MALANG-
Meski PSSI telah memutuskan Muhammad Nur sebagai pengelola
Arema, yang secara tidak langsung telah ‘mengalahkan’ kubu Rendra
Kresna bersama Eddy Rumpoko dan Iwan Kurniawan, namun persoalan dualisme
kepengurusan Arema belum sepenuhnya tuntas.
Justru kini tampaknya dimulai babak baru, dimana perjuangan Aremania
mendapat dukungan dari sosok Andi Darussalam Tabusalla. Pria yang akrab
disapa ADS itu datang ke Malang dan menemui Aremania di rumah makan
Inggil, kemarin siang.
Dialog Aremania dan ADS ini pun berlangsung sengit.
Maklum, sebelumnya ADS diketahui lebih condong kepada pihak M. Nur
yang telah bersama-sama Lucky Acub Zaenal menyiapkan tim Arema.
Sedangkan Aremania dengan tegas menolak keberadaan Arema versi M. Nur
tersebut. Menariknya, baik Aremania maupun ADS masih dalam pendirian
masing-masing.
Setidaknya ADS mengakui secara sah, legalitas Arema itu masih
ditangan M. Nur. Meski mantan Ketua Badan Liga Indonesia ini meyakinkan
dirinya adalah juga Aremania. Untuk itu, ADS datang mendudukkan
persoalan yang sebenarnya, sekaligus berusaha kembali meluruskan sejarah
Arema.
“Kita kumpul bersama-sama bersilaturahmi setelah lama tidak terjalin.
Saya hanya ingin luruskan sejarah. Khususnya setelah melihat
perkembangan empat bulan terakhir dan kesimpang siuran berita yang ada,
termasuk yang menyinggung saya. Lama-lama saya harus bicara, karena ini
saya anggap ini sudah tidak benar,” demikian ADS mengawali dialognya
dengan Aremania.
“Saya memang ingin bertemu Aremania, saya ingin meletakkan dasar-dasar
sejarah ini agar kita tidak terpecah belah. Tidak boleh ada orang yang
mengatakan paling berjasa. Saya katakana, yang hitam itu hitam, putih
itu putih,” sambung pria asal Makassar ini selanjutnya membeberkan fakta
kemelut yang terjadi di Arema beberapa bulan terakhir ini.
Ditegaskannnya lagi, Arema bukan punya siapa-siapa. Menurutnya Arema ini
punya Aremania. Lantaran tanpa Aremania, tim Arema juga tidak ada
apa-apanya. Meski kini, tim Arema layaknya nona manis menjadi rebutan
banyak pihak, khususnya investor kelas kakap yang berlomba-lomba untuk
masuk mengelola Arema.
“Setelah saya renungkan, biar bagaimanapun saya ini Aremania,” sebut ADS
yang juga mengungkit pemberian saham Arema pada Lucky sebagai bentuk
penghormatannya pada Mayjend (Purn) Acub Zaenal, pendiri Arema. Menyusul
tanpa sosok Acub, Arema tak bisa berdiri dan tidak ada Aremania.
“Saatnya nanti saya tidak di Arema lagi, tapi kita tetap bershabat dan
tetap bersaudara, karena saya Aremania. Dimanapun saya, jangan anda
dicabik-cabik. Jangan dibuat berkelompok-kelompok, tidak ada manfaatnya
untuk Aremania. Itu pesan saya. Saya selama ini diam karena saya tidak
mau masuk kemelut. Mungkin ini saat yang tepat, karena setelah itu saya
tidak mau bicara lagi soal Arema, Arema itu kenangan indah untuk saya,”
jelasnya.
Aremania yang setengah jam lebih mendengarkan pencerahan dari ADS pun
memberikan respon. Seperti Iin, Aremania korwil Dinoyo ini meminta ADS
sebagai seorang ARemania agar tim Arema dikembalikan pada Arema.
Menyusul keterangannya yang menyebutkan tim Arema dalaha milik Arema.
Namun itu tidak mudah, menyusul ada manajemen yang mengatur untuk itu.
Berikutnya AW, Aremania korwil Sumbermanjing Wetan ini mempertanyakan
sikap M. Nur yang selama ini tak mau menemui Aremania. Termasuk Iin
sebenarnya berharap agar M. Nur yang datang ke Malang dan berdialog
dengan Aremania. Menurut ADS, perihal M. Nur itu terkait dengan
pribadinya.
“Tidak bisa dipungkiri saat ini Aremania telah terpecah belah,
sekarang Pak ANdi sebagai Aremania, apa yang harusnya dilakukan,” tanya
Syaiful Gludux, Aremania korwil Polehan mewakili rekan-rekannya. Dari
sini, terbuka peluang untuk proses rekonsiliasi yang beberapa waktu lalu
sempat terhanti.
“Saya akan coba bertemu dengan Pak Nur, untuk bisa bertemu lagi dengan
Pak Rendra, dan Pak Bambang, karena di Yayasan ya tiga orang ini,
ditambah Pak Iwan Kurniawan, karena dia yang mengetahui semuanya. Saya
mau pergi bicara dengan Pak Iwan, agar bisa mempertemukan mereka semua,”
jelas ADS.
Perihal adanya pertemuan di Surabaya yang tak membuahkan hasil lantaran
antara pihak M. Nur dan pihak Rendra belum ada kata sepakat untuk
mengawali proses rekonsiliasi tersebut. Melalui ADS bersama Iwan sebagai
tokoh kunci dari kemelut Arema ini, diharapkan ditemukan formulasi
solusi terbaik.
“Kalau awalnya bisa 0-0, atau dari tidak ada, baru bisa, dan pak Iwan
yang tahu segalanya, sejak kita mulai ketemu dulu. Saya bisa terima,
Aremania saat ini mengalami krisis kepercayaan. Lalu apa yang harus
dilakukan, ya mereka harus rekonsiliasi, dan disini peranan Iwan itu
sangat penting,” yakinnya.
Perihal sudah adanya keputusan PSSI dan kompetisi akan segera bergulir,
ADS mengaku tidak ada masalah. Selama pengelolaan manajemen Arema bisa
dilakukan secara bersama-sama. Bagaimana bentuk kerjasama itu? Menurut
ADS akan dirundingkan dalam waktu dekat ini.
“Saya mau bicara dengan Pak Iwan, agar ambil inisitaif mengadakan pertemuan.
Kalau tidak ketemu, tidaka bisa selesai, karena awal kericuhan dari
situ. Ada langkah-langkah yang bisa ditempuh, tapi butuh kebesaran hati.
Kalau tidak ketemu, ya sulit.
Saya akan berusaha ketemu Pak Iwan dulu, beri saya waktu,” harap ADS
mengaku tidak mau berargumen seputar persoalan hukum, karena
masing-masing punya pandangan berbeda.
Lebih lanjut, ADS meyakinkan kini dirinya tak lagi terlibat atau tak
lagi memiliki hubungan dengan manajemen yang dibangun Lucky. Sekalipun
pria yang mengaku sempat dibuat kecewa dengan sikap Lucky terkait
pencairan uang dari pihak investor ini tetap mengakui legalitas seorang
M. Nur.
“Ayo berantas yang salah-salah itu. Saya tinggalkan karena saya tahu
tidak benar, mareka itu telah melakukan wanprestasi soal pembayaran
gaji. Saya tidak mau campur lagi, saya tidak mau terlibat lagi ditempat
itu, karena saya pikir tidak benar. Saya pasti ikut (Aremania, Red).
InsyaAllah saya pasti komitmen sebagai Aremania. Saya tidak mau kondisi
seperti ini, saya sedih juga dengan kondisi ini. Boleh ditulis, ADS
gabung Aremania,” katanya.
“Pergerakan Aremania tidak akan berenti, sampai krisis kepercayaan ini
terselesaikan. Kita melakukan perjuangan dengan apa yang kita yakini
benar, apalagi Pak Andi mengatakan tidak mau mengikuti yang salah.
Sekarang kekuatan kita bertambah, dengan masuknya Pak Andi, yang akan
ikut berjuang pada level-level tertentu,” sebut Fuad Ardiansyah,
Aremania korwil Chili.
Untuk langkah pertama, ADS berharap tiga orang yang menjadi kunci di
Yayasan Arema yaitu M. Nur, Rendra dan Bambang Winarno harus bertemu
melalui Iwan sebagai mediator. Lantaran menurutnya saat ini di Arema
dibutuhkan orang tengah sebagai jembatan, yang menurut ADS itu bisa
dilakukan Iwan Kurniawan.
“Dualisme ini harus selesai, kalau tidak selesai ini tidak benar. Ada
cara saya nanti, agar semuanya bisa bertemu, ini harus pakai cara yang
indah. Saya yakin, rekonsiliasi ini bisa terjadi kalau sama-sama
berbesar hati. Pak Nur, Pak Rendra, Pak Bambang dan Pak Iwan harus
bertemu, dan Pak Gunadi (mantan Dirut PT Arema Indonesia, Red) itu say
rasa perlu dipanggil, tidak perlu yang lain. Soal investor, itu diluar
dulu, kita benahi yang di internal dulu,” terang ADS mengaku lega usai
bertemu Aremania.
(sumber-Malang Pos)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar