Pages

Lucky Tidak Hadirkan Solusi

Keputusan pendiri Arema FC Lucky Adrianda Zaenal menunjuk pembina yayasan yang baru, tampaknya tak meghadirkan solusi bagi persoalan di manajemen. Malah langkah tersebut membuat peta pengelolaan klub terpecah-pecah.

Itu dibuktikan dengan sikap Rendra Kresna yang tak mau menerima format manajemen bentukan Luck...y Zaenal beberapa hari lalu. Rendra tetap menganggap kepengurusan di Arema hanya ada satu versi, yakni dirinya sebagai pembina yayasan.

"Saya menganggap tak ada (manajemen) yang lain. Manajemen Arema hanya satu dan mulai konsentrasi pada pembenahan klub," kata Rendra singkat dan jelas. Itu berarti konsep yang dilemparkan Lucky ditolak mentah-mentah Bupati Malang tersebut.

Sikap tersebut dapat diartikan gagalnya Lucky yang berniat menengahi sengketa manajemen antara Muhammad Nur dengan Rendra Kresna. Malah bisa jadi langkah itu sebuah blunder mengingat penunjukkan sosok baru justru menambah rumit persoalan di manajemen Singo Edan.

Alih-alih ingin merangkul semua pihak agar pertikaian mereda, yang terjadi malah pertentangan baru di internal manajemen. Kabarnya kubu M Nur juga tak menerima begitu saja langkah Lucky membentuk 'kekuatan' baru walau belum ada statemen resmi.

Posisi Lucky sendiri juga serba membingungkan Aremania. Semula ia bersama Rendra Kresna saat mengumumkan pemecatan M Nur, kemudian ia tiba-tiba muncul di kepengurusan M Nur-Eddy Rumpoko. Terakhir ia mengumumkan kepengurusan baru dengan memunculkan dua tokoh anyar di jajaran pembina yayasan.

Sikap Rendra juga dibenarkan Media Officer Sudarmaji yang mangaku tak ada perubahan skenario setelah Lucky mengumumkan manajemen baru. Rendra tetap menginstruksikan persiapan klub untuk musim depan jalan terus, termasuk pengisian posisi di manajemen dan persiapan tim.

"Semua masih sesuai rencana. Kita akan mencari orang-orang yang kompeten untuk posisi di manajemen. Sekaligus memikirkan perpanjangan kontrak pemain dan mencari sponsor untuk musim depan," ujar Sudarmaji dihubungi kemarin.

Ia mengatakan manajemen tak terpengaruh dengan adanya kepengurusan baru yang dibentuk Lucky belum lama ini. Menurut mantan wartawan ini, persiapan klub akan kacau jika memikirkan pertentangan yang tak kunjung ada titik temu.

Sebelumnya diinformasikan, Lucky menunjuk Mayjen TNI Purn Suprapto dan Mayjen TNI Purn Rudolf Butar-Butar sebagai pembina yayasan Arema yang anyar. Kedua jenderal itu adalah teman dekat Acub Zaenal, ayah Lucky sekaligus pendiri klub Arema.

Penunjukan dua pembina yayasan itu, menurut Lucky, sebagai jalan tengah dari persoalan pecahnya manajemen tim berlogo kepala singa. Ia juga masih memasukkan nama Rendra Kresna sebagai Presiden Kehormatan Klub Arema sekaligus M Nur sebagai Ketua Yayasan Arema.

Pendiri Arema Umumkan Kepengurusan Baru

Malang -


Pendiri sekaligus pemilik tim Arema Indonesia, Lucky Acub Zainal atau yang akrab dipanggil "Sam Ikul" mengumumkan kepengurusan baru tim tersebut, Senin.

...Pengumuman kepengurusan baru itu bertujuan untuk mengakhiri masalah dualisme kepengurusan yang melanda tim kebanggaan warga Malang tersebut.

"Tidak ada pemecatan dalam kepengurusan Arema yang baru ini, dan kita ingin semua pengurus bersatu demi kemajuan tim Arema," kata Sam Ikul dalam keterangan pers di kediamannya Jalan Bukit Tidar Kota Malang, Jawa Timur.

Dikatakannya, dalam kepengurusan baru tersebut, Arema menunjuk dua Dewan Pembina baru, yakni Mayor Jederal (Mayjen) Purnawirawan TNI Suprapto serta Mayor Jederal (Mayjen) Purnawirawan TNI Rudolf Butar-Butar.

"Dua sosok purnawirawan ini adalah teman dekat ayah saya, dan mereka memahami betul kondisi Arema. Selain itu, beliau tahu betul bagaimana harus berjuang di Arema," katanya.

Sam Ikul menjelaskan, dengan ditunjuknya dua orang itu diharapkan bisa mengakhiri dualisme kepengurusan yang ada dalam tim Arema.

"Ke depan dengan adanya kepengurusan baru itu, Arema bisa diperbaiki dan bisa konsentrasi menghadapi kompetisi selanjutnya, dan soal struktur kepengurusan PT Arema Indonesia beliau berdua akan menyelesaikannya," katanya.

Dikatakan Sam Ikul, ditunjuknya dua Dewan Pembina baru itu sudah berdasarkan musyawarah dengan berbagai pihak, seperti Andi Darussalam Tabussala yang selama ini banyak membantu Arema serta dengan Ketua Yayasan Arema, M Nur dan Wali Kota Batu, Eddy Rumpoko.

"Semuanya sudah saya ajak komunikasi, dan secara resmi kami mengangkat dua sosok baru sebagai Dewan Pembina Arema," ujarnya.

Sebelumnya, kisruh internal yayasan Arema terjadi karena kubu Presiden Kehormatan sekaligus Pembina Arema, Rendra Kresna menyatakan sebagai pengendali Arema yang sah.

Namun, kubu M Nur yang juga menjabat Ketua Yayasan Arema, tetap kukuh bahwa pihaknya masih berhak menjadi pengelola Arema.

Arema Desak PSSI Tentukan Model dan Waktu Kompetisi

Arema Indonesia meminta pengurus PSSI yang baru segera menetapkan model kompetisi musim depan. Ini bertujuan agar tim berjuluk Singo Edan bisa mengestimasi anggaran yang akan dibutuhkan. Selain itu, Singo Edan juga mengatur waktu karena selain mengikuti kompetisi dalam negeri ini mereka juga tampil di ajang Piala AFC. Arema berhak tampil di Piala AFC setelah mengukuhkan diri sebagai runner up Djarum ISL 2010/2011.

"Sejauh ini PSSI belum mengumumkan secara resmi," kata Sudarmaji, media officer Arema.

Setelah terpilih sebagai Ketua Umum PSSI lewat kongres luar biasa (KLB) di Solo beberapa waktu lalu, Djohar Arifin Husin dan kroninya belum menentukan sikap terkait kompetisi musim depan. Selama ini, PSSI dan PT Liga Indonesia (Liga) selaku regulator menetapkan Djarum ISL dan Divisi Utama sebagai kompetisi resmi.

Djohar dkk. masih fokus pada persiapan timnas, baik yang akan bertarung di babak kualifikasi Pra Piala Duni kontra Turkmenistan 23 Juli 2011, juga SEA Games di Palembang November mendatang. Tentang kompetisi, sama sekali belum dibicarakan. Berdasarkan jadwal PT Liga, kompetisi dimulai paling lama awal September. Kompetisi juga dihantui tidak ada dana, mengingat pemerintah melalui menteri dalam negeri melarang klub-klub memakai dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).

”Kami harap konsep kompetisi segera diselesaikan," tandas Sudarmaji.

Kandidat Ketua Yayasan Arema

MALANG-

Sejak dikeluarkannya Surat Keputusan (SK) pemecatan Muhammad Nur oleh Pembina Yayasan Arema, Rendra Kresna maka jabatan Ketua Yayasan Arema mengalami kekosongan. Dan hingga kini masih belum ada penggantinya.

Untuk itu, Rendra yang bertanggung jawab dalam proses pembentukan pengurus baru ini mulai menginventarisir nama-nama calon pengurus Arema. Baik pengurus Yayasan maupun menyiapkan orang-orang untuk Direksi PT Arema Indonesia.

Pembina yang juga Bupati Malang ini menargetkan, sebelum puasa atau sebelum akhir Juli nanti kekosoangan di Yayasan itu sudah terisi. Menurut pengakuannya, sudah ada daftar nama pengurus yang kini sedang dibahas dan didiskusikannya.
“Untuk saat ini susunan pengurus masih belum, tapi untuk orang-orangnya sudah ada, dan tentunya masih perlu untuk kita rapatkan lebih dulu,” ungkap Rendra masih menyimpan rapi daftar calon pengurus Arema tersebut.

“Yang pasti kita masih akan meminta masukan dari tokoh-tokoh bola untuk kepengurusan Arema nanti, juga menampung masukan dan aspirasi dari Aremania,” sambungnya saat dikonfirmasi Malang Post, kemarin sore.
Meski masih menjadi teka-teki perihal pengurus Arema, satu nama calon yang sempat terdeteksi Malang Post adalah Joko Driyono. Pria yang kemarin sebagai CEO PT Liga Indonesia itu disebut-sebut sebagai kandidat Ketua Yayasan Arema.

Peluang itu terbuka untuk Joko menyusul posisinya kini di PSSI belum ada kejelasan. Bahkan mantan manajer tim Pelita KS ini telah memberi sinyal sebelum Kongres PSSI lalu, posisinya bisa diluar PSSI jika memang tak dipakai lagi.
“Joko Driyono masih belum,” jawab Rendra saat ditanya perihal rencananya untuk menghadirkan Joko sebagai Ketua Yayasan Arema. Kebetulan, komunikasi Rendra dengan Joko sudah terjalin baik sejak sama-sama duduk di Komite Normalisasi PSSI.

“Salah satu masukan yang kita terima memang ada nama pak Joko Driyono sebagai Ketua Yayasan, tapi masih belum, karena memang banyak tokoh yang masuk untuk kandidat posisi ini,” yakin Rendra.
Melihat kapabilitas seorang Joko Driyono, pria yang pernah sebagai Ketua Bidang Kompetisi Liga Indonesia ini cukup matang di dunia sepakbola. Apalagi dua musim terakhir, Joko disebut-sebut sebagai konsultan untuk PT Arema Indonesia.

Namun Rendra mengaku tetap selektif untuk posisi penting sebagai Ketua Yayasan ini. “Yang pasti orang tersebut punya kepedulian tinggi kepada Arema,” tutup Bupati Malang yang juga Presiden Klub Arema ini.
Sekedar diketahui, dengan dipecatnya M. Nur, Yayasan Arema sudah tidak ada pengurusnya. Lantaran sebelumnya Mujiono Mujito menyatakan mundur dari jabatan Sekretaris Yayasan, dan Rendra sebagai Bendahara Yayasan terpilih sebagai Pembina.

Pemilihan Rendra sebagai Pembina Yayasan ini berdasarkan rapat gabungan Pengurus Yayasan dan Pengawas Yayasan. Kala itu, sebelum M. Nur dipecat juga ikut hadir dan menyatakan setuju untuk Rendra sebagai Pembina Yayasan Arema.
Sejak itu, Rendra akhirnya punya wewenang sebagai Pembina untuk menyusun pengurus Yayasan. Salah satu anggota Komite Normalisasi PSSI ini berduet dengan pengusaha Iwan Kurniawan sebagai Pembina Yayasan Arema.

Sementara M. Nur yang belum bisa menerima pemecatannya tetap bergerak untuk juga menyusun kepengurusan baru. Bersama Andi Darussalam, M. Nur menggandeng Eddy Rumpoko dan Lucky Acub Zaenal sebagai Pembina Yayasan Arema.


Proses pembentukan pengurus baru ini pun telah dipercayakan kepada notaries Benediktus Bosu untuk mengurus legalitas formalnya. Dan hingga kemarin belum ada rilis, perihal perkembangan pengurus yayasan yang ingin dibentuk M. Nur itu.

Maksimalkan Alumni Arema

MALANG -
Mengenyampingkan adanya upaya pihak lain yang juga terlihat bakal membentuk kepengurusan baru, Yayasan Arema dibawah kendali Rendra Kresna sebagai Pembina Yayasan terus bergerak untuk menyusun komposisi pengurus yang ideal.

Bahkan melalui Manajer Media Officer Arema, Sudarmaji menyebutkan, sudah ada nama-nama calon pengurus Arema yang masuk ke Pembina Yayasan Arema itu. Sayang, mantan wartawan ini belum mau menyampaikannya ke publik.

’’Sudah ada beberapa nama yang masuk, namun kami mohon agar diberikan waktu untuk tidak mengekspose terlebih dahulu.

Yang jelas mereka dari kalangan usahawan, akademisi dan praktisi,’’ jelas Sudarmaji, kemarin sore.
’’Karena kedepan yang kita hadapai industri sepakbola, maka didalamnya juga mengakomodir kalangan profesional yang selama ini sangat kompeten dalam pengelolaan klub modern,’’ sambung pria asal Banyuwangi ini.

Terlepas nama-nama yang sudah masuk itu, Rendra Kresna masih terus menampung nama-nama yang direkomendasikan Aremania. Termasuk mengakomodir keinginan Aremania agar manajemen Arema lebih efektif dan efisien.

’’Efisien dalam segi kuantitas, efektif dalam segi kualitas, utamanya dalam kewenangan dan pengambilan keputusan. Mohon doa dan restunya agar susunan manajemen kedepan untuk menjalankan amanah Aremania,’’ katanya.
Diakuinya, saat ini manajemen Arema banyak memiliki pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan. Untuk itu diperlukan dukungan dari semua pihak, khususnya Aremania sebagai stake holder terbesar yang dimiliki tim Arema.

Lebih lanjut, Sudarmaji mengaku pihaknya kini tengah mencari dan menyusun komposisi yang ideal untuk kepengurusan Arema kedepan. Baik di tingkat pengurus Yayasan, maupun di level Direksi PT Arema Indonesia.

’’Proporsinya sangat ideal, baik di komposisi Yayasan dan Direksi. Dewan Pembina sangat terbuka, prinsipnya sederhana tapi lugas yakni berkomitmen untuk eksistensi Arema, bukan mencari keuntungan pribadi dan kelompok,’’ terangnya.

’’Soal visi dan misi, bahwa visinya jelas untuk kemajuan, eksistensi, modernitas dan prestasi bagi Arema. Misinya dengan melakukan pembenahan struktur organisasi yang efisien dan efektif serta profesional,’’ lanjut Sudarmaji.

Menurut media officer yang akrab disapa Darmaji ini, kepngurusan Arema nantinya diharapkan mampu mengimplementasikan konsep pengelolaan klub berbasis suporter. Termasuk merasionalisasi dan mengembangkan potensi Akademi Arema.

’’Jadi Akademi Arema itu nantinya tidak sekedar sebagai pusat pendidikan dan pelatihan sepakbola usia dini, tapi juga berorientasi kepada profit untuk menambah income klub, pengembangan potensi bisnis dan investasi,’’ sebut Darmaji.

Salah satu potensi yang ingin dikembangkan Arema adalah memaksimalkan para ‘alumni’ Arema melalui Akademi Arema. Seperti para mantan pemain Arema bisa dilibatkan dalam pengelolaan dan pembinaan tim Arema.
‘’Seperti Singgih Pitono mendapat lisensi untuk buat Akademi Arema di Tulungagung. Selain untuk pembinaan, juga untuk menyatukan kekuatan Arema agar meminimalisir problem yang sering muncul,’’ yakin penanggung jawab Aremafc.com ini.

Selain memaksimalkan potensi Akademi Arema, manajemen Arema kedepan tetap bertumpu pada hasil tiketing, sponsorship dan merchandise. Semua itu bermuara untuk mempertahankan prestasi tertinggi tim Singo Edan.

‘’Jadi visi dan misi untuk acuan pengurus itu akan digodok dan dijadikan komitmen agar diupayakan bisa dilaksanakan bagi mereka yang masuk dalam jajaran manajemen,’’ pungkas Darmaji mengaku masih perlu masukan dan saran untuk kesempurnaan cita-cita Arema itu.

Kriteria Umum Pengurus Arema :

1. Berasal dari kalangan usahawan, akademisi dan praktisi
2. Berkompeten untuk pengelolaan klub modern
3. Berkomitmen untuk kemajuan, eksistensi dan prestasi Arema
4. Siap mengimplementasikan konsep pengelolaan klub berbasis supporter
5. Mampu memaksimalkan semua potensi Arema

Kondisi Arema belum menentu

Kondisi Arema memang belum menentu, akan tetapi kontrak pemain Arema rata-rata menyisakan tanggal 31 Juli, dan untuk untuk menghormati kontraknya pemain diharuskan menjalani latihan untuk persiapan Piala Indonesia dan bisa jadi untuk persiapan musim depan. Keadaan ini disampaikan oleh Bupati Kab Malang di sela-sela tugas dinasnya di Kantor kecamatan Gondanlegi.

"Saya sudah perintahkan kepada skretaris tim M Taufan untuk mempersiapkan tim kembali. Dan melakukan latihan sampai kontraknya habis 31 Juli mendatang" Kata Rendra.

"Dan itu berarti meskipun manajemen masih menunggal gaji 2,5 bulan dan bonus kemenangan melawan Persisam, pemain harus tetap menjalani latihan" Kata Rendra melanjutkan. Dan hal ini juga untuk persiapan musim depan karena manajemen Arema musim ini berniat untuk mempertahankan seluruh pemain yang sudah berjasa membawa Arema menjadi runner up di ISL musim 2010/2011

M. Taufan yang kami hubungi membenarkan pernyataan dari Rendra Kresna, Dalam pesan singkatnya beliau mengatakan jika senin Arema sudah harus menjalani latihan kembali hingga masa kontraknya berakhir.

Ada beberapa pemain yang kontraknya berakhir pada 31 Juli, namun ada juga pemain yang kontraknya habis di jauh bulan misalnya Roman Chmelo yang habis dibulan September. Selain itu ada pula yang dikontrak jangka panjang semacam Sunarto, Dendi Santoso, Aji Saka yang kontraknya baru berakhir tahun depan.

Sebelumnya pemain Arema U21 dibawah kendali Joko Susilo sudah melakukan latihan jauh-jauh hari. Pemain Junior itu berlatih di Kepanjen pada hari Selasa, Kamis dan Sabtu. Bahkan latihan-latihan itu diikuti oleh pemain senior jebolan akademi seperti Alfarisi, Sunarto, dan Aji Saka

Kisruh Dualisme Arema Kian Mencemaskan

MALANG - Gelaran Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI telah berlalu dan format kompetisi mulai digodok. Namun kondisi di klub Arema FC semakin mencemaskan karena belum ada titik temu terkait sengketa yang mendera manajemen sejak berakhirnya kompetisi lalu.

Praktis belum ada pergerakan berarti yang dilakukan manajemen terkait persiapan untuk musim depan. Baik kubu Rendra Kresna dan Muhammad Nur belum menunjukkan reaksi untuk meletakkan pondasi sebagai landasan kompetisi selanjutnya.

"Sejauh ini belum ada perkembangan. Semua berharap secepatnya ada solusi sehingga tim benar-benar bisa fokus," kata Media Officer Sudarmaji. Diakuinya situasi di manajemen sudah mulai memunculkan bibit kecemasan di benak Aremania.

Selain klub lain yang sudah mulai bergerak mempersiapkan pasukan, kontrak pemain Arema semakin mendekati tanggal kedaluwarsa. Aremania khawatir penanganan tim terlambat karena perpecahan yang tak kunjung usai.

Malah hingga sekarang belum diketahui siapa yang bakal turun tangan memegang kendali Singo Edan. Baik kubu Rendra maupun M. Nur masih terlalu sibuk mempersiapkan diri mencari legalitas posisi masing-masing di klub.

Kubu M. Nur yang menggandeng Walikota Batu, Eddy Rumpoko sama sekali belum bergerak, walau sebelumnya berkoar bakal memperpanjang kontrak semua pemain berikut ofisial. Pemain pun masih menunggu reaksi manajemen soal perpanjangan kontrak.

"Kita pilih menunggu hingga kontrak habis, sekaligus pembicaraan kontrak baru. Sejumlah pemain bersabar karena masih ingin membela Arema musim depan. Semoga secepatnya ada pembicaraan," tutur gelandang Arema Ahmad Bustomi.

Beberapa pemain Arema telah mengakui ada sejumlah tawaran yang masuk, termasuk Ahmad Bustomi. Namun belum ada ketertarikan berganti kostum, karena nyatanya pemain masih berdiri di tempatnya dan menunggu pembicaraan kontrak baru.

Bustomi sendiri berharap manajemen fokus menyiapkan tim untuk musim depan. "Apa pun yang terjadi, kepentingan tim lebih utama. Sayang kalau persiapan akhirnya menjadi korban. Saya berharap tak demikian," lanjutnya.

Sumber di internal tim mengungkapkan, kedua kubu yang bersengketa belum berani membuat keputusan karena landasan hukum yang masih diragukan. Baik Rendra maupun M. Nur masih melihat situasi untuk melangkah lebih jauh.

Arema Tunggu PSSI

MALANG –
Skuad Arema Indonesia berharap PSSI segera menentukan format atau sistem kompetisi musim depan. Apalagi setelah induk organisasi sepakbola tanah air tersebut baru saja menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Solo, Sabtu (9/7) lalu dan menghasilkan Ketua PSSI. Singo Edan ingin segera mendapat kepastian sehingga bisa dijadikan pijakan untuk mulai menyusun amunisi musim depan.

Meski demikian, Arema ternyata tidak hanya diam sepanjang menunggu kepastian tentang agenda musim kompetisi baru nantinya. Mereka pelan-pelan mulai merangkai persiapan. Apalagi Arema akan turun di dua ajang berbeda musim depan. Meliputi, kompetisi Indonesia Super Liga (ISL) dan AFC Cup. Meski hingga kemarin, PSSI sendiri juga belum memberikan kepastian.

Sudarmaji, Media Officer Arema Indonesia mengatakan, langkah awal yang dilakukan Arema adalah menjalankan organisasi untuk menyusun kerangka tim, baik di Yayasan Arema dan Direksi PT Arema Indonesia. Pihaknya berharap ketika PSSI mengumumkan kepastian format atau sistem kompetisi ISL musim depan, manajerial di tubuh Arema sudah siap menatap kompetisi musim depan.

‘’Sambil jalan, kami tetap siapkan kerangka tim. Kami coba jalankan organisasi di tim Arema ini, baik di yayasan dan direksi. Karena belum ada kepastian dari PSSI, kami juga mendorong agar PSSI segera dapat mengutamakan penataan kompetisi untuk musim depan,’’ terang Sudarmaji kepada Malang Post, semalam.

Mantan wartawan ini menyebut, kepastian atau keputusan PSSI seputar bagaimana kompetisi ISL musim depan, menjadi pondasi klub-klub dalam mulai menyusun kekuatannya untuk musim depan. Diharapkan, PSSI dibawah kepemimpinan Ketua Umum PSSI baru, Djohar Arifin Husin, bisa secepatnya melahirkan keputusan soal hal ini.

Sembari menunggu keputusan PSSI, Arema tetap fokus membangun kerangka timnya untuk musim depan. Mereka sadar tidak ingin asal-asalan lantaran juga akan mewakili Indonesia di ajang AFC Cup. Selain tentunya meraih prestasi lebih baik lagi di ISL musim depan.
Meski diakui Darmaji, Singo Edan ini juga akan terlebih dahulu menggelar evaluasi tim sepanjang penampilannya di musim lalu. Arema meraih runner up ISL musim lalu, dan hanya sebagai penggembira di AFC Champions League (LCA).


‘’Harapannya ketika kerangka tim sudah tersusun, PSSI juga sudah putuskan soal bagaima format musim depan, atau setidaknya sejalan bersama. Selain itu, PSSI juga bisa segera sosialisasikan format kompetisi nantinya kepada klub-klub sehingga bisa dijadikan acuan untuk menyusun tim untuk kompetisi musim depan,” pungkas Darmaji

Harus Bisa Tampung Aspirasi

MALANG –

Arema Indonesia memang tidak bisa menyalurkan suaranya di Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Solo, namun kubu Singo Edan menerima hasil dari kongres, kemarin. Kubu tim runner up Indonesia Super Liga (ISL) musim 2010-2011 ini konsisten mendukung siapapun pemimpin yang terpilih.
Sudarmaji, Media Officer PT Arema Indonesia mengatakan, dukungan itu disampaikan Arema dengan tujuan untuk memajukan sepakbola nasional kedepannya.

Terpenting lagi, ketua umum yang baru beserta jajarannya nantinya mampu mendengarkan aspirasi dan mengimplementasikan apa yang menjadi keinginan stake holder terbesar sepakbola nasional yakni para supporter. Tak terkecuali, Aremania, komunitas supporter fanatik skuad Arema.

‘’Apalagi sepakbola Indonesia kedepan mengarah ke sepakbola industri yang mandiri dan profesional. Karena itu, supporter menjadi bagian terpenting sebagai konsumen industri bola. maka selayaknya mewujudkan keinginan mereka,’’ pesan Sudarmaji mewakili suara manajemen Arema pasca terpilihnya Djohar sebagai ketua umum PSSI yang baru kepada Malang Post, sore kemarin.

Kubu Arema merilis, serangkaian tugas sudah langsung menghadang Djohar beserta jajarannya di tubuh PSSI nantinya. Diantaranya, sekaligus yang menjadi utama yakni mewujudkan sepakbola Indonesia yang berprestasi dan bernilai positif untuk tumbuh kembangkan klub menjadi mandiri dan profesional. Pasalnya, hal ini merupakan harapan yang sudah lama diapungkan keseluruhan masyarakat sepakbola Indonesia.

Paling tidak, PSSI juga bisa meyakinkan kepada klub-klub atas programnya ke depan. Tak terkecuali kepada Aremania, stake holder skuad Arema yang hingga detik ini berjuang bertahan hidup dengan mandiri dan pengelolaan yang profesional.

Ya, Singo Edan sejak berdiri pada 11 Agustus 1987 silam ini tidak menggunakan dana APBD. Walhasil, Arema dan Aremania menghormati siapapun ketua umum yang terpilih demi kebaikan pesepakbolaan tanah air.

‘’Jadi prinsip kami, kami akan menghormati siapapun yang terpilih. Namun juga mendapatkan dukungan publik, khususnya Aremania, karena mereka stake holder terbesar di Arema dan sepakbola nasional. Karena itu, saatnya pemimpin terpilih untuk meyakinkan stake holder terbesar itu untuk mampu mewujudkan apa yang mereka inginkan,” pungkas Darmaji


sumber malangpost

Aremania Ungkapkan Beberapa Tuntutan

Puluhan anggota suporter Arema Indonesia, Sabtu siang menyerbu kota Solo. Keberangkatan mereka dari Malang menggunakan dua bus serta puluhan kendaraan bermotor,

Kedatangan para kelompok suporter ini guna memberikan dukungan terhadap jalanya kongres luar biasa PSSI yang sedang berlangsung di The Sunan Hotel, Solo.

"Selain untuk mendukung jalanya kongress, kedatangan kami ke sini membawa harapan kepada ketua terpilih, agar membawa sepakbola Indonesia ke arah yang lebih baik, serta memperbaiki tatanan persepakbolaan Indonesia yang telah carut marut di era Nurdin Halid," kata koordinator Arema, Polidi di Stadion Manahan.

"Harapan yang terakhir adalah agar memperbaiki kinerja wasit agar tidak mau diatur oleh atasannya terutama tentang pengaturan skor."

Sementara saat disinggung tentang kemenangan Djohar Arifin Husin, para anggota suporter ini mengaku menerima, karena siapaun yang terpilih, yang penting PSSI tidak dijatuhi sanksi tegas oleh FIFA.

Para anggota Aremania ini akan bertahan di Solo sampai berakhirnya kongres.

ADA DUA DELEGASI

MALANG -
Keputusan Komite Normalisasi (KN) PSSI menolak delegasi Arema terbilang cukup mengejutkan. Menyusul salah satu anggota KN itu adalah Rendra Kresna yang merupakan Pembina Yayasan sekaligus Presiden Klub Arema.

Namun dalam hal ini, Rendra tidak bisa berbuat banyak, lantaran penolakan delegasi Arema tersebut diputuskan dalam rapat pleno KN. Setidaknya demikian dari surat penolakan yang dikirim PSSI ke kantor Arema, Rabu (6/7) kemarin.

Rendra sendiri membantah pihaknya tidak ada upaya untuk memperjuangkan hak suara Arema. Menurut pria yang juga Bupati Malang ini, sikap legowo yang ditunjukkannya sema-mata demi kepentingan Kongres dan sepakbola Indonesia.

’’Kita bukan tidak ada upaya, karena kita sudah tahu itu. Kita menerima keputusan itu dengan pertimbangan untuk menyukseskan kongres dan demi sepakbola Indonesia kedepan,’’ yakin Rendra saat dikonfirmasi kemarin sore.

Secara terpisah, Wakil Ketua Komite Normalisasi, Joko Driyono mengakui adanya penolakan untuk delegasi Arema ini terkait dengan kisruh di kepengurusan Arema. Menyusul adanya dua nama delegasi yang masuk ke meja KN.

Joko mengakui, KN kesulitan untuk memilih dan menentukan satu dari dua nama delegasi yang direkomendasikan tersebut. Kondisi ini pun membuat KN cukup prihatin, dan memutuskan untuk menolak semua delegasi Arema tersebut.

’’Intinya KN prihatin dengan kondisi ini, dan ini adalah urusan internal Arema. KN punya kesulitan untuk menetapkan delegasi yang dikirimkan, karena kepengurusan Arema saat ini bias,’’ jelas Joko kepada Malang Post, tadi malam.

’’Belum tuntas aspek legal dan personalianya. Kita berharap Arema segera bisa menyelesaikan masalah ini, baik aspek legal, struktur dan orang,’’ sambung pria yang juga Plt Sekretaris Jendral PSSI ini.

Padahal sebelumnya Joko meyakinkan bahwa pemegang hak suara Arema itu masih pengurus yang lama lantaran belum pernah ada update pengurus baru. Dalam hal ini adalah Rendra Kresna sebagai Presiden Klub Arema.

Namun kenyataannya, mandat Rendra kepada Manajer Media Officer Arema, Sudarmaji ditolak KN tanpa ada penjelasan untuk alasan penolakannya. Kebetulan surat penolakan tertanggal 5 Juli itu ditandatangani Joko Driyono.

’’Ya, sampai saat ini memang tidak ada update kepengurusan. Tapi kok data delegasinya tiba-tiba akan datang dari dua kepengurusan. Repot kan? Biar rukun dan tidak berakibat perpecahan, ini keputusan sulit KN yang harus diambil,’’ yakin Joko.

Sayang, saat didesak dua kepengurusan yang dimaksud, Joko tak mau menjelaskan. Plt Sekjend PSSI yang juga CEO PT Liga Indonesia ini memilih no comment seputar dua delegasi dari dua kepengurusan tersebut.

Dugaan sementara, satu delegasi yang dikirim oleh Rendra Kresna adalah Sudarmaji. Satu lagi kemungkinan delegasi yang ditunjuk oleh mantan Ketua Yayasan Arema, Muhammad Nur yaitu Siti Nurzanah. Atau ada kemungkinan satu delegasi itu ditunjuk oleh Andi Darussalam yaitu Abriadi Muhara.

Namun terpisah, Ketua KN, Agum Gumelar kemarin di Solo justru membuka kemungkinan peluang Arema bisa mendapatkan kembali suaranya. Syarat yang diajukan, kedua belah pihak yang mengirimkan delegasinya bisa berunding untuk memilih salah satu. ‘’Masih bisa. Silakan kedua belah pihak berunding, siapa yang akan mewakili,’’ ujar Agum meyakinkan. Agum juga siap menjadi mediator jika dibutuhkan.

Menurut Agum, karena tenggat waktu pelaksanaan kongres tinggal sehari lagi maka pengurus Arema diminta segera menentukan siapa, yang diberangkatkan menuju KLB PSSI di Solo.
‘’Lakukan rapat pengurus, cari solusi terbaik demi kepentingan ke depan. Karena sangat disayangkan sekali kalau Arema kehilangan wakilnya di kongres besok,’’ tutur purnawirawan jenderal bintang empat ini.

Apabila rapat pengurus tetap tidak menemui jalan buntu, lanjut Agum, maka KN tidak bisa berbuat banyak untuk Arema. Artinya, Arema harus rela kehilangan hak suaranya. ‘’Kalau sampai besok (hari ini) tidak ada kepastian dan titik temu, Arema harus rela kehilangan haknya,’’ tandasnya meyakinkan.

Di sisi lain, Agum menyebutkan, sebenarnya tidak hanya Arema saja yang terancam kehilangan hak suaranya. Empat klub lainnya yang tengah berlaga di kompetisi nasional juga mengalami nasib sama.

Kondisi ini juga merembet ke tingkat pengurus provinsi yaitu Pengprov PSSI Sumatera Utara (Sumut), Sulawesi Utara (Sulut) dan Jatim. Kondisi pengprov tadi tidak jauh dari yang tengah dialami Arema, yakni memiliki dualisme kepengurusan.


Tetapi, Jatim lebih ada titik terang karena sekarang ini telah memiliki pengurus baru dan tinggal menunggu pengesahan dari KONI selaku induk organisasi olahraga di Indonesia .
Secara organisatoris, KLB PSSI di Solo akan diikuti sedikitnya 101 pemilik hak suara. Mereka berhak menentukan ketua umum, wakil ketua umum dan anggota exco PSSI periode 2011-2015.
‘’Harapan kami semua bisa hadir dan ikut menentukan pengurus PSSI ke depan. Kesempatannya tinggal kali ini. Jika tidak, sanksi menanti kita,’’ tandasnya.

Agum Bersama Pemuka Agama Gelar Doa Bersama

Ratusan warga Solo ikut serta dalam doa bersama yang bertajuk 'Solo Berdoa Untuk PSSI' di Plaza Sriwedari, Solo, Kamis, 7 Juli 2011. Doa bersama ini melibatkan semua pemuka lintas agama. Dihadiri oleh Ketua Komite Normalisasi (KN) PSSI, Agum Gumelar.

Tari Bedoyo Tolak Bala menjadi pembuka acara tersebut. Sembilan perempuan mengenakan pakaian serba putih lengkap dengan sesaji berada di barisan terdepan. Di belakangnya terdapat tokoh agama dari berbagai lintas agama.

Setelah itu, arak-arakan tarian tersebut sampai di panggung. Selanjutnya acara dilanjutkan dengan pembacaan doa, yang dilakukan pemuka agama secara bergantian. Tentu, ini untuk kesuskesan dan kelancaran penyelenggaraan kongres.

Dalam sambutanya, Agum menyampaikan ucapan terima kasih kepada warga Solo yang telah menyempatkan hadir dalam doa bersama ini. Bahkan, Agum berharap dengan doa bersama tersebut, Kongres PSSI bisa menghasilkan putusan terbaik

"Solo mempunyai sejarah dengan kelahiran PSSI. Karena pertama kali kongres digelar di Solo, PON pertama juga di Solo. Dengan sejarah itu, saya mempunyai tekad Kongres PSSI di Solo akan berhasil dan sukses. Tidak seperti kongres di Jakarta yang deadlock," ucapnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, apabila pada kongres di Solo tidak berhasil, maka pada selang satu hari FIFA akan memberikan sanksi kepada Indonesia. "Kalau sampai di beri sanksi betapa beratnya. Sebab tim Indonesia tidak bisa bertanding di SEA Games, main laga persahabatan di luar negeri dan pertandingan Persipura akan tertunda," harapnya.

Pada kesempatan tersebut, Agum Gumelar diberi hadiah wayang Wisanggeni dari perwakilan panitia. Pada dunia pewayangam tokoh Wisanggeni merupakan tokoh wayang yang pemberani, jujur dan menjadi pahlawan.

Suara Arema Indonesia Absen di Kongres PSSI

Arema Indonesia sepertinya terus saja mendapat ujian pada bulan ini. Belum selesai masalah internal yayasan, Arema dikejutkan dengan hadirnya surat dari Komite Normalisasi tentang ditolaknya utusan dari Arema Indonesia baik sebagai voter (pemilih) maupun sebagai Peserta kongres PSSI yang akan dilangsungkan besok tanggal 9 Juli 2011 di Solo.

Surat dengan nomor 1152/AGB/82/VII/2011 dari Komite Normalisasi PSSI perihal penolakan mandat dan ditandatangani oleh Djoko Driyono berisi: "Berdasarkan rapat Pleno Komite Normalisasi pada tanggal 4 Juli 2011, PSSI menolak utusan mandat Dari Arema untuk hadir dalam Kongres Luar Biasa atau KLB PSSI baik sebagai Voter ataupun Peserta pada tanggal 09 Juli 2011 di Hotel Sunan Solo. Tertanda Joko Driyono Sekjen Plt Komite Normalisasi".

Dalam surat tersebut tidak dijelaskan alasan penolakan perwakilan dari Klub kebanggaan warga Malang tersebut. Abriadi ketua pelaksana harian Arema di Konfirmasi via telpon Selullarnya menyatakan pada wartawan, bila memang perwakilan Arema benar-benar ditolak oleh KN untuk menghadiri Kongres Luar Biasa PSSI untuk pemilihan ketua umum, ini menjadi pembelajaran bagi kita semua untuk segera menyelesaikan masalah internal yang terjadi di Arema.

Sedangkan Sudarmaji yang diberikan mandat oleh pembina yayasan untuk menghadiri kongres menyatakan melalui pesan singkatnya akan tetap berangkat ke Solo. "Sebagai bentuk dukungan agar kongres berjalan sukses, kami akan memberi tauladan kepada semua pihak dengan tetap berjuang dan berangkat ke Solo untuk memberikan dukungan demi lancarnya kongres".

Pria asal Banyuwangi ini juga menambahkan bahwa Arema pasti masih di perhitungkan oleh stakeholder sepakbola Indonesia meskipun kehadirannya di tolak Komite Normalisasi. "Kami tetap optimis Arema pasti diperhitungkan oleh semua stakeholder sepakbola nasional, termasuk Komite Normalisasi maupun para kandidat yang bakal maju menjadi PSSI satu, yang selalu membawa perbaikan untuk sepakbola Indonesia," tambahnya.

Penghitungan Manual yang Dianggap Sah

Anggota Komite Normalisasi, Joko Driyono, menyatakan, penghitungan suara dalam Kongres Luar Biasa PSSI pada 9 Juli akan menggunakan dua cara, yakni sistem manual dan sistem digital. Namun, bila terjadi perbedaan terhadap hasil penghitungan, hasil penghitungan sistem manual yang dianggap sah.

"Tabulasi digital hanya digunakan untuk memudahkan menampilkan penghitungan suara lewat layar raksasa. Namun, bila terjadi perbedaan, yang digunakan adalah hasil penghitungan manual," ujar Joko, Rabu (6/7/2011).

Dikatakan Joko, pada saat memilih, pemilih harus mencantumkan nama calonnya pada kertas suara. Sah atau tidaknya suara tersebut harus berdasarkan Electoral Threshold FIFA.

"Tugas peneliti suara harus memastikan bahwa tulisan bisa diasosiasikan dengan nama calon. Misalnya nama calon terdaftar Joko Driyono, lalu ditulis Mr Joko. Jika tidak ada calon lain bernama Joko, maka sah. Namun, jika ada calon lain bernama Joko dan tulisan tersebut tidak bisa diasosiakan, maka dianggap tidak sah," kata Joko.

Selain itu, menurut Joko, proses pemilihan dianggap gagal bila jumlah kertas suara jumlah pemilih yakni 101 anggota. "Kongres juga baru bisa dijalankan apabila pemilik suara memenuhi kourum, yakni 50 persen plus satu," katanya.

Proses registrasi bagi perserta dijadwalkan dilakukan Jumat (8/7/2011) pukul 12.00-17.00 di Hotel Sunan, Solo. Pada kesempatan itu, kepada pemilik suara akan dibagikan kartu tanda peserta kongres. Kartu ini akan dilengkapi perangkat digital demi mencegah pemalsuan kartu anggota.

Saat proses pemilihan, Sabtu (9/7/2011), pemilik suara akan dipanggil untuk menandatangani penerimaan kertas suara. Setelah itu, kartu tanda peserta diverifikasi lewat mesin pembaca kartu tanda peserta. Jika kartu tanda peserta terbukti valid, pemilik suara masuk ke bilik suara untuk memilih.

Arema Masih Tunggak Gaji dan Bonus Pemain

Malang - Berakhirnya kompetisi Indonesia Super League (ISL) musim ini tak serta merta membuat masalah di tubuh Arema Indonesia ikut berakhir. Singo Edan dikabarkan belum membayarkan gaji pemain selama 5 bulan dan sejumlah bonus.

"Terhitung 5 bulan gaji bersama tahun kemarin belum kami terima. Begitu juga dengan bonus menang saat melawan Persijap dan Persisam," tutur gelandang Arema, M. Fakhrudin,



Selain bonus kemenangan dan gaji pemain, manajemen masih mempunyai tunggakan bonus posisi runner-up yang dicapai Fakhrudin dkk. Bonus sebesar Rp 1,5 miliar itu sangat diharapkan para pemain.

"Ada juga bonus runner-up sebesar Rp 1,5 miliar," imbuhnya.

Dia berharap pengurus Arema segera mencairkan gaji serta bonus itu, agar dapat diberikan kepada keluarganya. Karena selama ini dirinya hanya menggantungkan pemasukan dari gaji.

"Kami harapkan bisa segera cair, untuk bisa diberikan kepada keluarga," kata Fakhrudin.

Menurutnya, berakhirnya kompetisi tak bisa jadi alasan keterlambatan pembayaran hak-hak pemain Pasalnya, seluruh pemain telah melakukan kewajiban dan bersikap profesional selama memperkuat Arema. Mereka juga telah bekerja keras sehingga bisa mengantarkan klub kebanggaan warga Malang itu ke posisi runner-up.

"Kami sudah profesional, harapan kami mereka (manajemen-red) bisa. Memperhatikan itu," katanya.

Meski hak-haknya sering terlambat dibayarkan, Fakhrudin mengaku akan tetap bertahan di Arema pada musim depan.

"Insya Allah saya akan tetap di Arema, jika masih dipakai," ujarnya.

Media officer Arema Indonesia, Sudarmadji, menuturkan, semua tunggakkan dan bonus pemain tengah dibahas jajaran pembina yayasan, begitu juga tim baru yang bakal memperkuat Arema di musim mendatang. "Semua dibahas oleh pembina yayasan," ungkapnya dihubungi terpisah.

Pembina Yayasan Arema Indonesia Rendra Kresna belum memberikan keterangan ketika dikonfirmasi mengenai tungakkan gaji serta bonus pemain. Dihubungi melalui telepon genggamnya hingga Rabu siang, Bupati Malang ini tak memberikan jawaban.

Polresta Surakarta Terjunkan 1.600 Personel Amankan Kongres

Guna mengamankan Kongres Luar Biasa yang akan digelar Sabtu (09/7) di Solo, Polresta Surakarta siap menerjunkan 1.600 anggotanya.
Banyaknya anggota kepolisian yang diturunkan tersebut dikarenakan Kongres akan juga dihadiri oleh suporter sepak bola dari seluruh daerah.

Menurut Kapolresta Surakarta, Kompbespol Listyo Sigit Prabowo, pihaknya akan melakukan sterilisasi dan pemeriksaan ketat di lokasi kongres. Pemeriksaan dilakukan oleh pasukan brimob dengan menggunakan alat detektor bagi mereka yang hendak masuk hotel.

Pola pengamanan pada pelaksanaan KLB PSSI di Solo, kata Kapolresta, dilakukan dengan sistem empat ring, pertama di ruang kongres, kedua di luar hotel, ketiga sepanjang Jalan Ahmad Yani atau depan hotel, kemudian keempat di lokasi pemusatan berkumpulnya para suporter di kawasan Stadion Manahan Solo.

"Kami akan menurunkan sebanyak 198 anggota di kawasan ring satu hingga ketiga," katanya.

Ia menjelaskan, pengamanan di ring tiga atau sepanjang Jalan Ahmad Yani akan dilakukan sistem buka tutup arus lalu lintas dari arah utara maupun sebaliknya, karena jalur itu merupakan jalan umum.

Selain jajaran kepolisian yang akan mengamankan di ring tiga, juga melibatkan petugas Lindungan Masyarakat (Linmas) setempat. Karena, mereka yang mengenali warga yang keluar masuk di kawasan tersebut.

Menurut Kapolresta, anggotanya juga melakukan pengamanan dan pengawalan terhadap anggota KN, panitia, calon ketua umum, wakil ketua, dan anggota komite eksekutif serta peserta kongres di lokasi penginapan.

"Kalau para suporter dipusatkan di kawasan Stadion Manahan. Mereka dapat melihat jalan kongres melalui layar lebar di lokasi itu," katanya. (

M.nur tetap melaju,bahas gaji n bonus pemain di notaris

Meskipun sudah dinyatakan non aktif sebagai Ketua Yayasan Arema namun M Noer tetap terus aktif mengurus tim Arema. Senin (4/7) sore kemarin, M Noer bersama dengan Lucky Acub Zainal, Abriadi Muhara, Buyung Adi Sasono (mantan Legal Arema), Tony Praptono (mantan Sekretaris Panpel Arema) berkumpul lagi di Kantor Notaris Benediktus Bosu.



Dalam pertemuan yang usai tepat pukul 6 sore ini semua yang hadir tidak bersedia memberikan keterangan kepada pers. Lucky Acub Zainal yang berdasarkan keterangan Andi Darussalam pada 22 Mei lalu ditunjuk sebagai Dewan Pembina Yayasan Arema hanya menyatakan, “Sudah jangan tanya saya”.



Saat itu juga Lucky langsung meninggalkan kantor Beni Bosu di Jalan Sukarno Hatta ini dengan diantar mobil milik Abriadi Muhara. Sedangkan M Noer berhasil menghindari wartawan dan langsung meninggakan kantor notaris itu dengan menggunakan mobilnya, Toyota Innova warna silver nopol L 1930 GN.



Sementara itu Abriadi Muhara hanya menyatakan bahwa alasan dia bertemu dengan M Noer dan Lucky adalah untuk menanyakan soal gaji dan bonus pemain. “Saya hanya memastikan soal tanggung jawab saya yaitu soal gaji dan bonus pemain”. “Karena sudah kadung dibayari gaji yang kemarin (13 Juni lalu,red) jadi saya minta ke mereka,” ujar Abriadi kepada pers.



Sementara itu mantan Manajer Legal PT Arema Indonesia yang ditanya Memo dengan sikap terburu-buru mengaku tidak mengetahui agenda pertemuan tersebut. “Maaf saya tidak mengetahui,” ujar Buyung sambil mengenakan helm di atas motor skutik warna hitam N 5551 AY miliknya. Sementara itu, Benediktus Bosu, kepada pers menyatakan bahwa kedatangan mereka ke kantornya hanyalah untuk mebicarakan soal gaji pemain.



“Mereka bukan rapat, cuma ngurusi gaji pemain. Kebetulan mereka ketemu di sini saya ndak ikut-ikut,” ujar Beni kepada pers. Beni menjelaskan, mereka bertemu di kantornya karena saat pembayaran gaji pemain pada 13 Juni lalu di Batu dia juga hadir di sana. Menariknya, Beni yang mantan PNS di lingkungan Pemkab Malang ini mengaku belum ada pembicaraan soal yayasan. Beni yang ditanya soal penerbitan akte yayasan baru menjawab ”Saya belum berpikir ke situ”. Dia menjelaskan, “Kompetensi saya soal pembentukan yayasan adalah saat semua dokumen lengkap, maka saya baru ada di dalamnya”.



Sedangkan soal pemberhentian M Noer oleh Pembina Yayasan Arema, Rendra Kresna, Beni Bosu tidak berkomentar banyak. “Saya tidak tahu karena saat ini semua pihak saling klaim,” ujar dia. Sebelumnya pada siang harinya, Andi Darussalam Tabusalla melalui ponselnya menyatakan saat ini (kemarin) di Malang sedang berlangsung rapat. “Tapi saya tidak ikut karena berada di Jakarta,” ujar matan Ketua BLI ini.

Prioritas Arema: Pertahankan Skuad Timnas

MALANG -

Arema FC sejauh ini belum begitu agresif soal ikatan kontrak dengan pemain. Tim yang tengah dilanda sengketa manajemen ini masih menunggu hasil Kongreslub PSSI sebelum menentukan skenario untuk musim depan.

Kendati demikian, sejumlah pemain sudah masuk dalam daftar aset yang wajib dipertahankan. Tak lain adalah pemain Singo Edan yang selama ini cukup stabil membela timnas, seperti Zulkifli Syukur, Kurnia Meiga, Ahmad Bustomi, Dendi Santoso, maupun Yongki Aribowo.

Pemain di atas bukan saja dianggap mempunyai kontribusi menawan tim tim Singo Edan. Namun juga menjadi kebanggaan Aremania karena membawa nama klub di level nasional maupun internasional.

"Komitmen manajemen memang mempertahankan sebagian besar pemain. Tapi jujur saja Arema ingin pemain-pemain yang masuk timnas untuk tetap bersama tim musim depan. Kemampuan mereka masih sangat kita butuhkan," terang Media Officer Arema Sudarmaji.

Memang, Arema sendiri belum bisa memberikan jaminan agar mereka bertahan di Malang. Selain masih menunggu kongres, tim berwarna kebesaran biru ini juga masih diwarnai sengketa dan butuh modal finansial.

Sudarmaji hanya mengingatkan bahwa Arema masih mempunyai daya tawar menarik bagi pemain. Selain prestasi yang cenderung stabil dengan menjadi runner up dan juara di dua musim terakhir, pemain juga berkesempatan tampil di level asia.

"Tak semua tim bisa memberikan garansi itu. Tapi Arema sudah membuktikannya dan belum tentu pemain bisa mempunyai pengalaman yang sama di klub lain. Jadi saya pikir Arema masih punya sesuatu untuk membuat pemain bertahan," lanjut mantan wartawan ini.

Sudarmaji tak menutup mata ada beberapa pemain yang sudah menjadi incaran klub lain. Salah satunya kiper Kurnia Meiga yang masuk dalam proyek masa depan Persib Bandung sebagai penerus Markus Horison yang sudah mulai uzur.

Tapi manajemen masih optimistis para pemain bakal tetap memilih Malang. Ikatan emosional juga dipandang ikut menentukan pilihan pemain karena rata-rata pemain mereka baru melejit setelah bergabung dengan Arema.

"Pemain yang masuk timnas memang sangat potensial menjadi bidikan klub lain karena kemampuannya yang sudah teruji," tandas Sudarmaji. Arema sendiri dalam dua musim terakhir selalu mendominasi skuad timnas, dengan mengirimkan wakil paling tidak lima pemain.

Sementara itu, pekerjaan rumah (PR) Arema masih menumpuk seusai musim kompetisi 2010-2011. Selain masih menunggak pembayaran gaji pemain U-21 selama 11 bulan, Arema kini juga dalam kondisi 'mati suri' alias tak berpenghuni.

Sebanyak 30 karyawan dirumahkan setelah habis kontrak sejak 1 Juli dan belum ada kepastian kapan mereka bakal kembali menjalani rutinitas. Praktis, kantor Arema Jln Sultan Agus kini sepi tanpa rutinitas. Tapi manajemen mengaku tetap akan memakai jasa karyawan tersebut saat aktifitas tim kembali normal.

Rapor per pemain ,

1. Ahmad Bustom :
Pentingnya peran Bustomi tergambar jelas dari jumlah menit bermain dia lebih banyak dari 27 pemain Arema yang dikontrak musim ini. Belum terima? Bustomi selalu dimainkan menjadi starter di Timnas Piala AFF, All Stars ISL dan Starbol. Sosok gelandang yang rendah hati ini menjadi sosok yang paling penting ketika Arema meraih juara musim lalu, dia juga berperan besar ketika Arema meraih Juara 2 musim ini. Alhasil kemampuan dia sangat disegani lawan-lawannya. Bahkan Bambang Pamungkas lewat akun twitternya @Bepe_20 mengatakan menurut dia pemain terbaik ISL musim ini adalah Ahmad Bustomi.

Tidak banyak gol yang dicetak oleh gelandang didikan Persema ini, satu-satunya gol yang ia buat adalah ke gawang Persiwa Wamena, Meskipun demikian peran dia amat sentral terutama ketika Arema kehilangan Esteban di lini tengah. Bukannya menggantikan peran Esteban dengan pemain lain, Coach Arema Miroslav Janu justru membikin Formasi 4-1-4-1 ketika Esteban cedera. Alhasl Bustomi adalah orang yang berjuang sendirian di lini bertahan Arema, meski ada 10 pemain lain, akan tetapi peran dia sebagai destroyer yang merusak aliran bola lawan membuat lawan menjadi segan.


2. Esteban Guillen :
Ketika Esteban bermain, maka 80% bola mati mesti ditaruh didepan kakinya. Hal itu dilakukan karena Esteban mempunyai kemampuan untuk memberikan operan atau sepakan yang kerap berbuah peluang emas untuk pemain lain atau gol untuk dirinya sendiri. Musim lalu Esteban masuk di Arema ketika terjadi kesalahan atas kemampuan gelandang Landry Pongolanye yang dibawah standar. Dia adalah sosok gelandang bertahan di Arema yang mempunyai kemampuan .



3. Juan Revi:
Dia sangat disukai Miro karena pemain yang serba bisa, tahun lalu mantan kapten tim Jatim di PON 2008 pernah menjadi bek kanan. Dan posisi bek kanan itulah yang kerap ditempatinya ketika kondisi gelandang bertahan sudah penuuh kuotanya. Revi mempunyai determinasi yang luar biasa, dia juga mempunyai kekuatan body balance yang bagus. Ditunjang dengan fisikn yang prima, Revi bisa menjelajah ke seluruh area lapangan ketika Arema menempatkan dia di tengah.

4. Hendra Ridwan:
Dia pernah melawan Arema ketika laga Pra Musim, tepatnya ketika laga Inter Island Cup, selanjutnya di saat klub asalnya PSM Makassar memutuskan pindah ke LPI, dia langsung pindah ke Arema Indonesia yang saat itu butuh bantuan gelandang bertahan. Disaat itu Bustomi sedang bermain di timnas Piala AFF.
Hendra mempunyai spesialisasi yaitu pemain Arema yang kondisi fisiknya selalu bagus. Bahkan saat uji kadar VO2 Max, kondisi Hendra paling baik dari seluruh pemain Arema lain.

5. Ronny Firmansyah :
Dia menjadi pemain kesayangan Miro ketika Arema ditukangi di tahun 2007, di tahun itu dia menjadi pilihan pertama sebagai gelandang bertahan. Dan kepercayaan Miro sempat diberikan di laga kompetisi Inter Island Cup, dan diawal musim, redaksi Wearemania.net juga memberikan ramalan jika Ronny akan berkembang pesat di tangan pelatih yang membesarkan. Akan tetapi nampaknya pengalaman sebagai pemain terlama di Arema tidaklah cukup jika melihat jumlah menit yang diciptakan oleh pemain kelahiran Pasuruan ini.


6. Tommy Pranata:
Mungkin musim ini buruk baginya, dia gagal menunjukkan diri mengapa Arema merekrutnya sebagai gelandang bertahan, dengan membukukan 0 menit penampilan, dia hanya dimainkan Miro selama uji coba Arema saja. Secara kengototan Tommy sangat bagus, determinasi ini membuat dia disegani. Akan tetapi dia mempunyai kelemahan mendasar sebagai gelandang bertahan yang berfungsi untuk memberikan operan matang kepada pemain lain. Dan kelemahan inilah yang membuat dia menjadi pilihan kelima dari 2 slot gelandang bertahan yang kerap dipakai Arema musim ini.

Nur Tetap Eksis

MALANG -
Meski telah diberhentian secara permanen, Muhammad Nur tetap menunjukkan eksistensinya di Arema. Pria yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Yayasan Arema ini, kemarin sore kembali menggelar rapat di kantor notaris Benediktus Bosu, SH.

Selain M. Nur dan Banediktus, rapat atau pertemuan kedua kalinya di kantor notaris yang beralamat di Jalan Soekrano Hatta itu dihadiri Pendiri Arema, Lucky Acub Zaenal beserta istri, mantan manajer Legal PT Arema Indonesia, Buyung Adi Sasono
Hadir juga Ketua Panpel Arema yang juga Pelaksana Harian PT Arema Indonesia, Abriadi Muhara didampingi Ario Seto (staf panpel) dan Tony Praptono (eks Sekretaris Panpel) yang kabarnya hadir sebagai pengacara yang ditunjuk oleh Andi Darussalam.

Andi sendiri yang pada pertemuan pertama sempat hadir bersama Eddy Rumpoko, kemarin tidak tampak di kantor Benediktus. Baik Andi maupun ER masih berada di Jakarta untuk sebuah urusan tidak terkait dengan Arema.
’’Ya, saya sekarang (kemarin, Red.) di Jakarta. Mungkin besok (hari ini, Red) saya datang ke Malang. Untuk sore ini (kemarin sore) memang ada rapat di kantor notaris,’’ ungkap Andi saat dihubungi Malang Post melalui telpon genggamnya kemarin sore.

’’Menurut saya, masing-masing harus introspeksi khususnya dalam pemberitaan. Kita jangan sampai membuat Aremania ini dipecah-pecah. Hanya itu pesan saya,’’ sambung pria yang akrab disapa ADS ini menyikapi kondisi Arema.
Secara keseluruhan, belum bisa dipastikan agenda utama dari rapat yang melibatkan Benediktus tersebut. Meski sepintas, notaris yang akrab disapa Beni itu terlihat memberi penjelasan melalui sebuah papan tulis yang ada di ruangannya.

Begitu pertemuan selesai, tak banyak keterangan yang diberikan orang-orang tersebut. Bahkan M. Nur langsung ‘kabur’ begitu saja tanpa memberikan keterangan apa pun. Termasuk saat dikonfirmasi melalui telpon genggamnya, mantan Sekkota Malang ini memilih tak menjawab.
Demikian juga dengan yang lain. Termasuk Lucky. ’’Sudah. Jangan tanya saya ya,’’ ungkap Lucky berlalu dan naik ke atas mobil Abriadi usai pertemuan yang berakhir sekitar pukul 18.15 WIB itu. ’’Soal agenda pertemuan ini saya tidak seberapa tahu,’’ sebut Buyung bergegas naik sepeda motornya.

Hanya Abriadi yang sedikit memberi keterangan bahwa kehadirannya kemarin sore tidak lepas dari posisinya untuk menanyakan hak pemain berupa gaji dan bonus. Menyusul gaji pemain sebelumnya telah diselesaikan oleh M. Nur.
’’Pertemuan tadi membicarakan soal gaji dan bonus pemain. Semuanya masih dalam kapasitas saya (Pelaksana Harian, Red.) untuk menanyakan itu. Karena yang membayari gaji kemarin beliau-beliau, ya sudah saya tanyakan,’’ terang Abriadi singkat sebelum pergi mengantar Lucky.

Sementara Benediktus saat dikonfirmasi membenarkan pertemuan kemarin membahas seputar sisa gaji pemain Arema. Meski dirinya tidak mau mengatakan pertemuan dengan M. Nur kemarin sebagai sebuah rapat.
’’Mereka bukan rapat. Cuma mengurus gaji pemain Arema dan kebetulan bertemu disini. Saya sendiri tidak ikut-ikut,’’ ungkap Beni mengaku tidak bisa menolak saat kantornya selalu dibuat tempat pertemuan M. Nur dkk.

’’Masak saya selaku notaris menolak orang yang mau datang ke kantor saya. Mereka datang untuk membicarakan gaji dan kebetulan saya hadir waktu pembayaran gaji pemain di Batu. Waktu itu saya diundang datang,’’ sambungnya.
Beni memastikan pertemuan kemarin tidak ada sangkut pautnya dengan rencana penyusunan pengurus Yayasan Arema yang baru. Termasuk belum dipikirkan kelanjutan akta Yayasan yang rencananya menempatkan Lucky sebagai Pembinanya itu.
’’Kalau misalkan berlanjut, mereka akan menyampaikan. Tapi kalau saya yang tanya, urusan saya apa? Kita belum berpikir sampai kesitu (pembentukan akta Yayasan, Red). Jadi saya mau melangkah bagaimana.’’ Jelas Beni setengah bertanya.

Menurut Beni, kompetensinya untuk bisa membuat akta Yayasan itu jika semua dokumen yang dibutuhkan sudah lengkap. Sedangkan terkait status M Nur yang tetap eksis meski sudah diberhentikan, dirinya mengaku tidak tahu.
Termasuk kemungkinan adanya implikasi hukum jika tetap bekerjasama dengan M Nur yang bukan lagi sebagai Ketua Yayasan Arema berdasarkan Keputusan dari Rendra Kresna sebagai Pembina Yayasan, Beni lagi-lagi mengaku belum tahu.


’’Saya tidak tahu. Karena langkah masing-masing pihak itu saya tidak tahu. Satu pihak begini, satu pihak begini. Jadi, kompetensi saya hanyalah ketika semua dokumen lengkap dan diminta buat akta, disitu baru saya terlibat. Lebih dari itu, saya tidak ikut,’’ yakin Beni.