Pages

Dana Arema Aman

MALANG -
Nama Joko "Getuk" Susilo yang selama ini menghiasi jabatan asisten pelatih Arema akhirnya benar-benar terdepak. Itu setelah pelatih baru tim berjuluk Singo Edan Milomir Seslija lebih suka memilih pelatih asal luar Malang, Abdurrahman Gurning sebagai asistennya. 

"Kita sudah putuskan bahwa Abdurrahman Gurning menjadi asisten pelatih Arema musim depan," kata media officer Arema, Noor Ramadhan, kemarin (6/10).

Ia mengatakan, penetapan nama mantan pelatih PSPS Pekanbaru itu memang sesuai dengan keinginan Milomir Seslija. Milo sendiri yang memilih dari sejumlah calon asisten pelatih yang disodorkan manajemen Arema. "Ternyata, Milo lebih sreg dengan Abdurrahman Gurning," tegas alumnus STIBA ini.

Menurut Nunun--sapaan akrab Noor Ramadhan-- satu hal yang paling mendasari ketertarikan Milo pada sosok Gurning adalah karena adanya kesamaan visi dan misi. "Baik Milo maupun Gurning sama-sama menyukai young guns (pemain muda)," kata dia.

Seperti diketahui, dari 22 nama pemain yang telah diikat kontrak, Arema memiliki banyak pemain muda di bawah usia 25 tahun di berbagai lini. Di antaranya Dede Sulaeman, Putut Waringin Jati, Herman Romansyah, dua kiper Kurnia Meiga dan Aji Saka, Johan Alfarisi, dan Irfan Raditya untuk lini belakang.

Di sektor gelandang, Arema punya darah muda seperti Eka Hera dan Herman Romansyah. Sementara di lini depan, Dendi Santoso dan Sunarto yang merupakan produk asli Akademi Arema masih berusia di bawah 23 tahun.

Selain faktor minat terhadap young guns, dipilihnya Gurning juga atas dasar track record yang ditunjukkan pelatih 53 tahun ini selama berkarir di persepakbolaan Indonesia. "Dia adalah salah satu ahli strategi terbaik di Indonesia," ujar dia.

Lebih lanjut, Nunun mengatakan, dengan kehadiran Gurning maka lengkap sudah jajaran staf kepelatihan Arema. Sebelumnya, Arema telah menunjuk Hendri Koto sebagai pelatih kiper. Ia mengatakan, berbeda dengan musim lalu, di mana ada dua asisten pelatih, pada musim depan Arema hanya akan memakai satu asisten pelatih saja. "Satu asisten, sudah cukup," tegasnya.

Sementara itu jumlah penonton yang besar dalam setiap laga ternyata belum bisa menjamin finansial Arema aman. Krisis finansial sudah menjadi bagian sejarah yang selalu mengiringi perjalanan Arema. Musim lalu misalnya, krisis dana di Arema sangat akut. Pemain berulangkali mogok latihan karena tidak mendapatkan gaji sesuai waktunya. Padahal waktu itu Arema mendapatkan sejumlah sponsor yang lumayan besar.

Nah kekhawatiran yang sama akan terjadi pada kompetisi mendatang. Apalagi kompetisi Indonesia Super League musim ini diikuti 24 klub (musim lalu hanya 18 klub), tentu akan menguras dana jauh lebih besar. Bayang-bayang krisis sepertinya akan kembali mengiringi Arema. Namun Lucky Adrianda Zainal yang mewakili manajemen Arema buru-buru memastikan bahwa dana untuk mengarungi kompetisi 2011 cukup aman. Tidak akan ada masalah lagi dengan finansial. Karena manajemen sudah menyiapkan dalam jumlah cukup besar.

Pria yang akrab disapa Sam Ikul mengatakan, dana untuk mengikuti kompetisi itu berasal dari investor. Hanya, siapa yang menjadi investor, termasuk apakah investor itu perorangan ataukah konsorsium, Sam Ikul masih belum bisa mengungkapkannya. "Yang bisa kita katakan saat ini adalah, investor sudah ada. Begitu pun halnya dengan sponsor, juga sudah ada," tegas Ikul.

Meski belum bersedia mengungkapkan, namun dari apa yang terlihat selama ini, Arema jelas tidak main-main soal dana. Soal kontrak pemain misalnya, keberadaan sejumlah pemain berlabel timnas maupun pemain asing yang punya reputasi, jelaslah tidak murah. Tentu tidak sembarangan klub bisa memiliki pemain-pemain seperti Noh Alam Shah, maupun Esteban Guillen.

Kemudian dari sisi operasional klub, mengarungi sebuah kompetisi jelaslah tidak murah. Melihat pengalaman musim lalu, dimana kompetisi diikuti 18 klub, rata-rata pengeluaran yang dikeluarkan setiap klub adalah Rp 20 miliar. Mengacu pada musim lalu itu, berarti kemungkinan dana yang disiapkan manajemen Arema bisa sampai Rp 30 miliar. Itu hanya untuk kompetisi regular ISL, belum termasuk even yang akan dilakukan di tingkat Asia baik Liga Champions Asia atau AFC Cup. Namun Ikul benar-benar tutup mulut saat ditanya soal nominal tersebut.

Sam Ikul mengatakan, meski saat ini tidak bersedia mengungkapkan, namun suatu saat nanti masyarakat pasti tahu dan harus tahu soal siapa sebenarnya investor Arema itu. "Ada saatnya kita ungkap. Itu menunggu kedatangan investor itu ke Malang. Mereka nantilah yang akan bicara, bukan kita," kata putra mantan Gubernur Papua, Mayjen TNI (Purn) Acub Zaenal itu.

Sam Ikul mengatakan, dengan amannya pendanaan itu, pihaknya kini dengan leluasa bisa fokus ke pembentukan tim. Saat ini, tim telah terbentuk dengan 22 pemain plus staf kepelatihan yang sudah komplet. Selain itu, Arema juga masih terus berburu pemain-pemain baru. "Lebih dari apapun, yang paling penting saat ini adalah pembentukan tim," kata dia.

Ia menjelaskan, yang terpenting dari sebuah klub adalah tim. Sebab, apa yang dilihat dari sebuah klub adalah tim. Dia pun yakin, tim Arema yang dibentuk saat ini bisa meraih prestasi untuk musim depan. Jika prestasi bisa direbut, tentu suara-suara sumbang yang selama ini mengiringi bakal terkikis habis. Lantas, bagaimana jika tim yang dibentuk saat ini tidak berprestasi, sehingga menjadi sasaran empuk kritik" "Itu sudah biasa. Tapi saya percaya pada tim ini," tegasnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar