Pages

Wali Kota Batu yang baru terpilih menjadi Pembina Yayasan Arema

Wali Kota Batu yang baru terpilih menjadi Pembina Yayasan Arema, Eddy Rumpoko, menyatakan siap bekerja untuk memajukan Arema Indonesia. “Matur nuwun (terima kasih). Semoga (jabatan Pembina Yayasan) amanah. Arema harus lebih maju ke depannya,” kata Eddy Rumpoko Selasa, 21 Juni 2011.

Eddy diangkat menjadi pembina yayasan dalam sebuah pertemuan di Gedung Bina Praja Pemerintah Kota Batu, Minggu malam 19 Juni 2011, seusai Arema mengandaskan Bontang FC dengan skor 8-0. Pertemuan dihadiri Andi Darussalam Tabusalla (ADT), Muhamad Nur, Lucky Adrianda Zainal (pendiri Arema), serta Siti Nurzanah (Direktur PT Arema Indonesia) dan Buyung Adi Sasono (manajer hukum PT Arema Indonesia).

Eddy tak memusingkan munculnya dualisme kepengurusan di yayasan. Baginya, dualisme membuktikan masih banyaknya orang yang peduli dan cinta Arema. Eddy lebih berkonsentrasi memikirkan tim Singo Edan ke depan agar benar-benar jadi tim yang profesional dan berprestasi.

Sekarang ini manajemen sedang menata legalitas kepengurusan di yayasan dan direksi PT Arema Indonesia. Pembenahan kepengurusan yayasan yang diprioritaskan karena yayasanlah yang membentuk perseroan.

Menurut Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur itu, saat ini komposisi kepengurusan Yayasan Arema nyaris kosong. Secara de facto tinggal Muhamad Nur sebagai Ketua Yayasan Arema. Moedjiono Moedjito melepas jabatan sekretaris yayasan per 5 Agustus 2010 —dua hari setelah Bentoel melepas Arema ke konsorsium. Rendra Rendra Kresna pun sudah melepas jabatan bendahara.

Darjoto Setyawan sudah lebih dulu menanggalkan jabatan sebagai pembina per 8 September 2009, sekitar sebulan setelah Arema dilepas Bentoel pada 3 Agustus 2009 ke konsorsium. Darjoto diganti ADT, tapi tak ada pengangkatan tertulisnya.

Ia menegaskan, “Setelah Pak Darjoto, Pak Rendra, dan Pak Moedji mundur tinggal Pak Nur. Jadi saya kira yang berhak sekarang memang Pak Nur. Kita bicara dalam koridor hukum. Ini soal legalitas. Insya Allah, dalam minggu ini soal legalitas sudah selesai. Kita harus menatap ke depan.”

Ketika disinggung bahwa pada Minggu, 29 Mei 2011, sudah diadakan rapat gabungan antara pengurus dan pengawas yayasan (Bambang Winarno) dan rapat memutuskan mengangkat duet Rendra dan Iwan Kurniawan (bos PT Anugerah Citra Abadi) sebagai pembina, Eddy mengatakan nantinya Rendra dan Iwan akan diajak ikut bergabung.

“Kita akan menggunakan semua potensi yang ada di Malang. Beliau-beliau itu sudah berkontribusi besar bagi Arema dan itu harus dihargai. Soal nantinya mereka bersedia atau tidak, itu soal lain. Yang penting kami akan ajak mereka bicara dan bertemu dulu. Saya ini fasilitator saja, biar urusan legalitas diurus Pak Nur,” katanya.

Rapat 29 Mei itu diadakan di Pendapa Pemerintah Kabupaten Malang, yang dihadiri Rendra Kresna (Bupati Malang merangkap Presiden Klub Arema), Muhamad Nur (Ketua Yayasan Arema), dan Bambang Winarno (Pengawas Yayasan Arema).

Setelah pembina ada, pengawas yayasan memberhentikan sementara Muhamad Nur pada Selasa, 14 Juni. Namun, Nur menolak pemberhentian dengan alasan pembina yayasan tidak ada sejak ditinggal Darjoto.

“Kalau memang sudah ada pembina, kenapa pengawas yang harus memberhentikan saya. Padahal, pembina yang (berwenang) mengangkat dan memberhentikan pengurus, termasuk pengawas,” kata Nur.

Pengawas Yayasan Arema Bambang Winarno mengaku tak mengetahui pengangkatan Eddy sebagai pembina baru. “Saya betul-betul tidak tahu. Semuanya mengherankan saya,” kata Bambang.

Sebaliknya, kata Bambang, ia bersama Rendra akan terus menata komposisi kepengurusan Yayasan Arema tanpa melibatkan Muhamad Nur karena Nur memang sudah diberhentikan sementara. “Tapi, kalau saya misalnya diajak bertemu untuk membicarakan Arema ke depan, saya siap-siap saja,” katanya.

“Bersatunya" Andi Darussalam dan Muhamad Nur mengherankan banyak pihak, khususnya kalangan Aremania (suporter Arema) dan pemain. Pasalnya, sudah menjadi rahasia umum, dulu Muhamad Nur dan ADT sangat akur, tapi kemudian hubungan mereka retak. Muhamad Nur makin malas ke kantor setelah Siti Nurzanah “dipecat” oleh ADT pada pertengahan Oktober 2010.

“Semoga ada rekonsiliasi di antara mereka demi kepentingan Arema yang lebih besar ke depan. Jangan jadikan kami korban dari keegoisan mereka. Saat ini kami sudah kompak kembali,” kata seorang pemain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar