sampai tingkat Provinsi hingga akar bawah," tandasnya.

• VIVAnews

Pengacau Kongres wajib di beri sanksi


Komisi X DPR meminta Komite Normalisasi menghukum pihak-pihak yang dianggap mengacau dalam Kongres PSSI akhir pekan lalu. Melalui Komisi Disiplin PSSI tindakan tegas tersebut akan dilakukan KN.
Kewenangan KN untuk menjatuhkan sanksi pada pihak yang dianggap melakukan kekacauan di Kongres PSSI disebut Agum Gumelar mungkin saja dilakukan. Proses tersebut akan ditempuh melalui Komisi Disiplin PSSI.
Dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi X DPR RI, Selasa (24/5/2011) malam WIB, Agum menegaskan, meski kongres gagal, KN hingga kini masih dapat wewenang untuk melaksanakan tugas keseharian. Dan termasuk dalam tugas keseharian tersebut adalah tetap menjalankan fungsi-fungsi organisasi semisal Komisi Disiplin.
“Soal kepengurusan PSSI sekarang. Sampai saat ini KN masih mendapat tugas untuk melaksanakan tugas-tugas keseharian, di mana pengurus lama dinyatakan tidak kredibel dan dalam posisi tidak melanjutkan. Dan fungsi-fungsi organisasi dalam PSSI juga masih berjalan. Komisi disiplin dan komisi banding tetap bekerja,” papar Agum di hadapan Komisi X DPR RI.
“Artinya, kepada mereka yang melakukan tindakan tidak senonoh dalam kongres, akan diberikan sanksi oleh komisi disiplin. Ini masih dalam proses. Jadi, kalau ada sanksi dari Komisi disiplin, saya minta dukungan dari Komisi X,” lanjut Agum.
Permintaan agar para pengacau di kongres dijatuhi sanksi muncul dalam rapat dengar pendapat tersebut. Komisi X menyesalkan keberadaan oknum yang dianggap dengan sengaja ingin menggagalkan kongres. Komisi X kemudian meminta KN melakukan sidang komisi disiplin untuk mereka yang sengaja membuat kericuhan dan menggagalkan kongres.
“Komisi disiplin PSSI sedang mempelajari, apakah ada pelanggaran disiplin yang dilakukan dalam kongres. Kalau ada, akan dilakukan tindakan. (Hukumannya) jangan tanya saya, tanya komisi disiplin,” timpal anggota KN Joko Driyono.
Sementara itu, terkait rencana keberangkatan ke Swiss, Agum juga meminta dirinya didampingi perwakilan dari Komisi X. “Dan saya berharap untuk keberangkatan saya ke Swiss, ada perwakilan dari Komisi X yang mendampingi. Terima kasih,” demikian tuntas Agum.

Sanksi FIFA, Mimpi Buruk Sepak Bola Indonesia

DESEMBER lalu, saat timnas PSSI tampil meyakinkan di Piala AFF 2010, banyak yang mengatakan bahwa momen itu akan menjadi titik balik kemajuan sepak bola Indonesia. Tetapi, lima bulan berselang, sepak bola Indonesia seolah terperosok ke jurang terdalam yang belum pernah terjadi sebelumnya.
 
Akibat kongres yang berjalan kacau Jumat lalu (20/5), PSSI terancam dijatuhi sanksi oleh FIFA. Meski sebagian pemilik suara masih percaya sanki itu tidak akan pernah ada, publik sepak bola saat ini sangat khawatir malapetaka tersebut segera tiba. 

Apa yang terjadi di kongres lalu akan dibahas dalam sidang Exco (Executive Committee) FIFA pada 30 Mei di markas FIFA di Zurich, Swiss. Kemudian, hasil keputusan sidang exco itu akan di-endorse pada kongres FIFA 1 Juni mendatang.
 
Soal sanksi, saat ini ada dua suara yang berkembang. Yaitu, yang setuju dan tidak. Yang setuju sanksi beralasan memang lebih baik Indonesia dikenai sanksi agar punya waktu untuk membenahi kompetisi dan sistem pembinaan yang selama ini berjalan tidak sebagaimana mestinya. Saat dirasa sudah siap bersaing, pihak-pihak terkait bisa memohon kepada FIFA untuk mencabut sanksi. Tentunya syarat-syarat pencabutan sanksi itu sudah terpenuhi.

Yang tidak setuju dengan jatuhnya sanksi juga punya alasan sangat kuat. Sebab, sanksi berarti sepak bola Indonesia akan "terpenjara" di negeri sendiri. Hubungan dengan sepak bola luar terputus sama sekali. Timnas Merah Putih di semua level dilarang berkompetisi di ajang apa pun di bawah FIFA.

Dari data yang dikumpulkan Jawa Pos di Sekretariat PSSI, pada 2011 saja even yang tidak bisa diikuti Indonesia jika ada sanksi, antara lain, SEA Games 2011 November (Indonesia tuan rumah), kualifikasi Piala Dunia 2014, AFC U-13, AFC U-19, AFF U-23 (Indonesia tuan rumah), AFF Futsal Championship, dan AFF U-16.

Selain itu, Indonesia dilarang mengikuti kursus-kursus, antara lain, AFC Youth Coaching Course, AFC Youth Referee Course, AFC LMO Course, AFC LGC Course, dan AFC Preparatory Course. Program tim SAD (Sociedad Anonima Deportiva) yang saat ini ikut berkompetisi di U-17 dan U-18 Uruguay juga bisa bubar. Pemain dan pelatih asing akan mudik ke negaranya.

Semua kursus, kepelatihan, dan penyegaran tidak bisa menggunakan instruktur dari AFC, apalagi FIFA. Itu berarti kesempatan wasit dan match official Indonesia untuk mendapatkan sertifikat dan lisensi pun hilang. Belum lagi sepak bola pantai dan sepak bola wanita yang juga turut dilarang. Delegasi-delagasi dari Indonesia pun tidak bisa lagi bertugas untuk AFF, AFC, memaupun FIFA. wartawan Indonesia pun tidak bisa mealukan peliputan resmi ke luar.

Tidak hanya itu, bantuan dana dari FIFA senilai USD 250 ribu setiap tahun juga akan dihentikan. Indonesia tidak boleh menerima proyek-proyek yang bersifat bantuan dari FIFA. "Saya tidak habis pikir dengan orang-orang yang seolah-olah menantang FIFA untuk menjatuhkan sanksi kepada PSSI," kata Iman Arif, deputi bidang teknik Badan Tim Nasional (BTN).

Iman Arif dengan BTN-nya adalah salah satu pihak yang sangat terpukul jika sanksi benar-benar jatuh. Sebab, BTN sudah melakukan banyak hal untuk menyiapkan tim yang akan berlaga di SEA Games pada November nanti. Di antaranya, menaturalisasi pemain keturunan Indonesia-Belanda. Para pemain juga baru saja digembleng dalam program character building yang digelar di Pusdik Kopassus, Batujajar, Jawa Barat.

Meski harapan untuk menghindari sanksi sangat tipis, upaya tetap dilakukan. Setelah ketua Komite Normalisasi (KN) Agum Gumelar berecana menemui Presiden FIFA Sepp Blatter pada 29 Mei atau sehari sebelum siding Exco FIFA digelar, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Andi Mallarangen juga berencana melakukan hal sama. "Kami akan melobi FIFA. Saya bersedia dengan senang hati kalau diminta menemui langsung (Sepp Blatter)," kata Andi kepada wartawan di Jakarta kemarin.

Menurut Andi, semua pihak pasti ingin yang terbaik untuk persepakbolaan Indonesia. Dia yakin, tidak ada satu pun pihak yang ingin membuat Indonesia terkena sanksi. "Sanksi berdampak sangat luas. Jangan sampai kesalahan segelintir orang harus disalahkan kepada seluruh stakeholder sepak bola," sambungnya

Mengenal Aremania Jalur Gaza

http://www.wearemania.net/korwil/mengenal-aremania-jalur-gaza.aspx?Itemid=124

Timo Scheunemann: Indonesia Tak Akan Dihukum FIFA

Pelatih Persema Malang Timo Scheunemann yakin Indonesia tak akan dihukum FIFA. Pelatih berdarah Jerman ini menilai tak ada dasar yang kuat bagi FIFA untuk memberi sanksi bagi Indonesia.

"Saya percaya tak ada sanksi. Teman teman saya di luar negeri juga mengatakan hal yang sama," tukasnya.

Di mata Timo, perderbatan yang terjadi di arena kongres kemarin masih dalam batas kewajaran. Pasalnya, ini forum tertinggi dalam sepakbola Indonesia dan sangat menentukan. Jadi, lanjut Timo, justru aneh, kalau Kongres berjalan adem ayem seperti yang terjadi di masa lalu.

"Semua tahu, sepakbola kita seperti apa. Tak ada prestasi lebih banyak masalah. Aneh kan, kalau kondisinya seperti itu, terus kongresnya adem ayem?" ujarnya.

Timo juga mengkritisi kehadiran wakil FIFA, Thierry Reggenass, di arena kongres.  Bagi sepakbola Indonesia, pria asal Prancis ini sulit dilupakan. "Wajar kalau peserta kurang percaya pada dia melihat track record-nya," ujarnya.

Jejak rekam Reggenass memang patut dipertanyakan. Dia pula, wakil FIFA yang hadir saat Kongres PSSI 2009 yang mempertegas Nurdin Halid layak jadi ketua PSSI walau berstatus mantan narapidana. Surat FIFA yang dirilis pada 2007 menyangkut larangan, saat itu sama sekali tak digubris oleh forum maupun Reggenass.

"Justru kalau mau sanksi harusnya sejak dulu. Saat Pak Nurdin jelas-jelas melanggar statuta," ucapnya.

Kepastian Bakrie Bergantung M Nur

MALANG-     Spekulasi perihal tim Arema tak layak jual dan tak diminati investor ternyata tidak terbukti. Setidaknya dari keterangan Presiden Klub Arema, Rendra Kresna, saat ini sebenarnya cukup banyak investor yang mau masuk ke Arema.
Tak dijelaskan satu per satu investor yang akan masuk tersebut. Rendra hanya mengaku, kehadiran investor tersebut masih menunggu kelengkapan pengurus dan Direksi PT Arema Indonesia yang nantinya manjelankan manajemen Arema.


Selain investor yang disebutkan Rendra, ada Bakrie Grup yang jauh-jauh hari telah menyatakan kesanggupannya membeli Arema. Pembelian Arema rencananya melalui Ijen Nirwana, sebagai salah satu unit usaha Bakrie Grup.
Namun sama seperti halnya investor yang masuk melalui Rendra Kresna, pihak Bakrie juga menghendaki adanya kejelasan manajemen. Baik pengurus Yayasan Arema maupun Direksi PT Arema Indonesia sampai saat ini belum jelas.


’’Inilah yang menjadi kesulitam investor untuk masuk, karena mereka bingung mau bertemu dengan siap, dan siapa yang akan bertanggung jawab secara legalitas formal,’’ ungkap Pelaksana Harian PT Arema Indonesia, Abriadi Muhara.
’’Untuk itu, Pak rendra ingin agar persoalan pengurus ini bisa segera diselesaikan, khususnya menyangkut kelengkapan pengurus, agar bisa meyakinkan investor yang akan masuk,’’ sambung pria yang juga bendahara PT Lapindo Minarak ini.


Sebagai salah satu orang kepercayaan dari unit usaha Bakrie Grup, Abriadi tentu  sangat menunggu kejelasan struktur pengurus Arema ini. Apalagi, hal ini juga menyangkut pemenuhan hak untuk pemain, official dan karyawan Arema.
Meski tak bisa dipungkiri, pihak Bakrie juga masih harus menunggu usaha yang tengah dilakukan oleh Ketua Yayasan Arema, Muhammad Nur. Bahkan sebenarnya bisa dikatakan, kepastian Bakrie sangat bergantung pada M. Nur.


Jika Ketua Yayasan Arema yang juga Pjs Direktur Utama PT Arema Indonesia itu mendapatkan investor seperti yang pernah disampaikannya, maka peluang dirinya untuk tetap di Arema cukup besar dan kemungkinan Bakrie bakal lepas dari Arema.
Kebetulan disaat bersamaan Nirwan Bakrie menyatakan keseriusannya untuk membeli Arema melalui Ijen Nirwana, pihak M. Nur mengaku tengah menunggu keputusan dari investor yang akan mendanai Arema.
Menurut pengakuan mantan Sekda Kota Malang ini, dalam dua hari ini, Rabu dan Kamis (26/5) bakal ada keputusan perihak konsorsium yang bakal menyelamatkan Arema. Sayang M. Nur tak mau menjelaskan calon konsorsium Arema itu.
Praktis, nasib Arema akan ditentukan lepas dari tanggal 26 Mei atau setelah hari Kamis besok. Kebetulan itu juga adalah batas terakhir untuk memastikan investor yang bakal mengelola tim Arema, untuk sisa musim ini dan musim depan.


Bisa investor yang dibawa oleh M. Nur atau Bakrie bakal masuk dengan resiko menggeser posisi M. Nur. Atau bukan dari keduanya, melainkan investor yang masuk melalui Rendra Kresna. Semua akan diputuskan dalam rapat Yayasan sebelum Arema menjamu Deltras Sidoarjo, Minggu (29/5) depan.
’’Untuk saat ini memang belum ada perkembangan postif untuk kepastian investor, yang jelas disampaikan Pak Rendra, sebelum Arema lawan Deltras diharapkan ada pertemuan antar Dewan Pengawas dan Ketua Yayasan dibantu Pak Rendra untuk putuskan nasib Arema,’’ ungkap manajer media officer Arema, Sudarmaji.



’’Kalau memang Ketua Yayasan membawa investor diminta segera memastikan seperti apa gambarannya, begitu juga kepada Dewan Pengawas segera memberikan celah hukum untuk memperbaiki struktur Yayasan, karena kewenangan Dewan pengawas sudah diatur dalam undang-undang  Yayasan dan AD-ART Yayasan,’’ sambungnya.

Dewan Pengawas Yayasan dalam hal ini adalah Bambang Winarno. Dosen Pascasarjana Fakultas Hukum Univeritas Brawijaya yang juga konsultan hukum ini sebelumnya telah menegaskan dirinya kini punya wewenang untuk menentukan Pembina Yayasan dan menyusuk kelengkapa pengurus Arema, lantaran Yayasan Arema tak lagi memiliki Pembina Yayasan. 

Tim Makin Krisis

MALANG – Besok adalah waktu terakhir bagi investor untuk memberikan kepastian jadi tidaknya menyelamatkan Arema. Meski sudah ada beberapa investor yang tertarik, salah satunya Bakrie Grup, namun lantaran belum ada perbaikan di manajemen, investor masih mengambil jarak. 

Namun kondisi tersebut berdampak cukup signifikan terhadap persiapan tim. Betapa tidak, meski Minggu (29/5) mendatang, Arema harus menjamu Deltras Sidoarjo. Kenyataannya hingga kemarin masih banyak pemain yang absen latihan pasca libur panjang selama sembilan hari, sudah diluar kewajaran. 


Bahkan memasuki hari kelima, ada 13 pemain yang tak hadir saat latihan di lapangan Abdurrahman Saleh, kemarin pagi. Tak hanya pemain yang absen sejak latihan hari pertama, Kamis (19/5) lalu, sebagian adalah pemain yang sebelumnya sudah latihan, namun kemarin tak datang. Banyak alasan yang membuat pemain-pemain ini tak datang latihan.


‘’Rata-rata pemain yang tidak latihan ini sudah izin, tapi macam-macam izinnya. Ada yang sakit, ada yang cedera, ada keperluan dan lain sebagainya,’’ ungkap asisten pelatih Arema, Joko Susilo perihal banyaknya pemain yang absen.


Terlepas alasan-alasan itu, paling utama adalah terkait persoalan finansial yang berdampak keterlambatan gaji pemain. Bahkan pelatih Arema, Miroslav Janu tak bisa berbuat apa-apa dengan banyaknya pemain yang tak datang latihan itu.


Miro mengaku pasrah, dengan pemain yang memilih absen tersebut. Kondisi pamain yang ‘malas berlatih’ ini pun telah disampaikan pelatih asal Republik Ceko ini kepada Presiden Klub Arema, Rendra Kresna, Senin (23/5) kemarin. .


‘’Ya, banyaknya pemain yang absen latihan ini imbas persoalan gaji itu, dan Miro sudah menyampaikannya kepada Pak Rendra. Semoga saja masalah ini bisa cepat diselesaikan agar tidak berlarut-larut,’’ sebut Pelaksana Harian PT Arema Indonesia, Abriadi Muhara.


Pemain yang tidak ikut latihan kemarin pagi diantaranya Kurnia Meiga, Ahmad Bustomi, Dendi Santoso, Aji Saka, Akhmad Kurniawan, Hermawan, Purwaka Yudhi, Irfan Raditya, Gunawan, Waluyo, Leonard Tumpamahu, Ridhuan dan Noh Alamshah.


Sedangkan 16 pemain yang kemarin ikut latihan adalah   Musafri, Roman Golian, Chmelo Roman, Esteban, Fakhrudin, Yongki, Roni, Alfarizi, Aunarto, Tommy Pranata, Zulkifli, Hendra Ridwan, Benny Wahyudi, Syaifudin, Juan Revi dan Amirudin.
‘’Susah latihan dengan kondisi seperti ini, pemain yang kemarin datang, sekarang tidak datang dan masih banyak pemain yang masih tidak datang, mau apa lagi,’’ ungkap Miro kepada Malang Post usai memimpin latihan, kemarin pagi.


Beberapa pemain muda yang memilih tak latihan setelah sebelumnya gabung latihan, mendapat kecaman dari Miro. Apalagi, saat ini tim Arema dalam program persiapan untuk pertandingan menghadapi Deltras Sidoarjo, Minggu (29/5) depan.
‘’Pagi ini (kemarin pagi, Red.), Miega tidak datang, dia tidak serius latihan, tidak respek. Bustomi juga tidak datang. Susah, sekarang mau apa lagi. Kalau tidak ada latihan, bagaimana bisa tampil lawan Deltras, kita tidak bisa turunkan pemain yang tidak latihan,’’ terang Miro.
Mantan pelatih Slavia Praha ini menegaskan, bahwa hanya pemain yang serius berlatih yang bakal diturunkannya menghadapi Deltras nanti. Sekalipun nanti, Arema kemungkinan bakal banyak diperkuat pemain muda, karena saat ini krisis pemain.


‘’Kita problem lini belakang, kita hanya ada satu stoper, Roman Golian saja. Kiper juga tidak ada, kita hanya ada satu kiper, Syaifudin. Tidak ada Aji Saka dan Meiga, saya tidak tahu kemana, kiper muda tidak mau ikut latihan, saya tidak mengerti ini,’’ jelas Miro.
‘’Kita latihan terus, dengan kondisi ini (banyak pemain absen, Red). Tapi tidak semua pemain yang tidak mau latihan. Saya dan asisten tetap mau ada latihan. Kita akan tetap terus latihan bersama pemain yang masih mau latihan,’’ pungkasnya.


Lantaran tak banyak pilihan pemain, latihan pun tak bisa maksimal. Khususnya dalam sesi game, dengan hanya 15 pemain dan satu kiper, memaksa Miro membuat game seadanya. Termasuk belum bisa memastikan starting line up Arema untuk menghadapi Deltras nanti.

Surat Terbuka Syamsir Alam: Jangan Renggut Mimpi Kami!

"Kepada yang terhormat bapak-bapak anggota PSSI,

Ini mungkin curhatan atau isi hati kami sebagai anak bangsa.

Kami baru saja ingin memetik atau mewujudkan mimpi kami. Sepakbola adalah mata pencaharian kami untuk menghidupkan keluarga kami, dan untuk mewujudkan mimpi kami bermain di Piala Dunia. Kami berlatih bersimbah keringat dan bahkan terkadang bertumpah darah pun kami alami. Tetapi sekarang kenapa ada orang-orang yang hanya mementingkan kepentingan pribadinya masing-masing sehingga merusak mimpi jutaan anak Indonesia.

Apakah kami pantas mendapatkan itu? Apakah ada orang yang pantas merenggut mimpi kami?
Mungkin sebagai seorang remaja muda, saya tidak mengetahui banyak hal, tetapi kenapa bapak-bapak harus berdebat sampai bercekcok mulut ketika ada kongres yang bisa menjadi sarana bagi kita bekerja sama dan bergotong royong untuk membangun sepakbola?

Padahal, kebangkitan sepakbola kita baru saja hendak dimulai. Tolong, jangan ambil mimpi kami, bapak-bapak yang saya hormati. Lihatlah ke arah kami sedikit, bayangkan jika bapak-bapak berada di posisi kami. Bayangkan betapa getirnya perasaan anak remaja yang baru saja ingin meraih mimpi, tetapi kemudian direbut oleh orang-orang yang haus kedudukan.

Kami tidak pantas mendapatkannya. Sebagian dari kami akan hidup dari sepakbola, dan jika harus begini apa yang dapat kami lakukan kelak. Barangkali bapak-bapak tidak menghiraukannya, tetapi tolonglah berpikir dengan hati nurani yang jernih. Kami sudah mengorbankan banyak hal untuk mencapai mimpi. Kami tinggalkan sekolah kami, keluarga kami, melewatkan masa-masa muda kami untuk meraih mimpi dan mengabdi kepada bangsa dan tanah air yang tercinta ini.


Sekali lagi, JANGAN RENGGUT MIMPI KAMI!"

Pembuktian Talenta Muda Bola Indonesia


DI tengah gonjang-ganjing sepak bola nasional, talenta-talenta muda sepak bola Indonesia tetap bertebaran di seluruh penjuru Nusantara. Tidak bergantung kepada organisasi sepak bola nasional yang kini amburadul, talenta muda memberi bukti berupa prestasi.

Bendera Merah Putih berkibar di lapangan sepak bola Turf City, Singapura, Minggu (22/5/2011). Tim sepak bola pelajar Indonesia bersaing pada turnamen yang disebut Australia and New Zealand Association (ANZA) International Soccer Tournament. Peserta turnamen berasal dari negara di kawasan Asia Tenggara, Australia, Selandia Baru, Eropa, dan Amerika.

Mereka tidak hanya sukses mengibarkan bendera Merah Putih. Tim asal Indonesia juga lantang menyanyikan Garuda di Dadaku untuk membakar semangat di bawah siraman matahari Singapura nan terik. Bertarung dalam kondisi panas menyengat, para pemain muda tetap asyik mengolah bola. Mereka penuh semangat bersaing dengan tim tuan rumah Singapura, plus semua rival mereka dari berbagai negara.

Fakhri Ahmad Harharah (15), pemain AS-IOP Apacinti, tampil sebagai salah satu pemain potensial. Dia menciptakan hattrick di babak penyisihan sekaligus membuktikan ketajaman nalurinya sebagai penyerang.

”Saya ingin menjadi pemain bola dengan masa depan terjamin. Saya sedih melihat kondisi PSSI sekarang. Namun, hal itu tidak menyurutkan niat saya,” kata remaja yang menekuni sepak bola sejak usia sembilan tahun itu.

Pendapat senada mengemuka dari rekan satu tim Fakhri, Lucky Fahri Nurrasyid (15).
Dua hari bertanding, perjuangan mereka tidak sia-sia. Tim SSB AS-IOP Apacinti U-14 menggaet posisi ketiga setelah mengalahkan tim SSB Jakarta International School dengan skor 4-3 melalui adu penalti.
Rekan mereka dari FootballPlus Academy, Bandung, juga berjuang. Mereka meraih gelar juara kategori U-16 setelah menekuk Kuala Lumpur Youth Soccer Academy dengan skor 1-0.

Mereka merebut gelar itu melalui gol semata wayang Willy Cahya pada menit ke-15. Perjalanan mereka sungguh terjal. Di babak semifinal, mereka beradu peruntungan melalui adu penalti. Mereka total melesakkan sembilan gol ke gawang lawan tanpa satu gol pun gawang mereka kebobolan.

Terima kasih kepada mereka yang mempersembahkan kado prestasi bagi Indonesia

Empat Home Prioritas Gaji

MALANG – Manajemen Arema Indonesia terus berjuang mencarikan solusi tepat untuk segera menyelesaikan kwajibannya melunasi tunggakan gaji pemain dan pelatih. Pasalnya, hingga kemarin, masalah itu belum juga tuntas hingga hak punggawa Singo Edan belum juga terlunasi. Pemain dan pelatih gusar lantaran kompetisi Indonesia Super Liga (ISL) sudah memasuki akhir kompetisi.
Semalam, pelatih Arema, Miroslav ‘Miro’ Janu beserta dua perwakilan pemain, yakni Zulkifli Sukur dan Esteban Guilien bertemu dengan Rendra Kresna, Presiden Direktur Arema Indonesia. Dalam pertemuan yang digelar di Pendopo Kabupaten Malang itu, mereka berharap manajemen bisa segera bisa menemukan solusi tepat. Sehingga, pemain dan pelatih mendapati apa yang menjadi haknya, utamanya adalah tunggakan tiga bulan gaji.

‘’Tadi (semalam, Red), Pak Rendra bertemu Miro serta Zulkifli dan Esteban mewakili pemain. Mereka menyampaikan apa yang jadi keluhan pemain dan pelatih selama ini. Diantaranya, gaji tiga bulan yang belum terbayarkan. Intinya, Pak Rendra memberi apresiasi dan akan bantu mencarikan solusi, serta memperhatikan nasib pemain dan pelatih,” ujar Sudarmaji, Media Officer PT Arema Indonesia kepada Malang Post, semalam.

Mantan wartawan ini mengatakan, Rendra juga berharap pengurus Yayasan Arema dan manajemen Arema juga segera dapat terketuk hatinya untuk bisa secepatnya menyelesaikan masalah ini. Paling tidak, petinggi yayasan tidak hanya sekadar berkumpul, melainkan juga menciptakan solusi tepat bagi pemain dan pelatih. Pasalnya, Rendra sendiri saat ini sudah tidak masuk dalam structural yayasan, tentunya tidak berkapasitas mengeluarkan keputusan atas masalah ini.

Sebelumnya, Rendra juga menyarankan yayasan yang diketuai HM Nur ini bisa bertemu dengan pemain, pelatih dan staf/karyawan untuk membahas masalah internal tim pada kisaran 21-24 Mei, namun belum juga terealisasikan. Sambil jalan, pria yang juga Bupati Malang ini menyarankan agar manajemen Arema bisa memaksimalkan pendapatan hasil penjualan tiket empat laga home pamungkas Arema di ISL dipergunakan untuk membayar gaji pemain. Empat home itu meliputi lawan Deltras Sidoarjo, Persela Lamongan, Persisam Samarinda dan Bontang PKT.

‘’Pak Rendra berharap pengurus yayasan dan direksi terketuk hatinya untuk bisa segera berkumpul dan menghasilkan solusi untuk kelanjutan nasib pemain dan pelatih. Kasihan mereka, pemain dan pelatih juga memiliki keluarga. Selain itu, Pak Rendra juga menyarankan, empat home terakhir dikandang nantinya diprioritaskan untuk pembayaran gaji pemain dan pelatih,” pungkas Sudarmaji.

Sisa 15 Pemain

MALANG-Bukannya bertambah, pemain Arema justru berkurang pada saat latihan di lapangan Abdurrahman Saleh, kemarin pagi. Pada latihan hari keempat pasca tim Arema libur selama sembilan hari ini, hanya ada 15 pemain yang datang latihan.
Cukup memprihatinkan, lantaran pada latihan hari pertama, Kamis (19/5) sore, ada 18 pemain yang datang latihan. Sedangkan kemarin pagi tersisa 15 pemain dari total 29 pemain Arema, atau ada 14 pemain yang tak ikut latihan tersebut.

Pemain yang ikut latihan diantaranya Kurnia Meiga, Ahmad Bustomi, Benny Wahyudi, Juan revi, Alfarizi, Musafri, Yongki, Chmelo Roman, Hendra Ridwan, Amirudin, Dendi Santoso, Sunarto, roman Golian, Estebn Guillen dan Tommy Pranata.
Sedangkan 14 pemain yang tak ikut latihan, termasuk tiga kiper yaitu Aji Saka, Akhmad Kurniawan, Syaifudin, Hermawan, Purwaka Yudhi, Irfan Raditya, Gunawan, Zulkifli, Waluyo, Leonard Tumpamahu, Roni, Ridhuan, Fakhrudin dan Noh Alamshah
Diantara 14 pemain tersebut, beberapa diantaranya memang belum gabung latihan sejak hari pertama pasca libur panjang. Pelatih Arema, Miroslav Janu pun pasrah dengan kondisi timnya yang tak kunjung full team dalam kesempatan latihan beberapa hari ini.

Maklum, sejak awal pelatih asal Republik Ceko ini sebenarnya sudah menduga bakal banyak pemain yang absent. Bahkan Miro sempat khawatir tidak ada satu pun pemain yang datang latihan pada hari pertama lalu.
Terlepas bsennya pemain ini karena ada alasan khusus, seperti sakit, cedera atau ada urusan keluarga, masalah finansial tampkanya jadi alasan utama. Menyusul sudah tiga bulan, pemain belum menerima gaji mereka dari manajemen Arema.
Untuk itu, latihan Arema kini tampaknya sudah dibebaskan. Artinya, pemain bisa menentukan kemauannya sendiri, bisa datang latihan atau tidak. Meski tim Arema sebenarnya akan segeramenghadapi Deltras Sidoarjo, Minggu (29/5) depan.

“Setiap hari kita tetap ada latihan, termasuk besok pagi tetap ada latihan, kalau pemain tidak mau datang latihan, itu terserah mereka,” ungkap Miro menanggapi persiapan timnya yang terganggu dengan persoalan finansial ini.
Bahkan agenda latihan timnya sudah tak seperti yang dijadwalkan sebelumnya. Seperti kemarin, Bustomi dkk harusnya latihan pagi dan sore. Namun latihan sore dibatalkan, karena pemain dan pelatih \ngluruk rumah Ketua Yayasan Arema, M. Nur.

 “Sore ini memang libur latihan, kalau latihan besok belum tahu, kita tunggu kabar berikutnya,” ungkap Juan Revi, gelandang Arema usai bersama rekan-rekannya mendatangi kediaman M. Nur untuk menuntut kejelasan gaji.
“Saya tidak tahu besok latihan atau tidak, sepertinya tidak ada latihan, lihat besok,” imbuh Roman ‘Golo’ Golian sesaat sebelum meninggalkan mess pemain, kemarin sore tampak tak memiliki semangat untuk melanjutkan program latihan Arema.

Tak hanya Golo, sebagian besar pemain Arema kini juga pusing memikirkan hak mereka yang belum terbayarkan oleh manajemen. Sehingga konsentrasi latihan tim berjuluk Singo Edan ini juga terganggung karena fokus pemain terpecah.
 “Saya tidak tahu besok latihan atau tidak, kepalaku pusing. Sekarang free, bebas. Mau latihan silahkan, tidak latihan juga silahkan,” sebut Ahmad Bustomi saat ditemui Malang Post kemarin sore.

Meiga Bebas Cedera

MALANG-Setelah tiga hari absen latihan Arema, Kurnia Meiga Hermansyah akhirnya kembali bergabung dengan rekan-rekannya. Kiper Arema ini mulai ikut latihan Arema di lapangan Abdurrahman Saleh, kemarin pagi.

Meiga yang baru datang dari Jakarta tampak sehat bugar setelah sebelumnya dibekap cedera hamstring. Menurut pengakuannya, cedera hamstring di bagian paha kirinya itu sudah pulih dan kini siap tampil lagi bersama Arema.

“Ya, paha kiri saya sudah pulih 100 persen, selama ini saya juga terus untuk jaga kondisi,” ungkap Meiga disela-sela latihannya bersama pelatih kiper Arema, Dwi Sasmianto yang kemarin kembali menangani satu kiper.

Seperti halnya pada latihan hari pertama, Kamis (19/5) kemarin, Dwi juga hanya melatih satu kiper yaitu Aji Saka. Sedangkan kemarin pagi, hanya Meiga, satu-satunya kiper Arema yang datang latihan di kompleks Bandara Abdurrahman Saleh itu.
Tiga kiper Arema yang tidak ikut latihan itu adalah Ahmad Kurniawan, Syaifudin dan Aji Saka. Khusus Aji Saka kepada Malang Post mengaku salah informasi, lantaran menganggap latihan digelar kemarin sore.

“AK belum datang karena masih ada urusan keluarga, sedangkan Syaifudin masih sakit,” ungkap Dwi perihal absennya kiper yang harus dilatihnya. Pelatih kiper yang akrab disapa Kirun ini pun diplot sebagai kiper kedua dalam sesi game, kemarin pagi.

Mantan kiper Arema ini tampaknya mulai terbiasa menjadi kiper alternatif saat  latihan hanya datang satu penjaga gawang. Mau tidak mau, Kirun harus menerima ‘dihajar’ pemain Arema saat latihan shooting atau tendangan ke gawang.

Sementara itu, untuk kondisi Meiga, menurutnya kiper utama Arema yang tak ikut ke Korea untuk laga terakhir Liga Champions Asia ini sudah bagus. Termasuk menyelesaikan sesi latihan kemarin pagi hingga tuntas.

“Ya, Meiga sudah gabung latihan dengan pemain yang lain, dia sudah bisa latihan full. Program latihan dilakukan dengan baik, dari awal sampai akhir latihan, dia bilang kondisinya sudah bagus,” yakin Kirun kepada Malang Post, kemarin pagi

Agum: Kongres Berhenti Atas Desakan Regenass

Beberapa pihak menyayangkan keputusan Ketua Komite Normalisasi yang juga pimpinan Kongres PSSI, Agum Gumelar menghentikan pelaksanaan Kongres pada 20 Mei lalu. Padahal, Kongres baru berjalan selama enam jam.

Namun, Agum menyatakan keputusan yang diambil itu atas desakan perwakilan FIFA, Thierry Regenass yang mengaku jengah atas dinamika Kongres yang berlangsung. Hal ini disampaikan Agum dalam jumpa pers di kantor PSSI, Senayan, Senin 23 Mei 2011.

Menurut Agum, desakan Regenass agar menghentikan Kongres tatkala sejumlah peserta Kongres mengecam penjelasan Regenass mengenai penolakan FIFA terhadap dua kandidat George Toisutta-Arifin Panigoro.

"Penjelasan Regenass sebenarnya cukup jelas. Tapi, suasana malah semakin panas. Sampai seorang peserta kongres mengeluarkan kata-kata tidak pantas kepada Regenass dan FIFA," tutur Agum.

"Jika ditujukan kepada saya (kecaman tersebut), saya masih bisa mentolerir. Tapi, kepada tamu dan dalam forum seperti ini, tentu menimbulkan respon tidak baik dari perwakilan FIFA dan AFC. Apalagi, Regenass didampingi penterjemah," lanjut Agum.

Mendapat kecaman tersebut, Regenass pun meminta Agum menghentikan Kongres. "Saya dibisikkan oleh Regenass bahwa Kongres tidak bisa diteruskan. Tapi, saya meminta beliau bersabar. Masalah ini bisa saya handle," yakin Agum kala itu.

Namun, pelaksanaan Kongres malah semakin tidak tertib. "Sampai satu titik di mana seorang peserta mengancam mengeluarkan pernyatakan mosi tidak percaya. Ketika hal tersebut disampaikan, Regenass kembali membisikkan saya bahwa dirinya (perwakilan FIFA dan AFC) akan keluar dari forum Kongres," tutur Agum.

Menurut Agum, mosi tidak percaya peserta Kongres sangat menyinggung perasaan FIFA. "Komite Normalisasi dibentuk oleh FIFA. Jika tidak percaya Komite Normalisasi maka tidak percaya FIFA. Mereka (perwakilan FIFA) sangat tersinggung akan hal ini," lanjut Agum.

Karena terus mendapat desakan dan juga tidak dapat menertibkan berlangsungnya Kongres, Agum pun memutuskan terpaksa menghentikan Kongres tanpa menghasilkan keputusan apapun.

"Setelah saya berkonsultasi dengan rekan di samping saya (anggota KN), akhirnya kami sepakat. Dengan menyesal dan mohon maaf, saya menyatakan Kongres ditutup," ungkap Agum.

"Itulah yang terjadi. Itu sudah terjadi dan tentu semua menyesal dan merasa prihatin," tandas Agum.

Ancam Mogok Main Lawan Arema

SIDOARJO - Penggawa Delta Putra Sidoarjo (Deltras) tampaknya serius untuk mogok dalam pertandingan melawan Arema Malang, 29 Mei nanti. Dengan begitu, Danilo Fernando dkk berencana melakukan rapat internal untuk membahas rencana tersebut lebih serius lagi.

"Besok (hari ini, Red) semua pemain akan berkumpul. Kami akan menggelar rapat untuk membahas kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Termasuk langkah apa yang harus dilakukan bila pemkab Sidoarjo tidak mengindahkan tuntutan kami," jelas salah satu pemain Deltras yang tidak mau disebutkan namanya itu, kemarin (22/5).

Sebelumnya, mewakili tim, empat pemain Deltras bertandang ke kantor DPRD Sidoarjo, Kamis (19/5) lalu. Antara lain adalah Fahmi Amirudin, Danilo Fernando, Erfan Fabianto dan Satyo Husodo. Mereka menuntut agar pemkab Sidoarjo segera membayar gaji dan sisa kontrak mereka sebelum 25 Mei nanti.

Jika tuntutannya penggawa The Lobster, julukan Deltras itu tidak indahkan, maka jalan yang akan diambil oleh pemain adalah mogok bertanding saat akan melawan Arema Malang.

"Langkah kami sudah bulat, dan keputusan itu akan ditentukan dari pertemuan besok, karena semua tergantung teman-teman. Apalagi, saya melihat kesabaran teman-teman sudah habis," ujar sumber tersebut.

Pelatih Deltras, Nus Yadera juga tidak bisa berbuat banyak dengan sikap pemain tersebut. Dia hanya berharap agar pemkab Sidoarjo bisa merealisasikan tuntutan yang diberikan oleh pemain.

"Saya tidak bisa berbuat banyak dengan kondisi sepeti ini. Apalagi, tuntutan pemain itu benar adanya. Tapi, dengan kondisi seperti ini program latihan yang kami susun tidak bisa berjalan dengan maksimal," ujar pria yang berhasil mengangkat Deltras ke Indonesia Super League (ISL) ini.

Ya, sudah sembilan bulan ini, pengagwa Deltras berkompetisi tanpa digaji. Kalaupun penghasilan dari tim, itu hanya bonus kemenangan yang jumlahnya tidak seberapa.

Alhasil, sebagian besar dari mereka harus hidup mengandalkan utang dan menjual barang-barang berharga yang mereka punya. Bahkan, beberapa pemain Deltras juga harus rela menjadi buruh bangunan. Akibat kondisi itu pula, memkasa para pemain sepakat untuk mogok latihan sejak 18 Mei lalu.

Aremania Pertanyakan Tujuan Kelompok 78


Kongres PSSI yang berakhir deadlock disesalkan supoter Arema Indonesia atau yang biasa disebut Aremania. Aremania juga mempertanyakan tujuan kelompok 78 yang terlalu memakakan kehendak selama sidang.

"Kami tidak menyalahkan kelompok yang ada dalam Kongres PSSI, sebab kami juga tidak tahu apa di balik kepentingan mereka," kata Handoko, Aremania Korwil Balai Arjosari Malang, ketika dihubungi VIVAnews.com, Minggu 22 Mei 2011.

"Termasuk K-78 yang ingin membawa sepakbola Indonesia menuju perbaikan, tapi perbaikan yang mana jika terlalu memaksakan kehendak?" lanjutnya.

Menurut Handoko yang berprofesi sebagai produser grup musik yang membawakan lagu-lagu Arema itu, keinginan suporter di Indonesia adalah tetap berekspresi melalui kreativitas di lapangan hijau. Oleh karena itu, sikap ini tidak boleh ternoda oleh kepentingan kelompok tertentu dalam kongres.
"Jangan sampai kreativitas suporter yang total mendukung timnya menang harus ternoda dengan kepentingan kelompok-kelompok tertentu," katanya.

Karena itu, Handoko berharap Kongres PSSI masih bisa dilanjutkan. Sebab, jika sampai terhenti dan mendapat sanksi dari FIFA, maka seluruh komponen yang ada dalam lingkungan sepakbola Indonesia akan rugi.
Kongres PSSI di Hotel Sultan, Jumat lalu berjalan ricuh akibat sikap ngotot Kelompok 78. Pendukung George Toisutta dan Arifin Panigoro itu menuntut agar KN menghadirkan dan mendengar keputusan Komite Banding Pemilihan.
Ini terkait larangan FIFA bagi George Toisutta dan Arifin untuk maju sebagai ketua umum PSSI. Hujan interupsi tak juga mereda. Suasana yang semakin tidak kondusif memaksa Agum Gumelar selaku pimpinan sidang menghentikan Kongres PSSI. Indonesia pun kini terancam sanksi dari FIFA. 

Arema Jalur gaza

Kami adalah sebagian supporter aremania yang berada di luar kota malang dan berdiri di berbagai banyak bendera, Kami tetap rendah hati dalam segala hal, Karena kami hanya segelintir di antara ribuan, tapi kami tetap memandang semua sama, Kami terbentang dari selatan dan berada di ujung [ UTARA ] meliputi :

-> PURWODADI
-> PURWOSARI
-> Wonorejo
-> Kejayan
-> SUKOREJO ---> ( KORWIL 1 )


-> PANDAAN --- > ( KORWIL 2  )
-> Prigen
-> Trawas
-> Bangil
-> Japanan dll, yang merupakan kabupaten PASURUAN ,

Bergerak ikhlas tanpa adanya paksaan dan tetap berdiri dengan segala kebanggaan, Bangga menjadi bagian dari aremania, Kami ada karena satu nama dan tanpa kalian kami bukan apa-apa ,
Tanpa TENDENSI dan tanpa imbalan apapun tetap dalam SATU PANJI dan SATU BENDERA .
Supporter AREMANIA JALUR GAZA : santun, BERADAB dan memiliki jiwa SOLIDARITAS yang tinggi, tidak akan pernah dengan mudah ter PROVOKASI, bersatu dalam bendera MERAH PUTIH .



DELTAMANIA minta KUOTA 1500

MALANG

Sejauhmana loyalitas AREMANIA dalam mendukung tim Arema Indonesia berlaga bakal kembali teruji. Tepatnya, saat tim kesayangannya diagendakan menjamu Deltras Sidoarjo di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, 29 Mei nanti. Pasalnya, mereka tidak sendirian di dalam stadion menyusul bakal hadirnya Deltamania, komunitas supporter Deltras yang ingin langsung mendukung tim kesayangannya melawan Arema.

Kemarin, dua perwakilan DELTAMANIA, Bakerok dan Prambudi sengaja datang ke kandang singa untuk berkoordinasi dengan Aremania. Mereka ditemui langsung beberapa Aremania diantaranya Tembel dan Yono saat singgah di depan tempat pendaftaran tur Aremania ke Jepara 2011 di Jalan Trunojoyo. Keduanya membawa mandat dari Deltamania di Sidoarjo yang berniat meminta 1000-1500 kuota tiket Ekonomi.

‘’Ya, kami berdua ke Malang ini mewakili Deltamania menyampaikan niatan minta kuota tiket bagi Deltamania saat tim kami, Deltras main away lawan Arema di Kanjuruhan, 29 Mei nanti. Kami sudah berkoordinasi dengan teman-teman Aremania, dan meminta 1000 sampai 1500 kuota tiket,” terang Bakerok, Ketua Deltamania kepada Malang Post, sore kemarin.
Mumpung menginjakkan kaki di Malang, kedua utusan Deltamania ini sejatinya juga ingin bertemu langsung panpel dan manajemen Arema Indonesia. Namun, Sekretariat Arema Indonesia yang bertempat di Jalan Sultan Agung ternyata tutup lantaran memasuki masa libur kerja. Keduanya meminta bantuan Aremania untuk menyampaikannya ke manajemen dan panpel Arema terkait niatan Deltamania.
Bakerok menambahkan, dukungan penuh Deltamania ke Malang tidak lain untuk mensupport Danielo Fernando dkk berlaga. Mereka memandang, pemain memang sangat membutuhkan suntikan motifasi setelah sembilan tidak menerima gajinya akibat krisis financial yang melanda tim. Posisi Deltras sendiri kini juga berada di satu strip dari posisi paling terbawah, persis diatas tim juru kunci Bontang PKT.

‘’Bagaimanapun perkembangan kondisi Deltras saat ini, kami tetap harus memberikan dukungan penuh kepada Deltras. Pemain butuh suntikan moral di pertandingan nanti, apalagi posisi Deltras juga lagi dibawah, tim harus berjuang lepas dari zona degradasi,” pungkasnya. 

AREMA INDONESIA


AREMA INDONESIA
Nama lengkap : Persatuan Sepak Bola Arema Malang / PT. Arema Indonesia
Julukan : Singo Edan
Didirikan : 11 Agustus 1987
Stadion : Kanjuruhan,Malang, Indonesia.(Kapasitas: 35.000)
Kantor Sekretariat : Jl Sultan Agung 9 Malang
Tlp : (0341) 331462, 358444
Fax : (0341) 358444
Email : pt_aremaindonesia@aremafc.com
Website : www.aremafc.com
Liga/Tahun/Nama Pelatih/Urutan Akhir/Prestasi
  • Galatama VIII 1987/88 Sinyo Aliandoe 6 (14 Tim) 

  • Galatama IX 1988/89 Sinyo Aliandoe/Andi M Teguh 8 (18 Tim) Top Scorer Mecky Tata (18)

  • Galatama X 1990 Andi M Teguh 4 (18 Tim) 

  • Galatama XI 1990/92 Andi M Teguh 4 (20 Tim) Top Scrorer Singgih Pitono (21)

  • Galatama XII 1992/93 M Basri/Gusnul Yakin 1 (17 Tim) Juara, Top Scorer Singgih Pitono (16)

  • Galatama XIII 1993/94 Gusnul Yakin 6 (Babak Penyisihan)17 Tim di bagi 2 Group 

  • Liga Dunhill I 1994/95 Halilintar Gunawan Penyisihan (6 dari 17 tim) 

  • Liga Dunhill II 1995/96 Gusnul Yakin Penyisihan (12 dari 16 tim) 

  • Liga Kansas III 1996/97 Suharno Babak 12 Besar 

  • Ligina IV 1997/98 Gusnul Yakin Dihentikan (kerusuhan politik) 

  • Ligina V 1998/99 Hamid Asnan/Winarto Penyisihan (3 dari 6 tim) 

  • Liga Bank Mandiri VI 1999/00 M Basri Babak 8 Besar 

  • Liga Bank Mandiri VII 2001 Daniel Rukito Babak 8 Besar 

  • Liga Bank Mandiri VIII 2002 Daniel Rukito Babak 8 Besar 

  • Liga Bank Mandiri IX 2003 Terry Wetton/Gusnul Yakin/Henk Wullems 19 (22 Tim) Degradasi 

  • Liga Pertamina Divisi 1 X 2004 Benny Dollo 1 Juara

  • Liga Djarum XI 2005 Benny Dollo Babak 8 Besar 

  • Liga Djarum XII 2006 Benny Dollo Babak 8 Besar 

  • Liga Djarum XIII 2007 Miroslav Janu Babak 8 Besar 

  • ISL Djarum Super I 2008/09 Bambang Nurdiansyah/Gusnul Yakin 10 

  • ISL Djarum Super II 2009/10 Robert Rene Alberts 1 Juara

    Piala Indonesia 

  • 2005 - Juara

  • 2006 - Juara

  • 2010 - Runner Up

    Penghargaan : 
    2006 Tabloid Bola Best Team Award
    2007 Tabloid Bola Best Team Award

    Partisipasi di Liga Champions Asia

  • 1993/94 Asian Club Championship (tidak lolos ke babak 6 besar setelah kalah agregat 3-6 dari Thai Farmers Bank Thailand)

  • 2006 AFC Champions League (dicoret karena PSSI lalai mendaftarkan peserta AFC Champions League)

  • 2007 AFC Champions League (gagal lolos dari babak penyisihan karena hanya menempati urutan ke-3)

  • 2011 AFC Champions league
    COACHING STAFF
    Miroslav Janu (Manager Coach ) (8 November 1959)
    Joko Susilo (Assistant Coach)(9 Desember 1970)
    Tony Ho (Assistant Coach)
    Dwi Sasmianto (GK. Coach)
    Alberts Rudianto (Dokter Tim)
    GOALKEEPERS
    1. Kurnia Meiga Hermansyah(7 Mei 1990)
    31. Achmad Kurniawan(31 Oktober 1979)
    45. Aji Saka(23 Februari 1991)
    - . Syaifudin (20 Juli 1978)
    DEFENDERS
    7. Benny Wahyudi(20 Maret 1986)
    4 Hermawan(9 Mei 1983)
    22. Irfan Raditya(12 Juni 1988)
    20. Johan Ahmad Farizi(25 Mei 1990)
    32 Leonard Tupamahu(9 Jul 1983)
    2. Purwaka Yudhi(11 April 1984)
    24. Roman Golian (30 Juli 1982)
    27. Waluyo(30 September 1983)
    3. Zulkifly Syukur(3 Mei 1984)
    MIDFIELDERS
    44. Hendra Ridwan(1 Desember 1984)
    19 Ahmad Bustomi(13 Juni 1985?)
    17 Esteban Javier Guillen Tejera(20 Jun 1980)
    77. Juan Revi Auriqto(4 Juni 1986)
    5. Moch. Fakhrudin(14 April 1982)
    6. Muhammad Ridhuan (6 Mei 1984)
    18 Roni Firmansyah(4 Mei 1981)
    11. Tommy Pranata(25 Desember 1982)
    14. Wahyu Gunawan(10 November 1985)
    9. Chmelo Roman(9 September 1980)
    FORWARDS
    99. Ahmad Amirudin (3 Oktober 1982)
    41. Dendi Santoso(16 Mei 1990)
    12. Noh Alam Shah(3 September 1980)
    15. Sunarto(18 Mei 1990)
    29. Talaohu Abdul Musafri(19 Februari 1982)
    23. Yongki Ari Wibowo(23 November 1989)

  • Persiba Bantul Naik Kasta ke ISL

    Persiba Bantul memastikan satu tiket kompetisi tertinggi di Indonesia, Indonesia Super League (ISL), setelah menekuk Persidafon Dafonsoro 5-2 di babak empat besar Divisi Utama, Minggu 22 Mei 2011. Didukung penuh suporternya di Stadion Manahan, Solo, tiga dari lima gol Persiba dicetak Ugik Sugiyanto.

    Meski demikian, Persiba tertinggal lebih dulu di menit sembilan lewat Harianto. Namun, gol ini bisa dibalas lewat dua gol berturut-turut melalui Ezequiel Gonzalez di menit 16 dan Ugik Sugiyanto di menit 19.

    Unggul 2-1, Laskar Sultan Agung -julukan Persiba- tidak mengurangi tekanan pada kubu Persidafon. Hasilnya, Ezequiel kembali menambah keunggulan Persiba di menit 40 setelah mampu merobek jala Persidafon lewat sundulannya.

    Persidafon sempat memperkecil ketertinggalan lewat gol Patrick Wanggai di masa injury time. Namun, hanya semenit setelah gol Wanggai, Persiba kembali bisa mencetak tambahan gol lewat Ugik. Itu menjadi gol terakhir yang terjadi di babak pertama dan menutup skor 4-2 untuk Persiba.

    Masuk paruh kedua, Persiba masih terlalu tangguh untuk Persidafon yang nampak keteteran di barisan belakang. Hasilnya, Ugik kembali merobek jala Gabus Sentani -julukan Persidafon- di menit 73 sekaligus menjadi hattrick-nya di pertandingan ini.

    Ketinggalan dengan rentang skor yang cukup besar membuat pasukan Persidafon mulai bermain kasar. Bahkan di menit 75 nyaris terjadi kericuhan besar setelah beberapa pemain saling baku hantam di atas lapangan. Atas pelanggaran ini, wasit mengusir masing-masing satu pemain Persiba (Taufik) dan Persidafon (Patrick Wanggai) di menit 77.

    Pengusiran dua pemain ini tidak mempengaruhi penampilan kedua tim. Persiba tetap tampil dominan dan Persidafon jatuh bangun mempertahankan golnya dari serbuan lawan. Meski demikian, tak ada tambahan gol tercipta. Persiba berhak lolos ke final Divisi Utama dan lolos ke ISL musim depan 2011-12.

    Ekspresi Politik dalam "Genggaman" Dunia Cyber

    Internet adalah cerita abad ini, karena internet menjadi media perubahan. Bukan saja pada kehidupan sehari-hari, tetapi semua hal dari komersial sampai komunikasi, politik dan kebudayaan, demikian kata Direktur eksekutif Webby Award David-Michel Davies, (hal 31).
        
    Bila melihat ungkapan dari direktur tersebut, fenomena dunia maya banyak dimanfaatkan untuk beberapa kepentingan, terutama politik. Karena internet bergerak dengan cepat, praktis, dan mudah. Berselancar dalam internet, seakan-akan dunia dalam genggaman.
        
    Semenjak tahun 1998 saat kediktatoran jatuh, jumlah pelanggan internet memuncak tajam. Menurut data penyedia jasa internet, angka pemakai internet pada saat itu sekira 512 ribu orang. Media internet pun dijadikan medium alternatif untuk menjatuhkan kediktatoran Soeharto.
       
    Selanjutnya, buku ini mencoba mengkritisi fenomena media sosial berbasis internet. Seperti facebook, twitter, dan lain-lain. Facebok, situs yang mengudara sejak 2004 oleh Mark Zuckerberg itu, diakui atau tidak, telah mampu menghasilkan beberapa kepentingan politik yang bisa dilihat dengan prespektif gerakan sosial baru.

    Ambil contoh, persoalan yang pernah menimpa Prita Mulyasari. Facebook dibuat sebagai ajang “membangunkan” masyarakat dengan cara ikut berpartisipasi dalam gerakan koin peduli Prita. Gerakan koin ini adalah langkah cerdas, karena uang recehan yang dianggap tidak berharga, namun sanggup membayar kebebasan Prita. Ini adalah sindiran tajam terhadap pemerintah, karena tidak mampu menciptakan rasa keadilan bagi rakyat Indonesia. Pada kasus Prita ini, mencerminkan betapa besar peran dunia maya sebagai medium alternatif bagi ekspresi politik.
        
    Dalam buku ini, Mulyani Hasan ikut menulis dengan judul: “Jika hatimu tergetar melihat penindasan, Join the group”. Artinya,  klik saja —join the group—kalimat ini tentunya tidak asing lagi di mata facebookers. Di sini, media telah menempatkan peristiwa-peristiwa serupa sebagai gerakan politis. Karena dunia maya memang mempertemukan cara radikalisme dengan langkah yang sangat sederhana: tinggal klik.
         
    Pada tataran ini, situs jejaring sosial memberikan kontribusi besar untuk membentuk opini di masyarakat secara massif. Potret dari gerakan satu juta untuk mendukung Bibit Samad Riyanto dan Chandra Hamzah pada kasus perseteruan melawan lembaga kepolisian (polri), menjadi fakta bahwa jejaring sosial mampu menampung aspirasi rakyat.

    Dalam dunia maya, gagasan yang ditumpahkan oleh masyarakat tak mampu terbendung. Karena sifatnya semu. Oleh sebab itu, para penulis dalam buku ini mencoba mencari jawaban dari berbagai fenomena yang belum tersentuh oleh media mainstream. ada sebanyak 9 penulis dalam buku kecil ini. Diantaranya adalah Nezar Patria, Mulyani Hasan, Linda Christanty, Nilam Indahsari, Lies Marcoes-Natsir, Saleh Abdullah, Nurhadi Sirimorok, Dodi yuniar, dan Puthut EA. Mereka adalah pemerhati gerakan sosial yang berasal dari INSISTPress.
         
    Singkat kata, buku ini benar-benar menarik untuk dibaca oleh semua kalangan, terutama masyarakat awam, agar tidak mudah disetir oleh pemberitaan media yang lebih mementingkan politik praktis yang menjebak.

    Pemain Sriwijaya FC Dijanjikan Bonus

    Manajemen Sriwijaya FC akan menggelontorkan bonus Rp 250 juta kepada pemain dan ofisial jika lolos ke delapan besar AFC Cup 2011 dengan mengalahkan Chonburi FC di Thailand, 25 Mei mendatang. Presiden Sriwijaya FC Dodi Reza Alex berharap pemberian bonus dapat memotivasi para pemain.

    "Pemberian bonus selalu diupayakan oleh manajemen jika tim berhasil memenangkan suatu pertandingan," kata Dodi di Palembang, Sumatra Selatan, Ahad (22/5). "Sebelumnya manajemen telah memberikan bonus Rp 200 juta atas keberhasilan lolos dari fase grup menuju babak 16 besar."

    Meski kini peran Sriwijaya FC pada ajang AFC Cup masih belum jelas menyusul kegagalan Kongres PSSI, Jumat silam, para pemain tetap fokus memenangkan laga itu. "Saat ini kami sedang harap-harap cemas menanti kepastian sanksi FIFA kepada PSSI. Tapi, kami berusaha optimistis agar fokus dengan laga yang ada di depan mata," ucap Dodi.

    Manajemen Sriwijaya FC, lanjutnya, telah merencanakan menggelar doa bersama dengan mengundang ratusan anak yatim di Graha Sriwijaya siang ini. "Semula acara ini digelar untuk mendoakan Sriwijaya FC agar meraih kemenangan pada AFC Cup. Tapi, karena saat ini PSSI terancam sanksi FIFA, maka kami pun turut mendoakan agar hal itu tidak terjadi," ujar Dodi.

    Jika FIFA memberikan sanksi kepada PSSI, tim sepakbola Indonesia tidak dapat berkiprah di dunia internasional, termasuk pada ajang SEA Games ke-26, November 2011. "Jika PSSI diberi sanksi oleh FIFA, maka Sriwijaya FC tidak akan diizinkan bermain di AFC Cup. Semoga hal ini tidak terjadi karena sangat merugikan dan menyakitkan bagi pencinta sepakbola Indonesia," tutur Dodi.

    Supoter Persiba Siap Merahkan Stadion Manahan


    Sedikitnya 3.500 supporter Persiba Bantul yang dikenal dengan Paserbumi siap untuk memerahkan Stadiun Manahan, Solo, Jawa Tengah.
    Mereka bakal mendukung tim kesayangannya dalam pertandingan semi final Divisi Utama Liga Indonesia antara Persiba dengan Persidafon Dafonsoro yang akan berlangsung sore ini pukul 15.30 WIB

    Lurah Paserbumi, Hanung Raharja, menyatakan, suporter Paserbumi akan diberangkatkan dari Kabupaten Bantul pada pukul 12.00 WIB melalui tiga titik kumpul masa. Untuk wilayah Bantul Timur akan berkumpul dan diberangkatkan dari Pasar Piyungan, suporter dari wilayah Bantul Tengah akan berkumpul di Pasar Seni Gabusan, dan untuk supporter dari wilayah Bantul Barat akan dikumpukan di Madukismo.

    "Semua supporter akan menggunakan angkutan yang disediakan panitia dan pihak aparat kepolisian akan mengawal supporter dari Bantul menuju Solo begitu pula saat pulang masih dalam kawalan aparat kepolisian," kata Hanung Raharja yang juga anggota DPRD Kabupaten Bantul dari PDIP, Minggu, 22 Mei 2011.

    Menurut Hanung, pihak aparat kepolisian sendiri menganjurkan agar suporter berangkat dari Bantul ke Solo Jawa Tengah tidak menggunakan sepeda motor. Ini dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan kemudahan dalam koordinasi saat perjalanan maupun saat berada di lapangan Manahan.

    "Kami akan mengikuti anjuran dari aparat kepolisian agar semuanya berjalan dengan lancar," katanya lagi.

    Persiba Bantul sebagai tim dari Devisi Utama Liga Indonesia yang merupakan satu-satunya wakil dari pulau Jawa untuk maju ke ISL. Mereka mengharap dukungan penuh dari warga Solo dalam pertandingan melawan Persidafon.

    "Kami optimis Persiba Bantul untuk tahun ini akan masuk ke ISL meski perjuangan cukup berat melawan Persidafon, Dalam laga semifinal sore nanti. Siapa yang memenangkan laga dipastikan lolos ke ISL," ujar Hanung.

    Wakil Bupati Bantul, Sumarno PRS, menyatakan pengerahan supporter dalam jumlah ribuan bukanlah inisiatif dari Pemkab Bantul. Namun, desakan dari masyarakat Bantul yang menginginkan tim Laskar Sultan Agung, julukan Persiba, dapat masuk ke ISL tahun ini.

    "Kita hanya memberikan fasilitas apa yang diinginkan oleh masyarakat Bantul dan tidak ada rekayasa atau mobilisasi dukungan," ujarnya Sumarno.

    Menurutnya setiap kecamatan akan mengerahkan sedikitnya 7 bus untuk membawa Paserbumi menuju stadiun Manahan Solo, Jawa Tengah."Setiap supporter akan dikoordinator masing-masing wilayah. Baik Barat Tengah maupun Timur," pungkasnya.

    Inilah Pakta Integritas Versi Suporter

    Tak ingin terjebak pertarungan antarkandidat ketua umum PSSI, suporter Indonesia membuat pakta integritas. Pakta integritas ini ditujukan kepada para calon ketua umum PSSI.

    Panji Kartiko dari Community Relation Netter Liga Indonesia (Cornel) mengatakan, pakta integritas ini dibuat dengan tujuan para calon ketua PSSI ini tak berkuasa dengan 'cek kosong' "Kita ingin ada suatu kontrak politik, yang jelas-jelas di dalamnya berisi untuk kesanggupan tidak memolitisasi sepakbola Indonesia," katanya.

    Inilah isi pakta integritas itu.

    Dengan rahmat Allah Subhanahuwataala serta dilandasi keinginan luhur untuk memajukan sepakbola Indonesia, maka dengan ini saya berjanji dan menyatakan hal – hal sebagai berikut :

    1. Bahwa saya akan melaksanakan seluruh amanat Kongres PSSI tanggal 20 Mei 2011 dengan sebaik – baiknya dan penuh tanggung jawab.

    2. Bahwa saya akan mentaati hukum atau undang – undang yang berlaku di Republik Indonesia, baik yang berhubungan dengan sepakbola maupun diluar sepakbola.

    3. Bahwa saya akan melaksanakan tugas sebagai Pengurus Persatuan Sepakbola Indonesia hanya untuk kepentingan kemajuan sepakbola Indonesia, bukan untuk kepentingan golongan atau kepentingan Partai Politik apapun.

    4. Bahwa saya tidak akan melanggar Undang – Undang atau hukum yang berlaku di Indonesia, baik yang berhubungan dengan sepakbola secara langsung, tidak langsung, maupun diluar hubungan dengan sepakbola.

    5. Bahwa saya tidak akan melanggar statuta FIFA, statuta PSSI, maupun peraturan – peraturan lainnya yang mengikat dan harus dipatuhi oleh PSSI.

    6. Bahwa saya tidak akan menggunakan kekayaan organisasi Persatuan Sepakbola Indonesia di tingkat pusat maupun daerah, baik kekayaan yang berwujud maupun tidak berwujud, untuk kepentingan diluar kepentingan Sepakbola Indonesia.

    7. Bahwa saya bersedia untuk mengundurkan diri dari jabatan saya sebagai Pengurus PSSI apabila melanggar salah satu atau lebih dari apa yang saya nyatakan diatas, melalui mekanisme dan ketentuan yang berlaku di PSSI

    8. Bahwa saya siap melepas jabatan saya di instansi pemerintah, Pengda, dan Pengcab  dan Klub yang ikut dalam kompetisi di lingkup PSSI, sehingga tidak ada rangkap jabatan.

    9. Bahwa saya bersedia keluar sebagai kader partai aktif dan hanya berkonsentrasi pada kepengurusan PSSI.