Pages

Nur Tetap Eksis

MALANG -
Meski telah diberhentian secara permanen, Muhammad Nur tetap menunjukkan eksistensinya di Arema. Pria yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Yayasan Arema ini, kemarin sore kembali menggelar rapat di kantor notaris Benediktus Bosu, SH.

Selain M. Nur dan Banediktus, rapat atau pertemuan kedua kalinya di kantor notaris yang beralamat di Jalan Soekrano Hatta itu dihadiri Pendiri Arema, Lucky Acub Zaenal beserta istri, mantan manajer Legal PT Arema Indonesia, Buyung Adi Sasono
Hadir juga Ketua Panpel Arema yang juga Pelaksana Harian PT Arema Indonesia, Abriadi Muhara didampingi Ario Seto (staf panpel) dan Tony Praptono (eks Sekretaris Panpel) yang kabarnya hadir sebagai pengacara yang ditunjuk oleh Andi Darussalam.

Andi sendiri yang pada pertemuan pertama sempat hadir bersama Eddy Rumpoko, kemarin tidak tampak di kantor Benediktus. Baik Andi maupun ER masih berada di Jakarta untuk sebuah urusan tidak terkait dengan Arema.
’’Ya, saya sekarang (kemarin, Red.) di Jakarta. Mungkin besok (hari ini, Red) saya datang ke Malang. Untuk sore ini (kemarin sore) memang ada rapat di kantor notaris,’’ ungkap Andi saat dihubungi Malang Post melalui telpon genggamnya kemarin sore.

’’Menurut saya, masing-masing harus introspeksi khususnya dalam pemberitaan. Kita jangan sampai membuat Aremania ini dipecah-pecah. Hanya itu pesan saya,’’ sambung pria yang akrab disapa ADS ini menyikapi kondisi Arema.
Secara keseluruhan, belum bisa dipastikan agenda utama dari rapat yang melibatkan Benediktus tersebut. Meski sepintas, notaris yang akrab disapa Beni itu terlihat memberi penjelasan melalui sebuah papan tulis yang ada di ruangannya.

Begitu pertemuan selesai, tak banyak keterangan yang diberikan orang-orang tersebut. Bahkan M. Nur langsung ‘kabur’ begitu saja tanpa memberikan keterangan apa pun. Termasuk saat dikonfirmasi melalui telpon genggamnya, mantan Sekkota Malang ini memilih tak menjawab.
Demikian juga dengan yang lain. Termasuk Lucky. ’’Sudah. Jangan tanya saya ya,’’ ungkap Lucky berlalu dan naik ke atas mobil Abriadi usai pertemuan yang berakhir sekitar pukul 18.15 WIB itu. ’’Soal agenda pertemuan ini saya tidak seberapa tahu,’’ sebut Buyung bergegas naik sepeda motornya.

Hanya Abriadi yang sedikit memberi keterangan bahwa kehadirannya kemarin sore tidak lepas dari posisinya untuk menanyakan hak pemain berupa gaji dan bonus. Menyusul gaji pemain sebelumnya telah diselesaikan oleh M. Nur.
’’Pertemuan tadi membicarakan soal gaji dan bonus pemain. Semuanya masih dalam kapasitas saya (Pelaksana Harian, Red.) untuk menanyakan itu. Karena yang membayari gaji kemarin beliau-beliau, ya sudah saya tanyakan,’’ terang Abriadi singkat sebelum pergi mengantar Lucky.

Sementara Benediktus saat dikonfirmasi membenarkan pertemuan kemarin membahas seputar sisa gaji pemain Arema. Meski dirinya tidak mau mengatakan pertemuan dengan M. Nur kemarin sebagai sebuah rapat.
’’Mereka bukan rapat. Cuma mengurus gaji pemain Arema dan kebetulan bertemu disini. Saya sendiri tidak ikut-ikut,’’ ungkap Beni mengaku tidak bisa menolak saat kantornya selalu dibuat tempat pertemuan M. Nur dkk.

’’Masak saya selaku notaris menolak orang yang mau datang ke kantor saya. Mereka datang untuk membicarakan gaji dan kebetulan saya hadir waktu pembayaran gaji pemain di Batu. Waktu itu saya diundang datang,’’ sambungnya.
Beni memastikan pertemuan kemarin tidak ada sangkut pautnya dengan rencana penyusunan pengurus Yayasan Arema yang baru. Termasuk belum dipikirkan kelanjutan akta Yayasan yang rencananya menempatkan Lucky sebagai Pembinanya itu.
’’Kalau misalkan berlanjut, mereka akan menyampaikan. Tapi kalau saya yang tanya, urusan saya apa? Kita belum berpikir sampai kesitu (pembentukan akta Yayasan, Red). Jadi saya mau melangkah bagaimana.’’ Jelas Beni setengah bertanya.

Menurut Beni, kompetensinya untuk bisa membuat akta Yayasan itu jika semua dokumen yang dibutuhkan sudah lengkap. Sedangkan terkait status M Nur yang tetap eksis meski sudah diberhentikan, dirinya mengaku tidak tahu.
Termasuk kemungkinan adanya implikasi hukum jika tetap bekerjasama dengan M Nur yang bukan lagi sebagai Ketua Yayasan Arema berdasarkan Keputusan dari Rendra Kresna sebagai Pembina Yayasan, Beni lagi-lagi mengaku belum tahu.


’’Saya tidak tahu. Karena langkah masing-masing pihak itu saya tidak tahu. Satu pihak begini, satu pihak begini. Jadi, kompetensi saya hanyalah ketika semua dokumen lengkap dan diminta buat akta, disitu baru saya terlibat. Lebih dari itu, saya tidak ikut,’’ yakin Beni.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar