Malang ,Lama tak terdengar kiprahnya, Andi Darussalam Tabusala kembali muncul
terkait dengan kemelut yang terjadi di Arema. Pria yang akrab disapa ADS
ini berani buka-bukaan membeberkan fakta yang terjadi pada tim
kebangaan Aremania. Khususnya menyangkut perjalanan Arema selama dua
tahun terakhir ini.
ADS yang mengaku jadi saksi hidup tim Arema pun siap untuk bertemu
dengan semua pihak demi mendudukkan persoalan yang terjadi. Bahkan
rencananya pekan depan, mantan Ketua Badan Liga .
Indonesia berencana
datang ke Malang berdialog dengan pihak-pihak yang berkepentingan untuk
Arema.
‘’Saya mau ketemu dengan yang pro Iwan, pro Rendra, pro M. Nur, pro
Lucky, atau siapa saja yang pro. Saya mau bicara di depan mereka, saya
tidak mau bicara di belakang. Jadi kalau mereka bantah, saya juga bisa
bantah,’’ ungkap ADS kepada wartawan di sebuah rumah makan di Surabaya,
kemarin sore.
Secara runtut, pria asal Makassar ini coba meluruskan sejarah yang
terjadi di Arema. Setidaknya sejak Arema dijual Lucky Acub Zaenal kepada
pihak Bentoel, hingga akhirnya Bentoel melepas tim berjuluk Singo Edan
ini padanya. Berlanjut pada persoalan keuangan yang kini berujung pada
dualisme kepengurusan.
‘’Tahun 2003, sebagai ilustrasi bahwa Lucky itu sudah jual habis Arema
pada Bentoel. Bahwa dia itu pendiri adalah sejarah, bahwa dia itu pegang
akte pendiri, itu sejarah. Tetapi sejarah juga mengatakan bahwa Lucky
jual Arema itu ke Bentoel dan untuk itu mereka mendapatkan kompensasi,’’
jelasnya.
Kisah selanjutnya, saat Bentoel akan membubarkan Arema, meski akhirnya
lewat ADS bersama pengusaha asal Malang yaitu Iwan Kurniawan
terbentuklah Yayasan Arema yang dalam perjalanannya membentuk PT Arema
Indonesia. Muhammad Nur pun dipilh oleh ADS sebagai Ketua Yayasan
bersama pengurus yang lain.
‘’Pada waktu PT dibentuk, saya bilang ke Pak Nur, berikan satu saham ke
Lucky, karena bagaimanapun saya dibesarkan oleh Pak Acub (Ayahanda Lucky
Acub Zaenal, Red), itu bagian sejarah. Jadi saham itu diberikan
cuma-cuma, itu sebagai saham kehormatan, kepada saudara Lucky,’’ terang
ADS.
Persoalan pelik menimpa Arema pasca meraih gelar juara Indonesia Super
League 2009/2010. Tepatnya kala Arema kesulitan mencari investor, hingga
muncul kelompok dari Arifin Panigoro yang ingin masuk ke Arema. Menurut
ADS awalnya tidak pernah disebutkan itu terkait dengan Liga Primer
Indonesia.
‘’Saya bilang ke Pak Nur, ambil saja, yang penting Arema selamat dulu.
Tapi setelah kita hanya dipinjami Rp 1,5 miliar dari total rencana Rp 15
miliar yang diturunkan secara bertahap mulai dari Rp 5 miliar,
ternyata alur berpikirnya berbeda,’’ sebut ADS mengaku dirinya memang
pernah bertemu dan berdialog dengan Arifin Panigoro.
‘’Lalu saya minta bantuan grup (Bakrie, Red) untuk bantu Arema, sehingga
keluar uang Rp 2,5 miliar dari Ijen Nirwana. Saya minta Pak Nur untuk
restrukturisasi, dan dalam proses berjalan, mungkin disitu akhirnya Pak
Nur mungkin tidak sepaham dalam alur berpikirnya. Dia tahu saya tekan
karena dia mau deklarasi ikut LPI, saya tidak mau,’’ sambungnya.
Labih lanjut, ADS menuturkan, bagaimana awal kisahnya kembali bersatu
dengan M. Nur yang akhirnya sempat bekerjasama dengan Lucky. Diakuinya
saat M. Nur ternyata mampu bertanggung jawab membayar gaji pemain yang
tertunda beberapa bulan, ADS sempat meminta bantuan Lucky menangani
kemelut Arema kala itu.
‘’Lalu Pak Nur dan Pak Eddy Rumpoko menghubungi Lucky, dan saya akhirnya
bertemu dengan Pak Nur, setelah lama berseteru. Dalam kapasitasnya
sebagai Ketua Yayasan, dia ada kontribusi. Saya datangi Pak Nur, saya
juga datangi Pak Rendra, dan saat itu Iwan (Iwan Budianto, Red) mau
masuk dengan mangatasnamakan Bakrie, itu saya kasih bantahan,’’ yakin
ADS.
Waktu berjalan, ADS mengaku pihak Lucky yang diketahui berpihak pada M.
Nur mulai mencari sponsor. Pada saat mendapatkan sponsor baru ini, yang
terakhir diketahui sponsor tersebut dari Ancora Grup, ADS merasa telah
dibohongi oleh Lucky yang dianggap telah mengingkari perjanjian.
‘’Lucky tandatangan perjanjian kerjasamanya dengan investor itu. Lucky
juga terima uangnya, sebesar 250 ribu dolar Singapura. Janjinya kalau
terima uang, buat bayar gaji pemain dan kebetulan Abriadi (Pelaksana
Harian PT Arema Indonesia, Red) sudah siapkan perhitungan untuk bayar
pemain. Malamnya saya telpon, dia tidak mengaku dan baru besoknya
bilang katanya buat begini buat begitu,’’ terang ADS.
‘’Saya bilang, tidak boleh seperti ini, karena janji saat terima uang,
untuk bereskan gaji pemain. Saya malu, karena semua orang tahu saya back
up Lucky, kok tiba-tiba jadi beda. Saya pikir, setelah saya lihat
cara-cara Lucky, saya tidak mau dan yang berhak ini sebenarnya Pak Nur.
Secara legalitas formal itu Pak Nur, jadi saya back up Pak Nur saja,’’
sambungnya.
ADS yang sebelumnya sempat disebut-sebut sebagai Pembina Yayasan Arema
mengatakan, legalitas Arema milik M. Nur, sedangkan Lucky menurutnya tak
perlu lagi bercerita perihal statusnya sebagai pendiri. Suka-tidak
suka, menurutnya semua pihak harus menghormati M. Nur sebagai pengurus
yang sah.
‘’Kecewa, tidak juga. Saya hanya tidak simpatik dengan cara-cara itu.
Saya tidak suka pada Lucky karena dia telah melakukan wanprestasi dengan
tidak menjalankan kesepakatan. Saya bawa pesan, siapapun itu punya
peran. Saya boleh tidak suka ke Iwan Budianto, tapi dia bisa
menyelesaikan gaji pemain. Ya, kita harus milah-milah. Soal Lucky, biar
masyarakat yang menilai,’’ katanya.
‘’Jangan mengecilkan arti seseorang. Waktu gaji tertunda tiga bulan,
yang bereskan ya Pak Nur. Waktu sisa 2,5 bulan ya Iwan (yang bereskan
gaji). Saya tidak bisa bilang apa-apa, Lucky bohongin saya.
Iwan punya jasa, harus kita akui, walau secara pribadi saya tidak suka.
Coba waktu terima uang itu langsung bereskan gaji, Lucky yang paling
berjasa. Sekarang mana bisa dihitung dia paling berjasa. Lucky itu belum
kasih apa-apa untuk Arema. Dia manfaatkan Arema iya, untuk dirinya
pribadi,’’ lanjut ADS.
Pria yang mengaku tidak mau terlibat dalam kemelut Arema ini
menjelaskan, siap duduk satu meja dengan siapapun terkait persoalan
Arema, termasuk dengan Aremania dan pihak-pihak yang berseteru. ‘’Saya
ini bicara sejarah agar Aremania ini tidak diombang-ambingkan,’’ ucapnya
memastikan bahwa Aremania-lah yang paling berjasa membesarkan tim
Arema.
‘’Yang berjasa itu Aremania, yang punya klub Arema sejati itu ya
Aremania. Kalau sampai Aremania terpecah dan tidak datang ke stadion,
lalu untuk apa sponsor itu datang? Sponsor mau datang karena Aremania,
bukan karena klub. Jadi aset terbesar Arema itu adalah Aremania, jadi
tidak boleh ada yang congkak,’’ beber ADS.
Sementara itu, dikonfirmasi secara terpisah, Lucky membantah adanya uang
dari pihak investor yang digunakannya untuk hal pribadi itu. Menurut
pendiri Arema yang kini tengah sibuk menyiapkan tim Arema untuk
kompetisi ISL musim depan ini, keterangan dari ADS itu hanya sebuah
fitnah.
‘’Wah, ini fitnah,’’ ucap Lucky tampak kaget saat dikonfirmasi seputar
pembeberan fakta yang disampaikan ADS itu. ‘’Saat ini saya sering
difitnah, bahkan oleh orang terdekat saya. Ya, kok bisa, itu (pengunaan
uang dari investor, Red) harus dibuktikan,’’ yakin pria yang akrab
disapa Ikul ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar