Pages

Aremania Tuntut Kejelasan

MALANG-
Atas inisiatif bersama, Aremania menggelar rapat di ruang pertemuan Korwil Bululawang, kemarin siang. Meski tak seluruhnya hadir, banyak perwakilan korwil ikut ambil bagian dalam pertemuan yang membahas nasib tim Arema tersebut.

Tak hanya Aremania dari Malang Raya, korwil dari luar Malang seperti dari Madiun, Blitar dan beberapa korwil lainnya hadir dalam pertemuan itu. Sekitar 100 orang lebih Aremania duduk lesehan membicarakan persoalan yang tengah dihadapi Singo Edan.

Tembel alias Ponidi, Aremania korwil stasiun yang memandu pertemuan kemarin mengaku dialog antar Aremania ini lebih difokuskan terkait dengan kondisi krisis finansial yang mendera Arema. Khususnya jelas dua laga home terakahir Arema.

“Selama ini kita selalu dibuat bingung oleh pengurus, apalagi selama ini suara Aremania itu dibuat seperti angin lalu. Saatnya Aremania menjadi pahlawan untuk memprjuangkan tim Arema ini,” ungkap Tembel.

“Saat ini ada empat orang yang berpengaruh di Arema yaitu Pak Rendra, Pak Iwan, Pak Nur dan Pak Bambang. Lalu kenapa Pak Nur masih bersikukuh untuk bertahan di Arema, padahal investor menginginkannya mundur,” sambungnya.

Atas dasar kebingungan dan banyaknya pertanyaan menyangkut kondisi pengurus dan kelanjutan tim Arema ini, Aremania bermaksud meminta kejelasan langsung pada pengurus Arema itu. Terutama minta kejelasan dari pengurus Yayasan Arema.

“Aremania ini bingung, mau apa lagi. Kita hadir dalam pertemuan ini atas nama fanatisme dan harga diri Arema, kita ingin ada kejelasan seputar nasib tim Arema ini, kita harus temui pengurus,” sebut Naji, Aremania Klayatan.

Pertanyaan mendasar dari Aremania ini terkait kepastian masuknya investor dan kejelasan status M. Nur selaku Ketua Yayasan Arema. Lantaran keberadaan M. Nur itu disebut-sebut sebagai penghalang masuknya investor ke Arema.

“Kita datangi pengurus, kita kroscek langsung, dan kita ajak bicara baik-baik, kalau diajak bicara belum bisa, ya kita turun saja dengan aksi demo, itu pasti bisa,” ucap Antok, Aremania korwil Blitar menyampaikan pendapatnya.

Sebagian Aremania juga menyarankan ada proses hukum terkait persoalan M. Nur yang ini. Seperti Hansan, Aremania kowil Madiun ini menjelaskan, hutang dari Bank Saudara sebesar Rp 1,5 Miliar seperti yang disampaikan M. Nur bisa diproses hukum.

“Kepengursan dari Arema ini sifatnya badan hukum yang carut marut, tapi kenapa yang disalahkan itu hanya M. Nur. Apakah pengurus yang lain tidak perlu dipersalahkan,
ini suatu konspirasi,” terang Arif Gibas, Aremania Jodipanes.

Usai panjang lebar dan sempat terjadi perdebatan, Aremania akhirnya sepakat dan satu visi untuk meluruskan semua persoalan yang ada saat ini. Sebagai langkah awal, dari pertemuan kemarin ditunjuk beberapa perwakilan yang akan menemui pengurus.

Tiga orang pengurus yang menjadi target untuk ditemui Aremania adalah Rendra Kresna dan Iwan Kurniawan selaku Pembina Yayasan Arema serta Bambang Winarno sebagai Pengawas Yayasan Arema.
“Kita harus memperjuangkan Arema, apa sebenarnya yang dimau Pak Nur itu, dan bagaimana maunya Pak Bambang itu, kenapa dia tidak berani memecat Pak Nur, apa mungkin karena sungkan atau bagaiman, kita Aremania akan menemuinya,” jelas Tembel.

“Kalau sampai Arema ini bubar karena tak ada investor, kita semua yang rugi, dan kita bisa kehilangan saudara. Kita akan buat tiga utusan, menemui Pak Iwan, Pak Rendra dan Pak Bambang, karena kalau Pak Nur pasti sulit ditemui,” lanjutnya.

Lebih lanjut, Tembel menegaskan bahwa pertemuan kemarin bukanlah pertemuan pesanan atau karena ada yang menyuruh. “Pertemuan ini merupakan hati nurani Aremania, karena kita ingin memperjuangkan Arema tetap eksis,” katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar