Pages

Tak ada dualisme,

MALANG -
Meski serius ingin membentuk pengurus baru, Muhammad Nur bersama kelompoknya hampir dipastikan belum memiliki hak suara dalam Kongres PSSI yang rencananya digelar di Solo, 9 Juli mendatang.
Itu akan terjadi jika sampai batas waktu pendaftaran peserta Kongres, kepengurusan versi mereka belum mendapatkan legalitas formal. Artinya, jika kepengurusan Yayasan dengan Ketua Dewan Pembinanya Eddy Rumpoko ingin hadir di Kongres, mereka harus mengantongi legalitas formal dan diserahkan kepada Komite Normalisasi.

Apalagi hingga kemarin, Komite Normalisasi yang dipercaya FIFA untuk menggelar Kongres PSSI tersebut memastikan bahwa kepengurusan Arema hingga saat ini masih belum ada update atau belum ada perubahan yang baru.
Artinya suara Arema masih tetap milik pengurus lama, dalam hal ini adalah Rendra Kresna. Meski Pembina Yayasan yang juga Presiden Klub Arema ini ‘ditinggal’ dalam proses pembentukan pengurus baru oleh M. Nur.

‘’Terkait persoalan pengurus Arema, saya tidak tahu. Itu urusan internal Arema. Saya rasa sampai sekarang (kemarin, Red.) belum ada dualisme, karena data yang masuk sampai saat ini belum ada update,’’ ungkap Joko Driyono, Plt Sekjen PSSI, kepada Malang Post, kemarin.
“Kita masih pegang data yang lama. Tapi kita berharap persoalan internal Arema itu segera tuntas, karena masih ada waktu dua minggu sebelum kongres,’’ sambung Wakil Ketua Komite Normalisasi ini, kemarin sore.

Pria yang juga CEO PT Liga Indonesia ini menyayangkan polemik yang terjadi di Arema. Meski menurutnya, itu menjadi keuntungan tersendiri bagi pemain lantaran dengan kedua belah pihak unjuk kekuatan, gaji mereka terbayarkan.
‘’Semoga persoalan ini bisa diselesaikan, karena kedepan tim Arema yang akan tersandera. Khusus untuk kongres, sampai hari ini Komite Normalisasi belum ada update, sehingga yang menjadi referensi adalah dokumen lama,’’ jelasnya.

Seperti dua kali Kongres PSSI sebelumnya, undangan selalu dialamatkan kepada Rendra Kresna. Kini bergantung Pembina Yayasan Arema yang juga Bupati Malang ini untuk memberikan mandat pada pemegang hak suara untuk Arema.
Sedangkan kemungkinan Arema bakal kehilangan hak suaranya di Kongres, menurut Joko peluangnya tipis. Kecuali persoalan internal Arema ini sudah tidak bisa diselesaikan dan benar-benar terjadi dualisme kepengurusan.

‘’Tapi untuk saat ini saya pikir masih tetap yang lama,’’ yakin Joko mengaku persiapan kongres PSSI hingga kemarin sudah sesuai dengan rencana. ‘’Dan mudah-mudah Kongres nanti berakhir dengan menggembirakan,’’ pungkasnya.
Sementara itu, terkait proses legalisasi rencana pembentukan pengurus Arema yang baru dengan Eddy Rumpoko sebagai Ketua Dewan Pembina Yayasan seperti yang disampaikan oleh Andi Darussalam Tabusala, hingga saat ini belum beres.

Setidaknya dari pengakuan notaris Benediktus Bosu SH yang diserahi untuk mengurus legalitas Yayasan Arema yang baru memastikan masih dalam tahap mempelajari berkas demi berkas Yayasan dan PT Arema Indonesia.
Menurutnya beberapa waktu lalu, proses pembentukan Yayasan tidaklah mudah dan butuh waktu. Bahkan notaris yang beralamat di Jalan Soekarno Hatta ini mengaku, minimal dibutuhkan waktu sebulan untuk membentuk Yayasan baru.

‘’Ya, kalau semua berkasnya lengkap, minimal perlu waktu satu bulan. Tapi itu juga belum tentu selesai, karena masih dikoreksi lagi, dan untuk saat ini kita masih mempelajari berkas-berkasnya,’’ sebut notaris yang akrab disapa Beni ini.
Jika semua berkas itu lengkap dan telah dipelajari, legalitas Yayasan baru itu bisa didaftarkan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manuasi. Tentu butuh waktu lebih dari dua minggu untuk mendapat legalitas Yayasan tersebut.

Andai itu benar-benar terjadi, tidak menutup kemungkinan sampai batas waktu pelaksanaan kongres, proses legalisasi yayasan itu belum juga selesai.
Meski ada kemungkinan juga, M. Nur yang merasa masih sebagai Ketua Yayasan lama melanjutkan statusnya tersebut dan bakal menjadi wakil Arema. Sekalipun versi Pengawas Yayasan, Bambang Winarno, M Nur sudah diberhentikan.

sumber malangpos,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar