MALANG - Jadwal gila yang disusun PSSI membuat
klub-klub mengernyitkan dahi. Susunan jadwal yang diterima masing-masing
klub, sekilas memang relatif normal. Namun di beberapa pertandingan,
ada yang hanya berselisih sehari saja.
Setelah sebelumnya
Persebaya Surabaya dan Deltras Sidoarjo mengeluh, begitu pula dengan
Arema FC dan Persela Lamongan. Ada pekan-pekan tertentu yang membuat
klub hampir tidak percaya dan tidak ideal untuk jadwal pertandingan
sepakbola.
Arema berbeda dengan dengan rival beratnya Persebaya
Surabaya yang harus memainkan setumpuk laga away di putaran pertama.
Dari 23 partai yang bakal dimainkan di putaran pertama, Singo Edan harus
melakoni 13 pertandingan home dan hanya 9 pertandingan away.
Itu
tak menjadi masalah. Persoalannya sesungguhnya terletak pada matchday
ke-7 dan ke-8 yang berturut-turut. Pada matchday ke-7 pada 7 januari
2012, Arema melakoni pertandingan away ke kandang Persiwa Wamena.
Lucunya, pada 8 Januari 2012 Arema harus melakoni laga kandang menjamu
Persijap Jepara.
Satu lagi jadwal yang mengganggu otak adalah
match day ke-13, yakni Arema menjamu rival sekota Persema Malang pada 2
Februari 2012. Hanya berselang sehari, tepatnya 4 Februari 2012, tim
asuhan Milomir Seslija sudah bertarung di kandang Bontang FC.
“Kalau
menurut saya jadwal ini belum sepenuhnya fix. Di beberapa laga harus
ada perubahan, karena kalau dipaksakan pemain bisa pensiun dini. Tidak
mungkin ada jadwal berturut-turut atau hanya berselang sehari untuk laga
home dan away,” ungkap Media Officer Arema FC Noor Ramadhan.
Secara
umum dirinya mengatakan tak ada keluhan berarti kecuali mepetnya jadwal
pertandingan itu. Soal lebih banyak pertandingan home di putaran
pertama, Arema menyadari nantinya harus berjuang lebih keras di putaran
kedua yang memainkan 13 laga away.
Kejanggalan jadwal tersebut
rencananya akan disampaikan dalam manager meeting yang digelar hari ini
di Jakarta. “Tentunya kami berharap ada perubahan karena kejanggalan itu
tak mungkin ditolerir. Itu akan kami bawa di manager meeting besok
(hari ini),” ungkap Noor.
Sementara, kejanggalan jadwal juga
menimpa Persela Lamongan. Kejanggalan yang berupa pertandingan berselang
sehari adalah saat Persela menantang Persema di Stadion Gajayana pada
23 Februari. Sedangkan pada 25 Februari, Laskar Joko Tingkir harus
terbang ke kandang Sriwijaya FC.
Jadwal serupa terjadi pada 1
Februari, Persela melakoni laga home menjamu Persiwa Wamena. Berselang
sehari atau 3 Maret, tim asuhan Miroslav Janu harus melawat ke kandang
Persija Jakarta. Paling fatal adalah jadwal pada matchday ketujuh,
karena hanya berselang sehari dan persis sama dengan yang dialami Arema
FC.
“Saya rasa ini kecerobohan dalam penyusunan jadwal. Atau
mungkin juga jadwal ini masih kasar dan bisa diperbaiki lagi. Yang pasti
tak satu pun tim bersedia bermain hanya selang satu hari antara
pertandingan home dan away. Pemain bisa rusak fisiknya,” kata kepala
Sekretariat Persela Muji Santoso.
Persela sendiri cukup berimbang
antara pertandingan home dan away dalam jadwal yang diterima manajemen.
Di putaran pertama, Laskar Joko Tingkir melakoni 12 pertandingan home
dan itu sudah dianggap cukup ideal dibanding sejumlah klub lain.
Penyusunan
jadwal yang masih kacau itu juga dialami klub level satu lainnya,
Persibo Bojonegoro dan Persema Malang. Mepetnya beberapa jadwal
pertandingan menjadi keluhan yang dirasakan klub, terlepas berapa banyak
laga home dan away di putaran pertama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar